Lupakan Sejenak Virus Corona, Ada 'Duel' Muhammad Ali vs Holyfield
- NBC News
VIVA – Dua legenda tinju dunia, Muhammad Ali dan Evander Holyfield tak pernah bertemu di atas ring. Sebab, keduanya beda generasi. Tapi, rasa penasaran pecinta olahraga tinju tentang bagaimana jika kedua petinju itu bertarung sedikit terjawab.
The World Boxing Super Series (WBSS), menggelar Turnamen eBoxing untuk menghibur pecinta tinju yang saat ini terpaksa berdiam diri di rumah karena pandemi virus Corona.
WBSS mempertandingkan para legenda tinju, dan pertarungan pertama adalah Muhammad Ali melawan Evander Holyfield. Duel keduanya disaksikan oleh lebih dari 150 ribu penonton. Semua karakter yang dimiliki dua petinju tersebut dimasukkan ke dalam simulasi duel itu.
Holyfield pernah mengakui bahwa Ali merupakan petinju yang kuat dan memiliki pukulan yang cepat. Namun, dia juga menyebut bisa mengalahkan Ali. Tapi, dalam pertarungan eBoxing EA Sports 'Fight Night Champion' semuanya terjawab.
Baca Juga: Kedahsyatan Pukulan Mike Tyson, Anginnya Saja Bikin Jagoan WWE Gila
Holyfield mengawali pertandingan dengan agresif. Dia berhasil mendaratkan pukulan bersih di wajah Ali. Ali tampak terguncang setelah kombinasi brutal dari The Real Deal di ronde kedua. Namun, petinju Amerika Serikat yang dijuluki The Greatest itu, bangkit dan menjatuhkan lawannya di ronde kelima.
Holyfield sempat bangkit setelah wasit memberikan hitungan, Akan tetapi, Ali membuat Holyfield terhempas ke kanvas lagi dan memenangkan pertandingan.
"Setelah pertarungan yang disimulasikan, Ali menyindir Holyfield. "Saya muda, saya tampan dan saya cepat. Jika anda bermimpi mengalahkan saya, anda lebih baik bangun dan meminta maaf," sebut Ali dalam pertandingan simulasi itu.
Ali mengakhiri karir tinju profesionalnya pada 1981. Secara keseluruhan, Ali menjadi juara dunia kelas berat di tiga kesempatan berbeda, dan sukses mempertahankan gelarnya itu selama 19 kali. Selama kariernya, Ali bertanding sebanyak 61 kali dengan catatan kemenangan 56 dan 37 di antaranya menang KO, serta lima kali kalah.
Ali meninggal pada 3 Juni 2016. Ali menderita gangguan pernapasan, sebuah kondisi komplikasi yang disebabkan oleh penyakit Parkinson yang dideritanya.
Chief Executive Officer Boxing Super Series eWorld, Kalle Sauerland, senang dengan penampilannya. "Pertarungan pertama yang ganas untuk membuat kita terhibur," ucapnya, dikutip The Sun.
Sauerland menjelaskan pertandingan selanjutnya akan mempertemukan Lennox Lewis melawan Joe Frazier, kemudian Mike Tyson menghadapi Butterbean.
Baca Juga:
Mike Tyson dan 5 Petinju Paling Licik di Dunia