Erick Thohir: IBL 2018/19 Penuh dengan Kejutan
- VIVA/Ridho Permana
VIVA – Pemilik Satria Muda Pertamina, Erick Thohir, angkat bicara atas hasil yang diraih timnya di final Indonesia Basketball League musim 2018/19. Erick mengaku, meski gagal juara, pencapaian Satria Muda harus diapresiasi.
Berlaga di GOR C-Tra Arena, Bandung, Sabtu 23 Maret 2019, Satria Muda kalah dari Stapac Jakarta, 68-79. Tentu, ini menjadi noda bagi Satria Muda karena kalah dalam dua final selama dua musim beruntun.
Namun, menurut Erick, kekalahan Satria Muda menjadi bukti, IBL sudah semakin ketat persaingannya. Pun, tak lagi ada monopoli atau duopoli dalam kompetisi menjadikan IBL semakin sehat.
"Luar biasa, karena semua klub bersaing ketat dan saling mengalahkan. Banyak tim yang tak diperhitungkan membuat kejutan dan mengalahkan raksasa. Seperti NSH Jakarta, yang sepanjang sejarah belum pernah lolos playoffs, musim ini malah ke semifinal," kata Erick dalam keterangan resmi yang diterima VIVA, Minggu 24 Maret 2019.
Erick merasa atmosfer persaingan di IBL yang ketat perlu dijaga. Itu bertujuan dalam pengembangan kompetisi dan bibit basket di Indonesia.
"Bagus sekali persaingan ketat di IBL, membuktikan pula kompetisi ini profesional dan transparan," jelas Erick.
Tak lupa, Erick mengucapkan selamat kepada Stapac yang juara IBL musim 2018/19. Menurut Erick, El Clasico di basket Indonesia antara Satria Muda dan Stapac, kian sengit.
"Karena rekornya, mereka menang enam kali dari 11 pertemuan. Saya bangga dengan pencapaian pemain, staf pelatih, dan manajemen tim Satria muda, yang maksimal. Mereka tetap berjuang meski hanya main dengan satu legiun asing," ujar Erick.