3 Atlet Paralayang yang Berada di Pantai saat Tsunami Belum Ditemukan

Suasana bibir pantai Taman Ria yang rata usai diterjang tsunami di wilayah Talise, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Minggu, 30 September 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Wakil Bidang III Humas Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (PB FASI), Tagor Siagoan mengatakan pihaknya masih menunggu kabar lanjutan dari hilangnya tujuh atlet paralayang di Palu, Sulawesi Tengah. Kesemuanya masih dalam tahap pencarian usai gempa dan tsunami menerpa pada Jumat 28 September 2018.

Dikatakan Tagor, sebanyak tiga atlet dideteksi berada di pantai sesaat sebelum tsunami datang. Sedangkan empat lagi berada di Hotel Roa Roa yang bangunannya ambruk.

"Memang dari tracking handphone, yang tiga orang dari Manado ada di pantai. Sisanya empat orang, termasuk yang dari Korea Selatan ada di hotel. Tiga lainnya dari Malang," tutur Tagor.

Para atlet tersebut berada di Palu untuk mengikuti kejuaraan Indonesia Open Paragliding Palu Nomoni di Arena Paralayang Nomoni Pegunungan Salena. Total ada 32 atlet yang ambil bagian, dan tiga di antaranya dari luar negeri.

Dikatakan Tagor, sebagian atlet paralayang yang selamat sudah kembali ke Malang. "Yang kembali bersama saya ke Malang itu sisanya yang selamat," imbuhnya.

Tagor terus berkomunikasi dengan Djoko Bisowarno, Kapordiga Gantolle dan Paralayang. Mereka berharap proses pencarian di Hotel Roa Roa yang terhambat karena tidak ada alat berat bisa segera dapat solusi.

"Di sana ada Paskas TNI AU yang ikut evakuasi, jadi kami menunggu kabar dari mereka. Karena Ketua Umum FASI, Yuyu Sutisna kan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, jadi kita tinggal menanti saja," tuturnya.