Lukman Niode Sudah Curi Perhatian Sejak Kecil
- Twitter/@richardbera
VIVA – Lukman Niode meninggal dunia pada 17 April 2020 di usia 56 tahun. Sosok yang inspiratif bagi perenang muda Indonesia lainnya, karena semasa aktif dia banyak menyumbangkan prestasi gemilang.
Dua medali emas SEA Games dia raih. Lalu delapan perak Asian Games, dan yang terakhir berhasil menembus babak semifinal Olimpiade 1984 Amerika Serikat.
(Baca juga: Anindya Bakrie: PB PRSI Senang Punya Seorang Lukman Niode)
Idrus Niode, kakak dari pria yang akrab disapa Luki itu bercerita dalam acara diskusi virtual yang digelar PB PRSI. Sejak dari kecil, adiknya itu sudah mencuri perhatian ketika berada di kolam renang.
Berawal dari ikut kakak-kakaknya latihan di kolam renang Cikini bersama klub Tirta Kencana, tanpa ada yang melatih, Luki sudah berenang sendiri.
"Orang tua kami dulu, punya prinsip, just keep the children from the street, tidak main layangan, tidak jalan-jalan di luar. Jadi kami sering ke pantai, lalu akhirnya dibawa ke kolam renang Cikini untuk berenang-berenang saja," kata Idrus, Kamis 23 April 2020.
"Akhirnya kami diajak oleh salah satu pelatih di Tirta Kencana untuk bergabung. Nah, Luki saat itu tanpa ada guru dan pelatih sudah berenang di kolam kecil dan tidak tenggelam," imbuhnya.
(Baca juga: Lukman Niode Meninggal Dunia, PB PRSI: Dia Perenang Terbaik Indonesia)
Kejadian menarik berikutnya terjadi di PON ke-7 Surabaya. Luki membuat salah satu pelatih kontingen DKI Jakarta terkejut melihat ada anak kecil berenang sendirian di kolam yang dalam, tempat tim polo air sedang latihan jelang bertanding.
"Luki masuk ke kolam renang yang dalam, waktu itu akan bertanding polo air. Tim Jakarta sedang latihan lalu Luki berenang sampai ada pelatih bertanya itu ada anak kecil siapa. Dari situ awal mula dia jadi suka renang dan berjuang," tutur Idrus.