Kisah Noura, Pemain Wanita Satu-satunya di Timnas PUBGM Mesir
- Antara
VIVA Sport – Ada yang menarik dalam laga pembuka PUBG Mobile kejuaraan esport dunia IESF Bali 14th World Esports Championship 2022. Ketika mata menyapu arena pertandingan babak penyisihan grup terlihat satu sosok perempuan berhijab berada di tengah puluhan laki-laki.
Dia adalah Noura Mohammed. Mengenakan hijab warna hitam dan kaos tim warna merah, Noura duduk di kursi paling kanan bersama tiga rekannya di tim nasional Mesir PUBG Mobile.
Memang tidak ada ketentuan bahwa tim PUBG Mobile harus seluruhnya terdiri dari laki-laki, tetapi kehadiran Noura seperti angin segar atau bahkan lentera bagi perempuan di skena esport profesional, terutama di wilayah Timur Tengah.
"Sangat sulit untuk menerima kami (perempuan) di esport di Timur Tengah... Dan, sangat sulit menerima kami (dirinya sebagai perempuan) berada di tim nasional," ujar Noura kepada Antara di sela rehat pertandingan, pekan lalu.
Ketertarikan Noura terhadap game telah ada sejak dia berusia 10 tahun. Hal itu juga yang akhirnya membuat dia akhirnya terjun ke dunia gaming di mana dia mengawali kariernya sebagai streamer.
Merekam dirinya sendiri ketika bermain game, Noura mengaku tidak pilih-pilih game. Dia bermain berbagai jenis game, mulai dari game PC, salah satunya League of Legends, juga game mobile ketika di akhirnya bertemu dengan PUBG Mobile yang mengantarkannya sebagai anggota tim nasional.
Noura mulai bermain PUBG Mobile ketika game tersebut dirilis pada 2018, sambil melakukan streaming.
Noura awalnya adalah manajer tim, namun karena seorang pemain tidak dapat ikut, dia menjadi pemain cadangan. Kepiawaiannya bermain PUBG Mobile selama empat tahun belakangan menjadi bekal untuk akhirnya bergabung bersama para pemain yang lain.
Beruntung, Noura memiliki rekan-rekan yang tidak memandang dia sebelah mata hanya karena berbeda gender.
"Mereka menerima saya dengan sangat baik. Mereka melihat saya seorang pemain yang kompeten. Esport di Mesir dan Timur Tengah tidak semuanya menerima perempuan dalam tim mereka. Tim saya yang terbaik," kata Noura.
Terganjal Stigma
Mata Noura mulai berkaca-kaca ketika berbicara soal perempuan dalam ranah esport di tempat asalnya. Menurut dia, perempuan di Mesir dan Timur Tengah memiliki potensi yang besar, namun tidak dapat menunjukkan kemampuannya karena kurangnya wadah turnamen bagi perempuan.
"Budaya kami tidak mendukung perempuan. Kamu (perempuan) harus pergi mengurus dapur yang tidak seharusnya berada di game, dalam esport," ujar Noura.
Noura dapat berkarier di dunia esport berkat dukungan dari ibu dan saudara laki-lakinya. Selain menjadi streamer, dia kerap kali menjadi pemandu acara turnamen PUBG Mobile di Timur Tengah.
Namun, Noura masih banyak mendapat omongan miring dari komunitas ketika menjadi pemain profesional, terlebih ketika dia bergabung dalam tim nasional. Mesir.
Noura bahkan harus berpikir berulang kali ketika ingin mengunggah foto bersama timnas ke media sosial mengingat komunitas esport Mesir yang belum dapat menerima dia menjadi bagian di dalamnya.
"Mereka sangat mendukung, tapi komunitas sangat buruk di Mesir," kata Noura.
Pada babak penyisihan PUBG Mobile kejuaraan esport dunia, tim Noura berhasil melakukan Winner Winner Chicken Dinner (WWCD). Dia pun percaya diri dapat bersama timnya bertahan hingga babak terakhir, menjadi yang terbaik dalam kompetisi.
IESF Bali 14th World Esports Championship 2022, yang berlangsung pada 2-11 Desember 2022, mempertandingkan enam jenis game yaitu Tekken 7, DOTA 2, Mobile Legends: Bang Bang, PUBG Mobile, eFootball 2022 dan CS:GO. Khusus untuk CS:GO akan mempertandingkan kategori CS:GO Male dan CS:GO Female.
Noura berharap federasi esport internasional IESF dapat menggelar lebih banyak nomor khusus perempuan.
Terlepas dari hal itu, Noura berpesan kepada perempuan untuk tidak takut untuk terjun ke dunia esport, dan mengabaikan komentar buruk.
"Kamu harus melakukan apa yang kamu sukai dan yang menjadi passion kamu. Jika kamu menyukai game, berusahalah untuk bisa berada di sini," kata Noura.
"Dan, untuk perempuan-perempuan saya di Timur Tengah jangan takut, budaya kita sangat sulit untuk ini tetapi jika kamu memiliki mimpi, lakukan apa pun yang Anda butuhkan untuk mewujudkan impian ini menjadi salah satu pemain di tim nasional," imbuhnya.
Isu mengenai gender di dunia esport tampaknya telah dipahami dengan cukup baik oleh IESF dengan adanya semacam divisi untuk perempuan. Federasi esport internasional itu bahkan menyelipkan program khusus perempuan bertajuk "Esports Sisterhood" untuk menyuarakan keadlian gender dalam industri esport.
Dalam sebuah sesi gelar wicara, IESF Board of Equity Diana Sutrisno menjelaskan kata keadilan gender dipilih dibanding kesetaraan gender karena keadlian berhubungan dengan keberagaman dan inklusi.
Kebutuhan yang berbeda itu pula dipahami oleh federasi esport internasional IESF dengan membuat wadah turnamen khusus bagi perempuan. Komite atlet IESF memandang para pemain perempuan akan lebih nyaman untuk berkompetisi di lingkungan yang sama dengan perempuan lain.
Hingga nantinya para pemain siap untuk berkompetisi secara profesional satu tim bersama pemain laki-laki di turnamen major di mana kemampuan atau skill yang berbicara bukan lagi jenis kelamin. (Ant)