Jelang Berlaga, Menpora Malah Pangkas Target Kontingen SEA Games 2019

VIVA – Persiapan kontingen Indonesia menuju ajang SEA Games 2019 telah menuju tahap akhir. Menpora Zainudin Amali bahkan memaparkan kondisi kesiapan skuat Merah Putih yang akan berlaga di pesta olahraga Asia Tenggara ke-30 di Filipina yang akan berlangsung  30 November – 11 Desember 2019.

Bertempat di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, Menpora didampingi Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto serta Chief de Mission (CdM) SEA Games 2019, Harry Warganegara menemui para wartawan dalam sesi konferensi pers, Kamis 14 November 2019.

Sejumlah aspek pun turut disinggung dan dijelaskan Menpora, termasuk finalisasi target raihan medali serta jumlah anggaran yang diperlukan. Menpora ingin memperbaiki peringkat perolehan medali Indonesia dari SEA Games 2017 di peringkat ke-5, maka untuk 2019 kali ini agar bisa lebih baik lagi.

“Per siang ini, kondisi kita sudah dalam kondisi yang siap. Jika ditanya target, kita mau lebih baik dari SEA Games tahun 2017 di Kuala Lumpur. Kalau lebih baik berarti peringkatnya harus diatas dari yang kemarin,” ungkap Zainudin Amali terkait penegasan target kontingen Indonesia.

Semula Kemenpora yang menargetkan bisa meraih 50 medali emas, kini jelang menit-menit akhir keberangkatan menuju arena laga justru memberi “diskon” hingga targetnya pun menurun jadi hanya 45 medali emas saja. Lalu apa sebenarnya alasan penurunan target tersebut?

“Kalau mau ditanya berapa target, perkiraan yang sudah dilaporkan kepada kami sekitar di atas 50an medali emas. Tapi kita diskon lagi, karena ada margin error karena kita nggak tahu kita bukan bermain di Indonesia atau Jakarta,” jelas Menpora

“Hal-hal non teknis yang tidak kita duga atau kita perkirakan sebelumnya itu bisa saja muncul di lapangan nanti maka setelah saya memastikan pada CdM tadi, kira-kira sekitar 45an medali emas,” ujar Zainudin Amali.

Pada SEA Games 2019 di Filipina kali ini, Indonesia akan menurunkan 837 atlet dari 51 cabang olahraga dengan komposisi hampir 60 persen adalah atlet muda potensial yang juga mempersiapkan diri menuju Olimpiade Tokyo 2020 dan 40 persen lagi adalah atlet yang lebih senior dan berpengalaman.

Laporan: Febrika Indirawati