Dampak Virus Corona, Sirkuit Mematikan Mau Gantikan China Gelar GP F1

Boneka biru raksasa di GP China
Sumber :
  • http://f1.gpupdate.net

VIVA – Grand Prix Formula 1 seri Shanghai, China, di 2020 resmi ditunda. Keputusan diambil menyusul situasi yang masih belum kondusif di China terkait penyebaran virus corona.

Sampai sekarang Federasi Olahraga Balap Dunia, FIA, belum memutuskan kapan balapan tunda digelar. Kondisi ini pun dimanfaatkan oleh sejumlah pihak.

Salah satunya adalah Pengelola Sirkuit Imola. Presiden Sirkuit Imola, Uberto Selvatico Estense, menyatakan venue yang dikelolanya siap menggelar balapan F1.

Memang, menurut Uberto, akan sangat ekstrem jika langsung menentukan Imola jadi venue pengganti Shanghai. Sebab, persiapan seharusnya sudah dilakukan jauh-jauh hari.

Namun, Uberto menegaskan, Imola sudah layak untuk menggelar balapan F1.

"Kami sudah membuat homologasi untuk F1. Bangunan untuk garasi sudah bagus. Saya rasa, kami akan sedikit mengalami kerepotan dalam urusan pelayanan. Tapi, kami bisa memperbaikinya dengan cepat, jika dibutuhkan," kata Uberto dilansir AutoSport.

Dua hal yang jadi kendala, disebutkan Uberto, adalah terkait logistik dan isu komersial. Ini merupakan faktor eksternal yang bisa saja menggagalkan Imola untuk menggantikan Shanghai dalam menggelar balapan F1.

Sebab, pastinya sudah ada berbagai macam dokumen bea dan cukai, hingga kesepakatan dengan partner terkait balapan sepanjang musim 2020.

"Bagai misi mustahil. Tapi, mengapa tidak? Apa pun bisa jadi mungkin, jika Liberty mau. Saya seorang pemimpi! Saya selalu bermimpi, kesempatan ini akan datang. Tapi benar, memang sulit," jelas Uberto.

Sirkuit Imola terkenal sebagai yang paling mematikan di dunia. Sirkuit yang dimiliki Ferrari ini, pernah merenggut nyawa dua pembalap F1, Roland Ratzenberger dan Ayrton Senna.

Karakter tikungan yang tajam, menjadi sebab, mengapa sirkuit ini begitu mematikan. Selain dua nama di atas yang tewas, masih banyak lagi pembalap yang celaka. Bahkan dalam periode 1987 hingga 1992, empat pembalap hampir saja meregang nyawa di sana.