Belum Ada Kesepakatan, Atlet PON 2024 Cabor Squash dan Taekwondo Sumut Diusir dari Hotel

Atlet Squash dan Taekwondo Sumut diusir dari Hotel San Cemara Asri Medan.(istimewa/VIVA)
Sumber :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)

Medan, VIVA  – Insiden tak mengenakan dialami atlet taekwondo dan squash Sumut yang diusir dari hotel tempat mereka menginap menjalani Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Penuh menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut.

Atlet kedua cabor itu dikabarkan diusir Hotel San Cemara Asri Medan, tempat mereka menginap menjalani Pelatda Penuh sejak 5 Agustus 2024, Kamis 8 Agustus 2024. Kini, mereka dipindahkan ke Hotel Miyana.

Total ada 41 atlet dan pelatih cabor squash dan taekwondo yang harus pindah ke Hotel Miyana. Mereka harus check out dari Hotel San Cemara Asri Medan karena pihak Dispora tak kunjung menuai kesepakatan dengan pihak manajemen hotel.

Hal ini, dibenarkan Sekretaris Pengprov Squash Indonesia (PSI) Sumut Amansyah, yang menyebutkan, persoalan tersebut karena persoalan pembayaran yang belum ada kepastian PB PON Wilayah Sumut dalam hal ini Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora).

"Pertama kamar atlet diminta untuk check out malam (Rabu, 7 Agustus 2024) itu juga. Kami bingung dan konfirmasi ke pihak petugas KONI dan PB PON. Akhirnya kami bertahan sampai pagi dan check out dari hotel pagi tadi,” ungkap Amansyah.

Berdasarkan kronologi diperoleh, para atlet, pelatih dan official pun keluar dari hotel pada Kamis pagi. Akibat hal ini, katanya, mental dan psikologis atlet pun terdampak. Namun, Amansyah yang juga pelatih Squash Sumut itu menegaskan, anak asuhnya tetap fokus.

“Sedikit banyaknya mental mereka terganggu dan down gitu. Tiba-tiba malam atlet disuruh keluar. Kita kan atlet fokusnya disuruh latihan dan waktu (PON 2024) sudah dekat. Tapi, saya bilang sama atlet tetap fokus latihan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Taekwondo Indonesia (TI) Sumut, Rahma Dewi pun membenarkan nasib yang sama atlet squash yang dialami para taekwondoin Sumut. Terpenting, katanya, menjaga psikologi atlet agar tidak terganggu atas insiden ini.

“Saya tetap menjaga psikologi anak-anak bahwasanya ambil hikmahnya semua. Kejadian tadi malam itu adalah hal biasa bagi saya, karena kita tidak menyalahkan Dispora. Bisa saja di awal terjadi hambatan. Itu yang saya breafing kan kepada atlet,” ucap Rahma saat mendampingi perpindahan atlet ke Hotel Miyana.