Peran Strategis Perwosi Dalam Membangun Prestasi Olahraga Indonesia

Ketum KONI Pusat, Marciano Norman, melantik PP Perwosi
Sumber :
  • KONI

VIVA – Ketum KONI Pusat, Marciano Norman, melantik dan mengukuhkan Pengurus Pusat Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (PP.Perwosi) masa bakti 2021-2025. Kegiatan ini digelar di Kantor KONI Pusat, Kamis 17 Februari 2022.

Pada periode ini, Tri Tito Karnavian kembali mengemban amanah sebagai Ketum PP Perwosi pasca terpilih pada Musyawarah Nasional (Munas) Perwosi yang diselenggarakan 18 November 2021.

Dalam sambutannya, Marciano menegaskan bahwa Perwosi memiliki peran strategis dalam membangun peningkatan kualitas pembinaan olahraga prestasi Indonesia. Dia percaya Perwosi bisa membantu meningkatkan prestasi olahraga nasional.

“Ke depan saya harapkan lebih banyak atlet-atlet wanita Indonesia yang bisa berprestasi, tentunya apabila kita mengoptimalkan peran dari PP Perwosi, Insya Allah Indonesia akan bangkit dalam masa yang akan datang dalam setiap keikutsertaan single maupun multi event internasional,” kata Marciano Norman.

Amanah strategis juga diutarakan oleh Ketum KONI Pusat kepada PP Perwosi. Keluarga dianggap target strategis untuk melahirkan atlet-atlet hebat. PP Perwosi akan melakukan sosialisasi agar keluarga di Indonesia dapat memperkenalkan dan bahkan mendukung lahirnya anak-anak yang gemar berolahraga. Selanjutnya, anak-anak yang gemar berolahraga akan menjadi atlet yang kelak mempersembahkan prestasi untuk Ibu Pertiwi.

“Besar harapan saya, peran PP Perwosi sebagai salah satu organisasi fungsional KONI, dapat memberikan pendampingan, motivasi, dan juga menciptakan kecintaan berolahraga yang dimulai dari kalangan keluarga,“ pesan Ketum KONI Pusat.

Menanggapi harapan tersebut, Tri Tito Karnavian mengaku siap melaksanakan tugas yang diembannya. Ia paham apa yang perlu ditanamkan kepada keluarga Indonesia, yakni membuat olahraga sebagai kebutuhan.

“Kami Perwosi yang telah disebutkan tadi adalah organisasi fungsional yang ikut bersama KONI, mulai menciptakan benih atlet-atlet wanita,” ujar Tri.

“Tidak hanya sekedar untuk prestasi, tapi kita juga memotivasi para wanita dan anak-anak yang ada di keluarga Indonesia membuat olahraga (menjadi) suatu kebutuhan hidup,” tutur dia.

“Banyak orang masih menganggap bidang olahraga adalah bidang yang tidak menjanjikan, kita harus memotivasi mereka bahwa olahraga adalah suatu hal yang menjanjikan di masa depan, sehingga para keluarga mau untuk menyediakan waktu dan (bahkan) mendorong keluarganya."