Lorenzo Minta Hukuman Penalti MotoGP Dirombak
- crash
VIVA.co.id – Jorge Lorenzo masih terus melancarkan protes atas hukuman yang diberikan pada Andrea Iannone. Pembalap Movistar Yamaha tersebut menyatakan bila MotoGP harus ada perubahan terkait hukuman penalti.
Pada balapan MotoGP Catalunya, Lorenzo gagal melanjutkan balapan usai ditabrak oleh Iannone kala berada di tikungan 10. Atas insiden tersebut, pembalap Ducati tersebut harus start dari posisi paling belakang pada balapan GP Belanda, 26 Juni 2016.
Ini adalah hukuman ke-2 bagi Iannone di musim ini, setelah sempat dihukum 3 grid karena menabrak rekan setimnya Andrea Dovizioso di GP Argentina. Melihat kondisi itu, Lorenzo ingin adanya perubahan regulasi hukuman karena ini menyangkut soal keselamatan pembalap.
"Bagi saya, saat ini dengan aturan poin tidak membuat kami berada dalam langkah yang bagus. Pada 2003, John Hopkins melakukan kesalahan di Motegi dan memiliki hukuman absen satu balapan. Saya membuat dua kesalahan pada 2005 (di kelas 250cc) dan juga dilarang satu kali balapan," kata Lorenzo dikutip Autosport.
"Dalam sepakbola, jika Anda membuat hukuman yang lebih keras, maka langsung dihukum kartu merah atau minimal absen di satu pertandingan. Dalam olahraga ini, kami bermain dengan nyawa. Saya bisa patah pinggul atau tulang selangka. Jika tidak dapat hukuman yang layak, Anda tidak belajar dan mau berubah," lanjutnya.
Walau begitu, pembalap yang akan membela Ducati pada musim depan ini tidak akan mengajukan banding atas hukuman Iannone. Tetapi, Lorenzo menyatakan akan hadir dalam rapat Komisi Keselamatan untuk pertama kalinya demi melayangkan protes.
"Saya tidak akan mengajukan banding (penalti Iannone) karena mereka tidak akan mengubahnya. Tapi, saya akan berbicara dengan Mike Webb (Ketua Race Direction) dan akan coba bicara dengan Komisi Keselamatan tentang hal ini," katanya. (one)