Hegemoni Marquez dan Hamilton di Kasta Tertinggi Ajang Balap
- MotoGP Pics
VIVA - Musim balap 2017 seolah menjadi bukti keperkasaan Marc Marquez di ajang MotoGP, dan Lewis Hamilton di lintasan Formula 1 (F1). Keduanya sukses menyingkirkan para rivalnya dalam perebutan gelar juara di kasta tertinggi ajang balap.
Dimulai dengan ajang balap motor MotoGP, komisi balapan secara resmi mengeluarkan larangan akan pemakaian teknologi winglet atau sayap tambahan. Penggunaan winglet memang sudah menuai pro dan kontra, baik dari pembalap ataupun tim.
Ducati bisa dibilang menjadi tim yang perdana memakai sayap pada motor Desmosedici. Teknologi ini kemudian dipakai juga oleh Yamaha dan Honda, walaupun beberapa pembalap memprotesnya dengan alasan keselamatan.
Hingga akhirnya, Komisi Balap mengambil keputusan melarang penggunaan sayap. Ini seperti yang dilakukan sebelumnya pada kelas Moto2 dan Moto3 karena alasan keselamatan, walau cukup membantu aerodinamis motor saat berbelok.
Walau begitu, persaingan di balapan MotoGP masih sangat menarik. Terlebih, banyak pergantian susunan pembalap di tim-tim unggulan kasta pertama adu balap motor ini.
Movistar-Yamaha, mengandalkan duet Maverick Vinales dan Valentino Rossi. Sedangkan Jorge Lorenzo hijrah ke Ducati dan menjadi tandem Andrea Dovizioso, sementara Repsol Honda masih mengandalkan duet andalannya (Marc Marquez dan Dani Pedrosa).
Vinales mencuri perhatian di pramusim dengan kerap menorehkan waktu terbaik. Hal berbeda dirasakan Lorenzo, dia masih kesulitan untuk beradaptasi dengan tunggangannya dan dinilai takkan mampu bersaing.
Sedangkan di F1, Federasi Otomotif Internasional (FIA) selaku otoritas balapan juga mengeluarkan beberapa aturan baru untuk musim depan. Di antaranya, penggunaan helm yang diperbolehkan mengenakan livery spesial di satu seri.
Kemudian, khusus untuk lima seri awal 2017, prosedur seleksi ban oleh tim yang biasa dilakukan tidak bakal dipergunakan karena tenggat waktunya jatuh sebelum tes pramusim.
Persaingan Juara MotoGP
***
Maverick Vinales memulai awal musim dengan menjanjikan, eks pembalap Suzuki itu menorehkan dua kemenangan beruntun. Sedangkan Rossi juga meraih podium di tiga balapan, hingga akhirnya jeblok di seri Spanyol dengan meraih posisi 10.
Selanjutnya, kedua pembalap Yamaha ini tampil angin-anginan. Belum lagi Rossi sempat mengalami cedera harus puas finis di posisi kelima pada klasemen akhir dengan raihan poin 208 dan hanya sekali menang.
Vinales masih mending dengan menduduki peringkat ketiga dengan 230 poin dan 3 kali menang. Rossi menilai keterpurukan Yamaha tak lepas dari penampilan Vinales di awal musim.
“Masalah utamanya adalah ketika Vinales datang, dia tampil sangat cepat. Saya mencoba motor M1 dan tidak menyukainya. Tapi, saya berpikir mungkin itu karena di akhir musim dan saya sudah tidak fit,” ujar Rossi dikutip dari Autosport.
“Jadi kami meneruskan proyek motor M1 2017, tapi ini adalah sebuah kesalahan, karena kami kehilangan banyak waktu menggunakan motor itu,” sambungnya.
Sementara Lorenzo lebih jeblok lagi dengan hanya mampu menempati peringkat ketujuh dan hanya tiga kali podium tanpa kemenangan. Pembalap Spanyol ini menyadari masih sulit beradaptasi dengan Ducati.
Alhasil, persaingan menuju gelar juara hanya milik Marc Marquez dan Andrea Dovizioso. Bahkan, gelar juara dunia 2017 harus ditentukan hingga seri terakhir di Valencia karena ketatnya persaingan.
Marquez akhirnya keluar sebagai juara sekaligus sukses mempertahankan gelar juara. Pembalap Spanyol ini memang cukup bermain aman sepanjang seri, yang terpenting adalah meraih podium dan poin tanpa crash.
Sedangkan Dovizioso yang cukup memberikan kejutan gagal finis di GP Valencia. Walau begitu, Marquez menyadari bila musim ini memang cukup sulit dan membuatnya stres.
"Musim ini benar-benar berat, terlalu banyak fase naik dan turun, momen-momen sulit, serta banyak momen bagus. Paruh pertama musim ini sangat berat," kata Marquez, seperti dilansir Motorsport.
Gelar juara dunia MotoGP 2017 membuat Marquez sukses merengkuh enam kali juara dunia di berbagai nomor. Sebelum meraih gelar juara dunia MotoGP 2016 dan 2017, Marquez merebut gelar yang sama pada 2013 dan 2014.
Di ajang Moto2, Marquez menjadi juara dunia pada 2012, sedangkan ketika di kelas 125cc, dia meraihnya pada 2010. Marquez jadi pembalap Spanyol pertama yang dua kali juara dunia berturut-turut di kelas utama atau MotoGP.
Selama MotoGP 2017, Marc Marquez mampu memenangi enam seri balapan. Dia 12 kali naik podium dan mencatat delapan kali pole position.
Kembali ke Dovizioso, kendati kalah dia mengaku capaian di 2017 melebihi ekspetasinya. Baginya, runner up menjadi modal baik untuk persaingan di musim 2018 mendatang.
“Saat balapan, Anda harus mengeluarkan kemampuan secara maksimal. Kami tidak mengharapkan apa pun pada tahun ini. Tapi, kami telah melakukan sesuatu yang lebih, di luar harapan,” ujar Dovizioso di Tuttomotoriweb.
“Raihan ini tetap logis bagi saya. Mungkin akan mengganggu bila Anda melihat tidak ada poin di akhir musim, tapi saya tidak melakukan hal itu. Tahun ini merupakan musim yang indah, membuat pengalaman penting untuk masa depan,” lanjutnya.
Hamilton Sempurna di F1
***
Perjalanan Lewis Hamilton dalam merebut gelar juara dunia F1 2017 seolah tanpa ada kendala berarti. Pembalap asal Inggris masih cukup tangguh bersama mobil Mercedesnya dalam meladeni pertarungan para rivalnya.
Hamilton mengakhiri musim dengan raihan 363 poin, dengan rincian 9 kemengan dan 13 kali naik podium. Dia unggul 46 poin dari Sebastian Vettel (Ferrari) yang menempati peringkat kedua, dan hanya 5 kali menang.
Sedangkan di posisi ketiga ada Valtteri Bottas, rekan anyar Hamilton yang menggantikan posisi Nico Rosberg. Mercedes juga keluar sebagai juara konstruktor di tahun 2017 ini, kombinasi ini membuat mereka mengulangi kejayaan di 2014.
Bos Tim Mercedes, Toto Wolf, membeberkan kunci dari kesuksesan timnya. Wolf mengatakan bila kesuksesan ini karena sinergi antara para pembalap, dan tim yang cukup baik.
"Ini karena kapabilitas dari kelompok orang dan sumber daya yang telah kami bangun dari waktu ke waktu," kata Wolff dilansir Motorsport.
"Untuk sumber daya, saya tidak hanya membicarakan keuangan, tapi juga kemampuan teknis. Ini adalah bagian dari pengetahuan dan penyebaran yang tepat di lintasan," sambungnya.
Hamilton yang mengunci gelar juara dunia sejak seri GP Meksiko, mengaku gelar kali ini adalah yang terbaik baginya. Terlebih, dia sukses menyamai rekor rival terberatnya, Vettel, yang juara pernah juara dunia 4 kali saat masih bersama Red Bull.
“Saya tahu sejak awal, ini adalah tahun kunci saya. Saya tahu bahwa saya harus menjadi yang terbaik. Saya juga tahu apa yang sedang saya kerjakan dan yang ada di sana," ujar Hamilton, dilansir Sky Sports.
"Tidak diragukan lagi, dalam pikiran saya ada tekad untuk meraih gelar juara. Pentingnya mengalahkan juara dunia empat kali dan Ferrari dalam keadaan panas dalam pertempuran semacam ini,” imbuhnya.
Dia juga mengaku bila fokus pada musim ini adalah mengalahkan Vettel. Apalagi, rekan setimnya yang juga menjadi rival terkuatnya di F1, yakni Nico Rosberg, telah pensiun di ajang F1 setelah memenangkan gelar juara dunia pada musim 2016.
“Seluruh pola pikir saya adalah mengalahkan juara dunia empat kali. Tidak ada orang lain dalam pandangan saya atau di cermin saya, hanya dia saja. Saya harus berusaha mengalahkannya dari akhir pekan ke akhir pekan lainnya. Jika tidak, dia akan memenangkannya kembali. Dia bisa tampil konsisten karena Vettel merupakan juara dunia empat kali,” paparnya.