Atlet Jepang Muntah di Final Jalan Cepat 50 Km Olimpiade 2020
- The Sun
VIVA – Atlet Jepang, Masatora Kawano, muntah dan terjatuh dalam perlombaan jalan cepat 50 kilometer Olimpiade Tokyo 2020.
Terik matahari yang menyengat membuat perlombaan di Sapporo Odori Park, Jumat 6 Agustus 2021 menjadi sulit.
Kawano bukan satu-satunya yang mengalami momen menyiksa pada lomba yang menguras fisik dalam suhu 31 derajat tersebut. Setidaknya lebih dari 20 persen peserta gagal mencapai finis.
Momen menarik juga terjadi ketika Erick Barrondo dari Guatemala terlihat menyiram bagian pribadinya dalam upaya untuk tetap nyaman dalam perlombaan.
Meski terjatuh, Kawano menunjukkan semangat yang luar biasa untuk menyelesaikan lomba jalan cepat 50 km Olimpiade 2020.
Dia berusaha bangkit dan menyelesaikan tugasnya. Aksi heroiknya itu membuat komentator televisi terkejut dan takjub.
Namun, harapannya untuk mendapatkan medali hilang di depan matanya dalam sekejap.
Atlet jalan cepat Polandia Dawid Tomala tampil dominan untuk merebut emas, dia finis dengan catatan waktu kurang dari empat jam yakni 3:50:08.
Sementara Jonathan Hilbert dari Jerman melintasi garis finis di posisi kedua untuk memenangkan medali perak. Sedangkan medali perunggu diraih atlet Kanada Evan Dunfee.
Selain Pandemi COVID-19, para atlet yang tampil di Olimpiade Tokyo 2020 juga menghadapi tantangan cuaca yang panas terik.
Risiko tersengat suhu panas (heatstroke) mengancam para atlet dan ribuan staf, khususnya mereka yang bertanding atau bertugas di luar ruangan.
Kawano merupakan atlet kesekian yang menjadi korban keganasan suhu di Jepang. Sebelumnya, hal serupa juga menimpa petenis putri Spanyol, Paula Badosa.
Dia melewatkan kesempatan mendapatkan medali Olimpiade 2020 karena meninggalkan lapangan di akhir set pertama perempatfinal cabor tenis perorangan wanita.
Badosa tidak berdaya dengan cuaca panas dan membuatnya kesulitan di lapangan. Dirinya dinyatakan kalah atas lawannya, Marketa Vondrousova dari Republik Ceko.
Setelah tak mampu melanjutkan pertandingan, tubuhnya Badosa langsung dibalut handuk dingin. Dia juga harus berjalan ke luar lapangan dengan dibantu kursi roda.