Untung Rugi Penyelenggaraan F1 Bagi Perekonomian Negara
- REUTERS/Jason Reed
VIVA.co.id – Meksiko baru kembali lagi menjadi penyelenggara balap Formula One (F1), pada musim 2015 lalu. Promotor GP Meksiko, mengaku ratusan juta dolar harus digelontorkan. Namun, benarkah ada keuntungan yang bisa didapat?
Dilansir dari Motor Sport pada Kamis, 24 Maret 2016, Meksiko masuk dalam kalender F1 2015, setelah mendapat dorongan dari pemain-pemain besar, termasuk Carlos Slim Domit, salah satu patron dalam dunia balap.
Pekan lalu, keekonomian GP Meksiko dirilis. Angka-angka yang tertera dalam laporan disebut menarik. Lebih dari 300.000 orang datang terkait dengan GP Meksiko dan memberi kontribusi US$ 232 juta pada perekonomian negara.
Ditambah pemasukan sebesar US$ 277 juta dari hak siar media global, sehingga total dampak ekonomi US$ 510 juta. Kemudian, ada proyek pembangunan sirkuit Autodromo Hermanos Rodriguez yang bernilai US$ 242 juta.
Alejandro Soberon, pemimpin perusahaan promotor GP Meksiko, CIE, mengatakan keuntungan yang mereka dapatkan sangat konsisten. Penyelenggaran GP, disebutnya memberi nilai lebih, tidak sekedar bisnis dan ekonomi dari acara balapan saja.
"Kami sangat bahagia, dengan efeknya bagi negara. Kami semua menyepakati ambisi, untuk memperoleh keuntungan rata-rata US$ 400 juta untuk setiap balapan di Meksiko. Kami puas, angka di tahun pertama lebih dari US$ 750 juta," kata Soberon.
Namun bnyak pihak yang telah memandang pesimis F1, seiring dengan menurunnya minat penonton balap jet darat tersebut. Hanya saja Soberon mengaku GP Meksiko justru memperlihatkan sebaliknya, memberi US$ 500 juta per tahun bagi perekonomian Meksiko.
Kesuksesan di Meksiko, mengundang pujian dari legenda F1 Niki Lauda, yang mengatakan hasilnya sulit dipercaya. Bahkan, bos F1 Bernie Ecclestone, mengundang para promotor Eropa, untuk datang dan melihat bagaimana Meksiko melakukannya.
"Sungguh tahun yang sangat berat. Kami harus membangun kembali sirkuit, tapi pada saat yang sama menciptakan model bisnis, dengan lapangan kerja bagi 13.000 orang," ujar Soberon.