Protokol Kesehatan Olahraga, Menpora Cari Referensi dari Luar Negeri
- instagram.com/kemenpora/
VIVA – Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali menggelar pertemuan dengan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), NOC (Komite Olimpiade Indonesia), dan FORMI (Forum Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) secara virtual, Jumat, 29 Mei 2020. Dalam pertemuan tersebut membahas soal persiapan protokol olahraga di era new normal.
Dalam pertemuan itu, tidak hanya membahas soal protokol kesehatan baru, terkait kompetisi, pemusatan latihan dan juga kegiatan olahraga masyarakat. Amali menegaskan, dalam persiapan protkol olahraga di era new normal tersebut, pihaknya tetap berpatokan dengan panduan yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas COVID-19.
Di sisi lain, pemerintah juga akan mengadopsi referensi dari negara-negara di luar negeri yang sukses tetap menjalankan kegiatan olahraga meski di tengah pandemi virus corona. Referensi tersebut nantinya akan disesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia.
"Kita akan adopsi referensi dari panduan-panduan negara lain. Minimal negara Asia Tenggara, seperti Vietnam bagaimana mereka bisa mengatur olahraga di tengah pandemi virus corona. Nanti kami akan adopsi dengan kondisi yang ada di Indonesia," kata Amali.
Menurut Amali, tantangan terberat adalah nantinya adalah soal kedisplinan. Amali tidak ingin kegiatan olahraga menjadi bumerang.
"Kita harus sangat hati-hati benar, jangan sampai jadi bumerang. Jangan sampai justru sebaliknya kegiatan olahraga jadi kluster baru penyebaran virus corona," tambahnya.
Sementara itu, Presiden Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari mengatakan, penentuan petunjuk pelaksaan kegiatan olahraga ini akan menjadi tantangan yang cukup berat. Oleh karena itu membutuhkan referensi dari negara-negara yang masih menyelenggarakan kegiatan olahraga dengan menetapkan protokol yang ketat.
Okto mengatakan, dari IOC (Komite Olimpiade Internasional) sudah mengirimkan surat terkait dengan referensi dan medis untuk menyelenggarakan kegiatan olahraga di tengah pandemi virus corona. Dokumen tersebut memberikan daftar risiko dan mitigasi COVID-19 untuk digunakan oleh tuan rumah dan penyelenggara kegiatan massal.
"IOC sudah mengirimkan surat pada 8 Mei lalu. Isinya ada referensi dari Komisi Medis dan ilmiah IOC bagaimana penilaian risiko WHO untuk acara dan pertimbangan olahraga untuk federasi olahraga/penyelenggara acara olahraga ketika merencanakan pertemuan massal dalam kontek COVID-19," kata Okto.
"Kompilasi dengan petunjuk khusus dari negara lain perlu jadi panduan ketika kita mengikuti even-event nasional, regional, internasional dan dunia. Sudah ada masukan dari beberapa cabang olahraga, salah satunya dari triathlon," tambahnya.
Okto pun berharap, cabang-cabang olahraga lain juga segera berkoordinasi dengan federasi internasionalnya. Sebab masukan dari federasi internasional sangat dibutuhkan untuk nantinya diajukan sebagai referensi bagi pemerintah.
Baca juga: