Sheila Azhar, Gadis Berhijab yang Mencintai Balap Motor

Sheila Azhar, pembalap
Sumber :
  • Muhammad Nurhendra Saputra

VIVA – Mengenal dunia balap sejak usia dini, membuat Mita Sheila Mukvi Khalifa Azhar begitu mencintai dunia balap. Adalah peran dari ayah, Sheila panggilan akrabnya, yang membuat ia kemudian menekuni olahraga yang identik dengan laki-laki ini. 

Sheila mengatakan, sejak kecil ayahnya selalu mengajaknya ketika mengikuti balapan. Dari situlah kecintaan kepada dunia balap mulai tumbuh. 

"Jadi gini, dari kecil saya sudah kenal lingkungan otomotif. Papa selalu ngajak saya kalau pas trackday. Lama-lama papa kemudian nawarin saya, mau tidak ikut," kata Sheila saat ditemui pada Yamaha Sunday Race di Sirkuti Sentul, Minggu 5 November 2017.     

Tahun 2013/2014 adalah tahun yang penting bagi perjalanan Sheila di dunia balap. Ketika itu Sheila masih duduk di kelas 2 SMA.

Di tahun tersebut, Sheila mengikuti kejuaraan balap motor. Saat itu, gadis berusia 20 tahun ini mengikuti balapan dengan motor matic di kelas 130cc.  

"Meski saya belum pernah naik podium di kelas matic 130, tapi saya punya kenangan tak terlupakan. Saya pernah start balapan dari posisi terakhir, tapi kemudian bisa finis di peringkat tujuh. Itu saya sangat bangga. I proud to my self gitu," kata mahasiswi jurusan Komunikasi ini.   

Namun, ditahun 2015-2017, gadis berhijab ini sempat berhenti sementara dari dunia balap. Ia fokus untuk pendidikan lebih dahulu. 

“2015-2017 saya berhenti dulu. Fokus untuk ujian nasional, sama kuliah. Sekarang saya sudah semester lima,” ungkapnya.

Berasal dari keluarga yang mencintai dunia otomotif tentu saja membuat Sheila mendapatkan dukungan penuh dari ayah dan ibunya. Sheila bercerita sebelum ia diperbolehkan turun untuk balapan, ayahnya lebih dahulu memberikan bekal. 

Hal itu tentu saja agar Sheila tidak sembarangan saat balapan. Menurut Sheila, ayahnya selalu menomor satukan keselamatan. 

"Sebelum saya diperbolehkan balapan, ayah lebih dahulu mengajari cara balapan. Misalnya cara jatuh," tambah mahasiswi Unikom Bandung ini. 

"Kalau mama juga memberikan dukungan tapi tidak pernah datang ke sirkuit. Mama juga senang balap meski mungkin juga punya rasa was-was, paling kalau mama pesan hati-hati ya," kata Sheila. 

Sheila juga menceritakan bagaimana pengalamannya saat balapan. Shelia pernah mengalami kecelakaan saat balapan, namun ia tidak kapok untuk kembali memacu motornya. 

Gadis tomboy sejak kecil

Sheila mengakui ia memang gadis yang tomboy sejak kecil. Dan ia sangat senang dengan olahraga yang memacu andrenalin. 

"Pernah sekali ditabrak, sakit sih. Cuma saya tidak kapok, karena itu bukan murni kesalahan aku," ujar gadis yang tergabung dalam tim YROI ini. 

Teman-teman yang sudah mengenal Sheila sejak kecil tentu saja tidak aneh jika akhirnya ia terjun ke dunia balap. Untuk saat ini, Sheila mengendarai motor Yamaha 250cc dan turun di kelas Community B Exhibiton.

“Kalau teman-teman sejak kecil ya mereka tidak aneh kalau saya akhirnya terjun ke dunia balap. Kalau teman-teman kuliah ini ya terkadang mereka tidak percaya saja,” jelasnya.

Meski Sheila seorang pembalap, namun ia justru tidak berani saat mengendarai motor di jalanan umum. Sheila menyebutkan jika ia takut melihat orang naik motor yang ngebut di jalan. 

“Saya malah tidak berani naik motor di jalan. Saya takut kalau liat yang ngebut di jalan. Kalau ngebut di trek kan safety-nya ada, misal pakai baju balap,” tambah Sheila.   

Sebagai seorang pembalap wanita, Sheila tentu memiliki harapan tersendiri. 

"Tahun depan semoga saya bisa serius lagi di dunia balap. Harapan saya kalau untuk balapan tidak ada batasan. Pembalap wanita boleh bergabung dengan pembalap laki-laki," tambahnya.