Balapan F1 Bosan? Coba Dulu Nonton Langsung GP Singapura
- REUTERS/Edgar Su
VIVA.co.id – Formula One (F1) mungkin tidak terlalu menarik bagi sebagian banyak orang. Tetapi meriahnya GP Singapura bisa membuat pikiran itu berubah. Hanya satu kata: menyenangkan!
VIVA.co.id berkesempatan terbang ke Singapura bersama salah satu sponsor tim Mercedes, Epson, untuk menikmati satu-satunya balapan malam di ajang F1 tersebut pada hari Minggu, 18 September 2016. Bagi saya pribadi, ini kesempatan pertama untuk menonton "jet darat".
Hanya perlu waktu sekitar 20 menit dari pusat kota, Orchard Road, menggunakan kereta bawah tanah, kita akan tiba di stasiun MRT City Hall dan tinggal berjalan sedikit menuju pintu masuk.
Barisan pintu masuk dibagi dua, untuk yang tanpa barang bawaan dan yang membawa tas atau sejenisnya. Meski bawa tas yang berisi banyak barang, pemeriksaan tidak terlalu ketat. Malah si penjaga tersenyum lebar dan tertawa usai memeriksa.
"Enjoy yah, itu di depan ada map, silahkan di ambil," ujar si penjaga ramah.
Dengan tiket di Padang Grand Stand, perjalanan artinya harus dilanjutkan menuju sebuah taman datar panjang dengan pemandangan kota yang luar biasa menawan. Seluruh lampu gedung tinggi Singapura menyala membuat kita tak bisa menahan diri untuk berfoto.
Lapangan itu sangat luar, kira-kira tiga kali lapangan sepakbola. Disanalah Fanzone untuk para pemilik tiket, sekaligus tempat dimana panggung terbesar yang ada di GP Singapura berdiri.
Sebelum balapan dimulai, adalah Halsey yang sedang menggoyang penonton. Performa penyanyi wanita itu bahkan dilengkapi api sungguhan di atas pangung, membuat para penonton semakin bersemangat.
20 menit jelang balapan, pertunjukan selesai. Kami pun bergerak menuju Grand Stand yang terletak tepat di seberang Singapore National Gallery. Gedung tua dengan arsitektur khas Inggris itu begitu indah dengan warna lampu berwarna-warni.
Jangan Takut Bosan Nonton Balap
Satu per satu kursi di Padang Grand Stand terisi. Penonton dengan kostum Mercedes, Ferrari, Red Bull, sampai Honda terlihat antusias menunggu lampu hijau. Bahkan, tepuk tangan sudah terdengar saat safety car melintas.
Suasana makin hangat saat balapan akan dimulai, rentetan mobil ketika warm up lap langsung menjadi objek foto para penonton. Dengan kamera handphone, kemampuan foto Anda akan diuji.
Setelah lima lampu merah menyala lalu padam, gemuruh tepuk tangan dan sorakan terdengar keras. Awal balapan di sirkuit jalanan Marina Bay itu semakin menarik saat Nico Hulkenberg mengalami kecelakaan. Sontak semua penonton satu suara "Uugh!".
Dalam beberapa lap pertama, gemuruh mobil F1 membuat mata kita tidak bisa lepas dari trek. Apalagi, kelir mobil begitu indah di bawah sinaran 1500 lampu halogen. Tetapi, setelah 20 putaran kenapa tiba-tiba kepala ini pusing yah?
Udara lembab Singapura membuat para penonton harus sering-sering minum. Akhirnya, jalan-jalan menikmati hiburan di sekitar trek balapan pun jadi pilihan.
Selain panggung dengan layar raksasa untuk menonton bareng, lokasi Padang Grand Stand juga tempat sebagian besar penjual makanan berada. Kebanyakan makanan western. Selain itu, tenda penjual minuman juga berjejer rapih.
Harganya pun bisa dibilang cukup rasional kalau membandingkan dengan tempat-tempat turis di Singapura lainnya. Tetapi, buat seorang orang Indonesia, sebuah pengalaman kocak terjadi saat ingin beli minuman.
Karena haus berat, air putih dingin bisa menjadi "air terjun". Melihat harga yang tertera yaitu S$2, atau setara dengan Rp18.000, yang masih bisa dimaklumi untuk sebotol minuman. Tapi, ternyata sang penjual memberikan dua buah air putih di kemasan gelas.
Artinya, satu gelas air putih dingin setara dengan Rp9000. Mungkin ini segelas air termahal yang pernah ada. Tapi, yah namanya juga di balapan paling bergengsi di dunia.
Apa yang Ada di GP Singapura?
Berkeliling juga bisa menjadi salah satu pilihan selama balapan berlangsung. Jangan takut, berbagai pilihan membuat Anda bisa-bisa melupakan serunya para driver sedang adu cepat.
Banyak toko merchandise tersebar di berbagai sudut. Mulai yang khusus menjual pernak-pernik tim besar macam Ferrari, Red Bull, atau Mercedes, sampai berbagai aksesoris kecil yang bikin tangan gatal ingin belanja. Harga mulai dari S$40 hingga yang termahal mencapai S$450.
Kalau masih ingin menikmati musik, GP Singapura memberikan satu panggung yang tepat membuat penonton berjoget meski sedang dalam balapan. Pada hari Minggu kemarin, DJ Zouk (klub malam di Singapura) yang sedang tampil di panggung yang diberi nama Downtown. Panggung itu dilengkapi tata cahaya dan sound yang cukup menghentak.
Bagi Anda yang hobi jalan dan melihat pemandangan, GP Singapura juga menyajikan berbagai hal yang bisa memanjakan mata. Mulai dari bangunan Esplenade, yang bentuknya seperti buah nangka raksasa, lampu-lampu terang yang menyala di Singapore Flyer, hingga bangunan megah Marina Bay Sands bisa menjadi objek foto.
Untuk para penonton yang tidak membeli tiket Grand Stand (tribun) masih bisa menonton balapan F1 dari jarak dekat. GP Singapura menyediakan viewing platform, tetapi panggung semi permanen tersebut tidak terlalu besar sehingga akan berjejalan dengan penonton lainnya.
Tak terasa, balapan tinggal menyisakan 10 putaran. Apalagi para penonton yang sedang nonton bareng terdengar semakin seru, tepuk tangan dan sorakan girang kerap terdengar. Ternyata, Daniel Ricciardo sedang mengancam Nico Rosberg di depan, lalu aksi Sebastian Vettel yang terus menyodok dari posisi buncit ke peringkat lima.
Kembali ke Padang Grand Stand dengan kaki lelah habis berkeliling, rasa capek itu langsung hilang saat memasuki lap terakhir. Deru mobil terdengar semakin kencang, persaingan pun semakin panas.
Tetapi, Rosberg yang akhirnya berhasil keluar sebagai juara. Ricciardo tetap dapat apresiasi dari para penonton karena terus mengancam sang pemimpin balapan. Penonton berkerumun di depan pagar ketika para pembalap melambaikan tangan kepada para fans. Kembang api melengkapi malam seru itu.
Selebrasi podium juara pun kami nikmati dengan santai di atas padang rumput sambil menatap layar besar. Sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang kembali ke hotel.
Pengalaman pertama menonton F1 ini begitu berkesan, karena tidak melulu soal balapan dan persaingan. Dengan makin kurang populernya balap "jet darat" ini di mata penonton muda, maka konsep yang diusung oleh Singapura dalam tujuh tahun terakhir patut dicontoh negara tuan rumah yang lain.
"Tidak bosan menonton di Singapura, banyak hiburan di luar balapan. Apalagi balapnya malam hari, jadi tidak panas. Kalau yang belum pernah coba, setidaknya coba satu kali dalam seumur hidup," kata Sam, pria Australia berkostum Red Bull yang merupakan fans Ricciardo.