Ultah ke-70, KOI Usung Cita-cita Tinggi buat Olahraga Indonesia

Ketua Umum KOI (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari
Sumber :
  • VIVA/Pratama Yudha

VIVA – Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) baru saja merayakan hari jadinya yang ke-70 pada 11 Maret 2022. Namun, perayaan baru dilakukan sehari setelahnya, Sabtu 12 Maret 2022.

Mengusung tema "Untuk Negeri Menembus Panggung Dunia", perayaan bertempat di Jetski Indonesia Academy, Ancol, Jakarta. Turut hadir 64 federasi nasional anggota KOI dan 1 tamu istimewa.

Momen ini sekaligus dimanfaatkan untuk mempererat hubungan dan silaturahmi informasi selepas Rapat Anggota 2022 yang belum lama ini digelar pada 8 Maret lalu.

"Ini bukan sekadar tema, tapi itu sebuah cita-cita yang ingin kami lakukan. Sebuah misi yang kami laksanakan agar sebuah cabang olahraga itu lebih eksis di dalam panggung regional, kontinental, maupun internasional," ujar Ketua Umum KOI atau Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, dalam sambutannya.

Berangkat dari tekad tersebut, NOC Indonesia pun mendorong seluruh federasi olahraga nasional agar aktif dalam menjalin komunikasi dengan federasi internasional. Tujuannya, supaya Indonesia semakin dilirik sebagai tuan rumah kejuaraan dunia.

Hal itu perlu dilakukan agar nama Indonesia semakin sering digaungkan ke seluruh belahan dunia. Terlebih, pemerintah sudah mulai menghapuskan aturan karantina bagi turis asing dan sektor olahraga. Sehingga, para penonton bisa hadir langsung ke venue. Walaupun, tetap ada syarat tertentu yang harus dipatuhi.

"Kami sudah beradaptasi dengan situasi yang ada di masa pandemi COVID-19. Selama dua tahun olahraga vakum dan setelah itu dibuka boleh mengadakan olahraga dengan melakukan batasan-batasan," kata Oktohari.

"Nah, pelan-pelan mulai dibukakan lagi boleh mengadakan olahraga dengan penonton yang terbatas. Kami harus percaya diri bahwa Indonesia juga bisa jadi tuan rumah terbaik dari event-event olahraga internasional," jelasnya.

Dan untuk memperbesar peluang agar tujuan itu terwujud, Oktohari juga mendorong supaya para pengurus cabor nasional bisa memiliki jabatan strategis di federasi internasional. Sehingga, Indonesia tak hanya jadi pengikut, tapi juga pengambil kebijakan.

"Indonesia sebagai negara populasi nomor 4 terbesar di dunia rasanya sangat pantas kalau kita ikut mengatur tata kelola olahraga dunia," tutur Oktohari.