Hot Nine, Ambisi Ketum POBSI Kembalikan Gairah Biliar Indonesia

Hot Nine Billiard Tournament, Poppy Puspita (kanan) dan Nony Krystianti Andilah
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – PB POBSI melakukan gebrakan untuk mengembalikan popularitas olahraga biliar di Tanah Air. 

Kini, biliar kembali naik ke permukaan dan dapat disaksikan secara luas oleh masyarakat Indonesia dengan adanya turnamen biliar putri Hot Nine.

Ketua Umum  POBSI Hary Tanoesoedibjo mengatakan dirinya punya kewajiban moral untuk  mengangkat biliar yang pamornya sempat redup.

"Ditayangkan di TV, jadi bisa ditonton siapa saja. Saya angkat juga di social media, di streaming. Kita ada OTT streaming service, jadi masyarakat bisa nonton di televisi atau melalui Internet," kata Hary dalam rilisnya yang diterima VIVA.

Hary berharap Hot Nine Billiard Tournament bisa membangun awareness masyarakat terhadap biliar, sehingga ke depan olahraga ini diharapkan bisa menjadi industri yang menjanjikan.

Turnamen ini diikuti 16 atlet putri dari berbagai daerah: Nony Andilah, Poppy Puspita, Tisa Anggun, Anita Kanjaya dan  Dini Handayani dari Jawa Barat,  Fathrah Masum, Desi Aristia, Fanny Lestari dan  Aldita Rizky dari  Jakarta.

Kemudian Angeline Ticoalu dan Vinda Marthatilova dari Jawa Tengah,  Naya Ticoalu dari Kalimantan Selatan, Silviana Lu dari Papua, Putrini Sianturi dan Echa Sudharto dari Banten dan Rini Nasution dari Sumatra Utara.

Turnamen menggunakan format race to 3 yakni mencari tiga point kemenangan. Pertandingan ini relatif pendek jika dibandingkan dengan pertandingan-pertandingan open turnamen umumnya. 

Biasanya race 5, race.6, race.7. Namun ini menarik karena pemain harus waspada mulai dari awal agar tidak melakukan kesalahan fatal. 

Di hari pertama pada Sabtu 6 Februari 2021, yang disiarkan langsung oleh INews Atlet biliar dari Jawa Barat, Nony K. Adillah menundukkan rekan sedaerahnya, Poppy Puspita dengan skor telak 3-0.

Nony tidak mengalami kesulitan berarti dalam mengatasi perlawanan Poppy. Pada gim pertama Nony unggul 1-0 setelah berhasil memasukkan sisa bola setelah Poppy gagal memasukkan bola. 

Di game kedua Nony terlihat sangat mudah memasukan sembilan bola dan menambah keunggulan menjadi 2-0. 

Akhirnya Nony menutup pertandingan yang dipimpin wasit Santos Edson dan Direktur Pertandingan Edward L. Toruan ini dengan kemenangan 3-0.

Nony bersyukur bisa bermain dengan baik dan meraih kemenangan. Ia mengaku benar-benar menyiapkan diri dengan baik untuk menghadapi Hot Nine ini dan senang itu membuah hasil. Ia juga menilai lawannya tidak bermain maksimal dan grogi.

“Saya berusaha melakukan yang terbaik. Untuk menghadapi event Hot Nine ini saya benar-benar menyiapkan diri. Poppy sudah berusaha melakukan yang terbaik. Harus berlatih dan lebih percaya diri," kata Nony.

“Dengan adanya event Hot Nine ini menjadi wadah untuk kami para atlet biliar wanita mengasah, mempertajam dan  menambah jam terbang kami agar kami mampu bersaing di tingkat internasional," sambungnya.

Nony dan Poppy sama-sama atlet putri berprestasi dan menjadi andalan Indonesia. Nony Krystianti Andilah adalah andalan di divisi pool putri. Ia meraih  Medali Emas Kejurnas 2017, Juara 1 Pepi Cup 2017, Semifinal Lion Cup Singapore 2019, Quarter Final All Japan Championship 2018 dan Medali Perak Sea Games 2019.

Poppy  menyabet Medali Emas Double Putri 10 Ball Porda Jabar 2018, Medali Perak 10 Ball Single Putri Porda Jabar 2018, Medali Perak 10 Ball Double Mix Porda Jabar 2018, Medali Perunggu 15 Ball Single Putri Porda Jabar 2018, Medali Perunggu Double Mix 9 Ball Porda Jabar 2018 dan Juara 2 Open  Women Double.

Di pertandingan kedua pada Minggu 7 Februari akan saling berhadapan Silviana Lu dari Papua dengan Rini Nasution dari Sumatra Utara.

Keduanya adalah atlet dengan sejumlah prestasi. Silviana Lu, atlet berusia 22 tahun  Runner Up  Rama 10 Ball Open di Jogja tahun 2020,  Runner Up  10 Ball Open di Semarang tahun 2020,  Medali Perunggu Sea Games 9 Ball Woman Double tahun 2019, 2 Medali Emas PON Jawa Barat tahun  2016,  Medali Perunggu  PON Riau tahun 2012.

Sedangkan Rini Nasution  berusia 37 tahun dari Sumatra Utara  adalah peraih Medali Emas di Kejurnas tahun 2017, dan Medali Perak di Kejurnas  tahun 2018.