Incar Emas Sepatu Roda, Indonesia Berharap Bantuan Cuaca

Sepatu Roda Indonesia di Asian Games 2018
Sumber :
  • Sadam Maulana

VIVA - Kontingen Indonesia berpotensi meraih medali emas di hari ke-13 Asian Games 2018, Jumat, 31 Agustus 2018. Peluang menambah pundi-pundi emas ada di cabang olahraga Sepatu Roda yang digelar di Rollersport, kompleks Jakabaring Sport City, Palembang.

Pelatih Sepatu Roda Indonesia, Faisal Norman mengungkapkan, meski secara kualitas masih di bawah Korea dan Taiwan, namun kesempatan Indonesia menjadi juara sangat terbuka lebar.

Faktor cuaca yang cukup panas di Palembang dianggap sebagai sebuah keuntungan, mengingat atlet sepatu roda Indonesia memiliki daya tahan tubuh yang cukup baik.

"Jujur saja power kita memang masih kalah dibanding Korea dan Taiwan, tapi kita akan coba siasati dengan daya tahan, adaptasi dengan cuaca yang panas di sini, dan penguasaan racing line yang baik," ungkap Faisal.

Menurut Norman, Korea, Taiwan dan China menjadi lawan yang berat karena menurunkan juara dunia pada ajang Asian Games kali ini. Meski cukup berat, namun dia merasa tertantang untuk memotivasi pemainnya untuk tampil lebih baik.

"Melawan juara dunia tentu menjadi sebuah tantangan yang menarik. Mumpung kita bermain di rumah sendiri, semoga ada berkah di sini," ujar Norman.

Sebagai tuan rumah, Indonesia akan menurunkan empat atlet. Muhammad Oky Andrianto, Tias Andira (putra), Salam Falya Niluh Heryadie, dan Alifia Meidia Namasta (putri), akan turun di nomor 20 kilometer putra dan putri, bersaing dengan 16 peserta dari 9 negara yang ambil bagian.

Sebelum memulai pertarungan, atlet Sepatu Roda Indonesia masih menyempatkan menggelar latihan. Norman mengaku kalau asuhan sudah siap tempur memperebutkan medali emas.

Di hari terakhir latihan itu, keempat atletnya juga sudah melakukan penentuan pemilihan roda yang cocok untuk dipakai tanding.

"Soal target satu emas untuk cabang ini, kami berharap agar bisa terwujud. Terlebih di nomor 20 kilometer Eliminasi Putra," kata dia.

Para atlet mendapat bekal dengan latihan selama dua bulan sejak Maret hingga Mei 2018 di Geisingen, Jerman. Mereka juga sempat mengikuti Kejuaraan Dunia sebelum menjalani latihan di Jerman dengan hasil cukup memuaskan, bertengger di peringkat 19.

"Anak-anak sudah cukup mengenal trek di sini dan tentu saja mereka lebih tahu di titik-titik mana yang mereka bisa mencari speed untuk mendapat keuntungan," terangnya.