Dana Renovasi Venue Asian Games 2018 Melonjak Tajam
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA.co.id - Kabar mengejutkan datang dari perencanaan renovasi kawasan Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) yang diumumkan melalui media sosial Instagram @2018asiangames. Akun tersebut mengunggah total anggaran yang dibutuhkan pemerintah untuk merenovasi sekitar 14 venue jelang ajang Asian Games Jakarta-Palembang 2018 mendatang.
Bagaimana tidak, dalam salah satu rincian, tertera dana sebesar Rp961,98 miliar untuk sekadar merenovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno. Padahal, jika dibandingkan dengan dana keseluruhan yang diajukan Kemenpora lalu, jumlahnya melonjak amat tinggi.
Bayangkan saja, pada September 2015 lalu, Kemenpora mengumumkan telah ditunjuk Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, sebagai penanggung jawab renovasi. Dengan kebutuhan 14 venue yang perlu diperbaiki, ketika itu anggaran yang dianjurkan hanya berkisar di angka Rp500 miliar.
(Baca juga: Ini Rincian Biaya Renovasi Venue-venue Asian Games 2018)
Sedangkan kini, total dana yang dibutuhkan untuk membenahi semua venue yang masih dalam kondisi belum layak mencapai Rp1,735 triliun. Itu berarti kenaikannya lebih dari 3 kali lipat.
"Rp500 miliar itu untuk beberapa venue, termasuk Stadion Utama, Istora Senayan, dan lain-lain. Jumlahnya 14 venue," kata Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, saat ditanya mengenai rancangan pengeluaran Kemenpora guna melakukan renovasi.
"Stadion masalah single seat, penambahan royal box, kemudian aspek jalan untuk keamanan, public utility, dan drainase. Kebutuhannya ketika itu Rp200 miliar," imbuhnya.
Sejak beberapa bulan lalu, telah diputuskan dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, jika urusan renovasi akan sepenuhnya diambil alih Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Selain berpengalaman, Kemenpupera dianggap jauh lebih mampu menyiapkan dana besar.
Ketika ditanya mengenai kebenaran foto yang diunggah di Instagram, Gatot mengaku tidak tahu. Karena sejak urusan renovasi GBK diambil alih Kemenpupera, otomatis tugas lembaganya hanya menjadi penghubung antara Kemenpupera dengan Pengurus Besar cabang olahraga yang ada di tanah air.
"Oh saya tidak tahu. Tapi, sampai hari ini, kayaknya masih berlanjut deh cabor-cabor yang akan direnovasi jadi pasien PU untuk diminta pendapatnya mengenai kebutuhannya apa saja," kata Gatot. (one)