Kronologis Pendaki Meninggal di Papua Usai Kejatuhan Batu
- VIVA/Banjir Ambarita (4-11-18)
VIVA – Jenazah pendaki Puncak Carstenz Papua yakni Andika Pratama berhasil dievakuasi dari lokasi ke Kota Timika, Minggu 4 November 2018. Korban meninggal dunia setelah kejatuhan batu di Puncak Carstenz. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Polda Papua, Ahmad Mustofa Kamal.
“Dari keterangan rekan almarhum yakni Yosua Noya yang pada saat kejadian ada di sekitar lokasi insiden, meski tidak melihat langsung. Kejadian tersebut terjadi pada hari Sabtu tanggal 3 November di titik pertama pemasangan tali. Dalam setiap pendakian biasanya para pendaki melakukan aklimatisasi, dan memang lokasi tersebut dikenal sebagai daerah rawan runtuhan/longsoran,” ungkap Kamal Minggu 4 November 2018
Saat kejadian, posisi korban sedang turun dan pada saat itu rekannya, Yosua sedang dalam perjalanan naik.
“Namun karena mendengar teriakan minta tolong dari rekannya yang lain yakni Arlen (satu tim dengan korban), kemudian Yosua langsung menuju lokasi dan selanjutnya bersama Arlend dan tamu WNA, Scoot Haluk langsung membawa korban yang sudah tidak sadar ke Lembah Kuning.
Selanjutnya, pendaki yang masih berada di Base Camp langsung menghubungi Sofyan (rekan korban yang tinggal/standby di Timika) melalui Hp satelit. “Mendapat informasi tersebut, Sofyan selanjutnya melaporkan kejadian tersebut dan dilakukan koordinasi dengan Heli Carter jenis Komala di bandara Moses Kilangin Timika guna mengevakuasi korban,” ucapnya.
Pada saat helikopter dalam perjalanan untuk melakukan upaya evakuasi oleh agen dari CV Cesta Adventure, cuaca tiba-tiba berubah menjadi buruk, sehingga proses evakuasi di lanjutkan Minggu 4 November.
Pada evakuasi lanjutan, Minggu 4 November, helikopter Fly Comala yang berhasil mendarat di lokasi lalu membawa jenazah Andika Pratama dan 2 rekan sesama pendaki yang selamat yakni Aren dan Brury Sondak.
Jenazah Andika Pratama lalu dibawa ke RSUD Mimika untuk dilakukan pemeriksaan luar oleh petugas medis. Selanjutnya jenazah dimandikan, dikafani kemudian diformalin dan dimasukkan ke dalam peti jenazah.
Berdasarkan keterangan dua rekan korban, peristiwa itu murni kecelakaan, di mana, korban kejatuhan batu. “Dari keterangan dua pendaki lain, korban sempat berteriak minta tolong saat batu menimpa wajahnya,” ucap Kamal.