Ketagihan Olahraga Ekstrem, Gadis Ini Ingin Terbang dari Gunung Gajah
- VIVA.co.id / Agustinus Hari
VIVA – Olahraga Paralayang saat ini cukup populer di masyarakat, karena melalui olah raga ini kita bisa menikmati keindahan alam dari ketinggian.
Lokasi penerbangan paralayang biasanya di lakukan dari atas bukit atau lereng gunung dengan ketinggian tertentu, sehingga selain bisa berolah raga melalui paralayang juga bisa menikmati pemandangan alam pegunungan yang pastinya menyajikan keindahan dan kesejukan udara yang berbeda.
Paralayang masuk dalam salah satu olah raga ekstrem yang membutuhkan nyali besar untuk melakukannya. Tak hanya nyali, paralayang juga membutuhkan ketepatan dalam membaca arah angin dan ketepatan dalam mengatur parasut agar bisa selama mungkin mengudara untuk mencapai tujuan.
Di Kabupaten Semarang ada seorang gadis cilik yang ketagihan paralayang, meski usianya baru 10 tahun namun pengalaman terbangnya menggunakan parasut sudah tidak diragukan lagi.
Namanya Sinya Kaori Katarina Hanoko, kelas 4 SD dengan tinggi badan 130 centimeter dan berat badan 35 kilogram, sudah ketagihan terbang paralayang sejak ia menginjak kelas 1 SD. Dan keiinginanhya untuk bisa terbang sendiri tanpa tandem akhirnya bisa terwujud saat ia berusia 10 tahun dengan menaklukkan perbukitan meteseh, Semarang.
" Untuk paralayang pertama kali saya dikenalkan oleh mama, karena mama sering terbang paralayang dan saya ikut. Sekalinya ikut saya senang banget karena diatas itu dingin dan bisa menikmati pemandangan alam yang bagus, "cerita Kaori saat dijumpai dirumahnya di Pudak Payung, Semarang Selasa 25 Januari 2022.
Ketertarikan anak kelahiran Jepang 10 tahun lalu yang merupakan putri dari pasangan Suami Istri Bondan Marutohening dengan Sinya Sundari akan paralayang memang bukan tanpa sebab. Aktifitas ibu yang merupakan ketua FASI Kab. Semarang membuat Kaori tertarik untuk menekuni olah raga ekstrim ini.
" Sebenarnya berani terbang waktu kelas 1 SD, awalnya ya takut karena kalau sudah lepas landas itu kan tinggi banget. Karena kita terbang dari atas bukit atau lereng gunung. Tapi setelah merasakan terbang saya justru pengennya terbang sendiri tidak tandem lagi, " ujarnya.
Saat ini terbang sendiri tanpa tandem sudah dilakukan oleh Kaori di area perbukitan meteseh Semarang. Dengan pendampingan pelatih dan penggunaan alat keselamatan yang tepat Kaori sudah beberapa kali terbang dan sukses mendarat dengan baik.
" Pengalaman terbang sendiri yang paling membuat deg degan itu waktu sinyal HT terganggu. Suara dari pelatih yang memandu tidak bisa terdengar dengan baik. Disitu saya tidak panik, karena kalau panik pasti akan kacau. Saya hanya mencoba mengarahkan parasut untuk bisa mendarat di tempat yang terbuka agar pendaratan bisa dilakukan, " ucappnya.
Setelah melakukan penerbangan tanpa tandem, ada satu cita-cita yang ingin dilakukan kaori yaitu terbang dari Gunung Gajah, Pemalang, Jawa Tengah.
" Nanti kalau ijin terbangnya sudah ada saya pengen sekali terbang dari gunung gajah. Karena selain memiliki udara yang dingin, pemamdangan dari gunung gajah juga sangat indah. Dulu pernah sekali terbang disana tapi tandem, nanti kalau sudah 12 tahun dan ijin terbangnya sudah ada pasti akan saya coba, " kata dia dengan semangat.
Hobi Kaori yang cukup ekstrim terutama untuk anak perempuan berusia 1o tahun tentu membuat orang tua was was saat melihat anaknya terbang diatas angkasa. Namun hal ini justru membuat orang tua kaori bersemangat dalam mendukung kegiatan anaknya tersebut terutama mendukung dari sisi keselamatan dan mendapatkan mentor yang baik.
" Semua kegiatan yang dilakukan Ai kita mendukung, termasuk paralayang. Karena termasuk olah raga yang memiliki resiko tinggi, kami percayakan pelatihan untuk dilakukan langsung oleh mentor paralayang profesional, dan mendukung secara sarana prasarana. Harapannya kedepan bisa menjadi salah satu atlit paralayang berprestasi di Indonesia, " jelas Sundari.
Sembari menunggu berusia 12 tahun dan mendapatkan ijin terbang. Saat ini Kaori juga menjalani beberapa bidang kegiatan seperti taekwondo dan menjadi drumer kelompok musik rock. (Aditya Bayu C/Antv)