China dan Hong Kong Diuntungkan, Goh Liu Ying Protes Sikap BWF
- IG Goh Liu Ying
VIVA – Pebulutangkis Malaysia, Goh Liu Ying menganggap sistem terbaru menuju Olimpiade 2021 Tokyo yang dibuat oleh Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) tidak adil. Karena itu cuma menguntungkan ganda campuran dari China dan Hong Kong.
Sistem baru yang jadi sorotan Liu Ying adalah pemberian poin kepada tim China dan Hong Kong yang absen di Badminton Asia Team Championships (BATC) 2020 di Manila, Filipina. Mereka akan diberikan poin saat tampil di Badminton Asia Mixed Team Championships (BAMTC) 2021.
(Baca juga: Kualifikasi Olimpiade 2021 Diubah, Ganda Campuran Indonesia Terancam)
Menjadi tidak adil bagi ganda campuran negara lain karena saat BATC lalu, sektor mereka tidak dipertandingkan. Tentu saja Liu Ying yang berpasangan dengan Chan Peng Soon merasa begitu dirugikan.
"Chan Peng Soon dan saya tidak bermain di Manila, begitu juga dengan ganda campuran lainnya. Sekarang BWF memberikan China dan Hong Kong kesempatan mendapatkan poin Olimpiade, dan itu akan menguntungkan mereka," ujar Liu Ying, dikutip dari The Star.
Untuk lolos ke Olimpiade 2021 Tokyo, akan diambil delapan ganda campuran yang ranking-nya tertinggi. Saat ini Chan Peng Soon/Goh Liu Ying menempati urutan ketujuh.
Dikatakan Liu Ying, ganda campuran Malaysia masih ngotot untuk mendapatkan slot maksimal di Olimpiade 2021 Tokyo, yakni dua pasangan. Selain dia, masih ada lagi yang punya peluang, yakni Goh Soon HUat/Lai Shevon Jemie yang kini ada di urutan 11.
(Baca juga: Sistem Terbaru Kualifikasi Olimpiade 2021 untuk Bulutangkis)
"Dengan persaingan menuju Olimpiade yang sebentar lagi, setiap kualifikasi amat penting. Kami akan coba mendapatkan dua tempat ganda campuran," imbuhnya.
Namun, dengan adanya sistem baru dari BWF, ganda campuran Hong Kong, Tan Chun Man/Tse Ying Suet punya keuntungan. Mereka kini di urutan sembilan, dan itu jadi saingan Liu Ying.
"Pasangan top Hong Kong sekarang ada di urutan delapan. Jika mereka bermain di BAMTC, mereka akan mendapat kesempatan menambah poin. Saya pikir itu tidak adil," tuturnya.