Indonesia Kembali Gelar Kejuaraan Balap Sepeda Asia Setelah 10 Tahun

Atlet Paracycling M Fadli dan Direktur Operasi Jakpro, Wahyu A Harun (kiri).
Sumber :
  • ATC 2019

VIVA – Kejuaraan balap sepeda bertajuk Asian Track Championships (ATC) 2019 akan digelar pada 8-13 Januari 2019 di Jakarta International Velodrome (JIV),
Rawamangun, Jakarta. Sedikitnya 297 pembalap putra-putri termasuk pembalap paracycling dari 16 negara peserta bertanding. 

Ajang ini digelar PB ISSI bekerja sama dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Kali terakhir Kejuaraan Asia ini digelar di Indonesia 10 tahun lalu pada
Kejuaraan Balap Sepeda Track di Velodrome Tarakan, Kalimantan Timur.

"Ini adalah perhelatan pertama PB ISSI di Jakarta International  Velodrome setelah Asian Games dan Asian Para Games 2018 lalu. Para peserta akan
mendapatkan poin UCI dan diharapkan bisa memunculkan pembalap-pembalap tangguh asal Indonesia. Lawan yang dianggap cukup berat antara lain Jepang,
China dan Korea Selatan," kata Ketua Panpel ATC 2019, Paramana Nugraha, dalam rilisnya kepada VIVA. 

Paramana menambahkan, ajang internasional ini menjadi bagian pengumpulan poin untuk Olimpiade Tokyo 2020.  Perhelatan ini pun masuk rangkaian acara
Para Asian Track Championships ke-8 dan Junior Track Championships ke-26. 

Sedianya pembalap paracycling Muhammad Fadli yang pernah meraih medali emas Asian Para Games 2018 lalu, ikut bermain. Fadli bertanding di nomor Individual Pursuit 4.000m dan Sprint Team 750m. Turut bertanding juara dunia 2017 dari Malaysia nomor Keirin, Mohd Azizulhasmi Awang.

Sementara itu, Direktur Operasi Jakpro, Wahyu A Harun mengatakan, pihaknya berbangga bisa berperan aktif di ATC 2019 mengingat perhelatan bertaraf internasional ini untuk kali pertama dimainkan di JIV yang dikelola Jakpro. "Kami bangga bisa berpartisipasi di ATC 2019 di Jakarta International Velodrome ini
yang sempat jadi lokasi tanding Asian Games dan Asian Para Games lalu. Technical standart JIV setara dengan empat velodrome terbaik dunia dan memiliki sertifikat standar dari organisasi balap sepeda dunia, UCI," kata Wahyu. 

Dia menambahkan, JIV dibangun dengan akses penuh untuk kaum difabel, termasuk ruang ganti, toilet dan fasilitas lainnya. Wahyu berharap, kerja sama dengan PB ISSI terus berlanjut dan dapat menggelar lebih banyak lagi kegiatan sepeda internasional di JIV.

Dalam kesempatan yang sama, Fadli mengaku persiapan mengikuti ATC 2019 sudah maksimal. Kendati waktu persiapan hanya dua bulan, dia optimistis berlaga dengan optimal.

"Persiapannya memang lebih berat dari APG 2018 lalu. Di sini hanya dua bulan saja, tetapi ada peningkatan speed dan power yang cukup signifikan. Hanya saja kami tidak lakukan simulasi, karena dikhawatirkan power akan habis saat bertanding nanti," kata Fadli. 

Mantan pembalap motor nasional ini juga mengatakan, tampil di ATC 2019 untuk mendapatkan poin UCI untuk slot di Paralympic Tokyo 2020. "Saya baru dapat poin di APG lalu. Di ATC ini saya fokus untuk poin UCI," imbuhnya.