Minta Tambahan Atlet dan Dayung, Arung Jeram Sumut Target 4 Emas PON 2024

FAJI Sumatera Utara saat gelar jumpa pers persiapan PON 2024
Sumber :
  • VIVA/B.S Putra

VIVA Sport – Arung Jeram Sumatera Utara (Sumut) mengharapkan penambahan atlet untuk masuk dalam Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON yang sedang berjalan. Di PON 2024 Aceh-Sumatra Utara, arung jeram target 4 medali emas.

Hal itu, disampaikan Sekretaris FAJI Sumut, Erwin Riza Fahlevi di Posko Publikasi PON XXI/2024 di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumatra Utara, Senin 29 Mei 2023. Pengurus Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Sumatra Utara menargetkan bisa meraih empat medali emas.

"Kita menargetkan empat medali emas, dua dari putra dan 2 dari putri. Kita ikut dua kategori yakni R4 dan R6. Kami sudah mempersiapkan langkah-langkah menuju ke sana," kata Erwin.

PON 2024 ini menjadi spesial bagi cabor Arung jeram, yang akan pertama kali memperebutkan medali di PON XXI/2024 setelah eksebisi di Jawa Barat, dan tak dipertandingkan di Papua. Ada empat kategori yang dipertandingkan di PON 2024 ini. Yakni sprint, head to head, slalom dan down river race. Hanya saja kendalanya Sumatra Utara saat ini hanya ada 10 atlet.

Mereka terdiri dari 6 atlet pria dan 4 atlet perempuan yakni Idam Malik Sinulingga, Yahezkiel Arfin Purba, Nico Syahputra Ginting, Edika Sitepu, Kevin Aryawan Sinaga, Jhon Roy Sinaga, Giana Sonya, Nurul Haniyah Liza, Ira Kusuma Ningtyas, Mozza Arifa Pianka. Mereka mengikuti Pelatda sejak Februari 2023.

"Rata-rata mereka sudah punya prestasi di tingkat nasional. Sebenarnya kebutuhan kita 16 atlet. 8 atlet putra dan 8 putri. Kita berharap nantinya pelatda yang kedua Juni nanti ada penambahan. Karena mereka nantinya akan mengikuti semua kategori lomba," tambahnya.

Selama ini para atlet berlatih di lokasi terpisah yakni Sungai Bingei, Langkat, Sungai Tuntungan Medan untuk atlet putra dan Sungai Bah Bolon, Deliserdang untuk putri.

Dia berharap nantinya para atlet bisa di TC-kan. Bahkan diterjunkan langsung ke lokasi. Hal ini untuk mempelajari dan beradaptasi dengan lokasi arung jeram.

"Kendalanya belum terpusatnya pembentukan fisik maupun teknik atlet yang kami miliki. Tingkat beregu ini selain kekuatan fisik, teknik mendayung, berhadapan dengan alam sebenarnya. Kekompakan tim itu diperlukan," katanya.

"Selain itu juga peralatan pembentukan jasmani mungkin fitnes centre, selama ini kami berlatih di tepian sungai. Buat barbelnya masih dari kayu, batu," bebernya.

Begitu juga dengan peralatan untuk arung jeram. Salah satu yang dibutuhkan adalah dayung sebagai senjata untuk mengayuh.

"Perahu masih bisa kita pakai, tapi kita butuh dayung yang super ringan yang bisa menjadi letupan bagi atlet agar kita tidak tertinggal. Sejauh ini dayung yang ada untuk guide, beratnya bisa capai 1,5 kilogram," ucapnya.

Menurutnya beberapa daerah yang selama ini diwaspadai antara lain Jawa Barat, dan Sulawesi Tengah. Terutama untuk kategori open. Namun hal itu tak membuat Sumut gentar. Apalagi Sumut tak pernah kekurangan atlet dan potensi untuk berprestasi.

"Kita punya 14 pengcab 60 klub, belum lagi siaga bencana. Sungai Sumut berlimpah. Tentunya peluang kita besar dan kita optimis. Tinggal bagaimana membentuk atlet jadi percaya diri," tambahnya.

Sementara itu Ketua Harian FAJI Sumut, Syamsudin Tarigan mengatakan selain atlet pihaknya juga membutuhkan pelatih fisik. Hal ini karena tiga pelatih yang ada merupakan pelatih teknik.

"Degradasi semua masih mengacu fisik. Jadi selama ini pelatih merangkap. Harapan kita ke KONI Sumut memberi kita tim pelatih fisik karena kita juga perlu meningkatkan daya tahan atlet," katanya.

Sebelumnya pada Kejurnas 2022 lalu di Lampung. Di kategori R4 putra, Sumut menyapu bersih emas. Sementara putri dengan 4 perunggu. Mereka akan kembali diterjunkan ke Kejurnas 2023 nanti di Palembang untuk jadi ajang try out.

"Setelah dievaluasi kelemahan kita di fisik. Saat ini kita juga siapkan tim pelapis. Mereka kita ikutkan latihan bersama tim agar nantinya saat masuk ke pelatda tidak timpang," katanya.

Hanya saja hasil kejurnas tak bisa menjadi patokan untuk PON nanti. Apalagi venuenya berbeda.

"Di arung jeram tidak ada rekor. Tiap sungai beda karakter. Tidak ada catatan rekor tercepat. Bahkan pagi dan sore bisa beda kondisinya. Kita minta ke lokasi yang sebenarnya saja, tak perlu jauh-jauh agar bisa mempelajari kondisi arus di sana," ucapnya.

Sementara itu Pengawas dan Pendamping (wasping) dari KONI Sumut, Fahri Nasution mengatakan, progres atlet cabor arung jeram cukup baik dari pantauan yang dilihatnya.

"Semoga kita bisa menghasilkan medali. Karena memang arung jeram ini kita bisa harapkan medali. Saya lihat latihannya intensif. Mudah-mudan tes fisik kita bisa tambah atlet. 8 putra 8 putri," jelasnya.