Virus Corona Tunda Banyak Kualifikasi, Jepang Ngotot Gelar Olimpiade

National Stadium Tokyo, tempat pembukaan Olimpiade 2020
Sumber :
  • Japan Today

VIVA – Kualifikasi Olimpiade 2020, Tokyo, kembali mengalami penundaan karena penyebaran virus corona COVID-19. Terbaru, Federasi Basket Dunia (FIBA) menunda kualifikasi basket 3x3 Olimpide 2020.

Sejatinya, kualifikasi basket 3x3 menuju Olimpiade digelar pada 18 hingga 22 Maret 2020, di India. Namun, demi mencegah penyebaran virus corona, FIBA memilih untuk menundanya. Begitu laporan MontSame.

Penundaan berbagai kualifikasi Olimpiade sejatinya bisa saja membuat agenda pesta olahraga terbesar dunia itu, berantakan.

Namun, pemerintah Jepang hingga kini menegaskan Olimpiade 2020 berjalan sesuai rencana. Bahkan mereka sudah memastikan hajatan torch relay akan dilaksanakan pada 26 Maret 2020, di Fukushima Prefektur yang berjarak 250 kilometer dari Tokyo.

CEO Olimpiade 2020, Toshiro Muto, menegaskan tak ada membahas secara lanjut, rencana penundaan. Muto justru menyatakan pihaknya sedang fokus dalam hajatan torch relay jelang Olimpiade 2020.

"Kami tak membahas sama sekali soal penundaan. Kami akan menyusun sejumlah skema, agar suporter yang ingin menyemarakkan acara ini, bisa bekerja sama demi mencegah penyebaran infeksi virus corona," kata Muto dikutip Japan Today.

Sementara itu, Menteri Olimpiade Jepang, Seiko Hashimoto, menyatakan satu-satunya pihak yang bisa menunda Olimpiade 2020 hanyalah Komite Olimpiade Internasional (IOC). Andai IOC meminta Olimpiade 2020 ditunda atas alasan pencegahan penyebaran virus corona, bisa jadi pihaknya mengambil opsi ekstrem tersebut.

"IOC yang punya hak untuk menunda pertandingan, jika mereka memutuskan. Ini bisa diartikan, pertandingan ditunda di tahun yang sama," ujar Hashimoto.

Sejatinya, sudah tiga kali Olimpiade di era modern ditunda. Semua disebabkan oleh perang.

Kejadian luar biasa seperti wabah virus corona bisa saja membuat Olimpiade 2020 kembali ditunda. Namun, sampai sekarang, IOC masih meminta saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).