Perihnya Perjalanan Karier Membalap M Zaky, Bermodalkan Uang Receh
- timesindonesia
VIVA - Pentas balap Indonesia tengah berduka dengan kepergian tragis pembalap muda bertalenta asal Bondowoso, M Hasyim Zaky Adil. Pembalap yang pernah berlaga di ajang balap motor Asia itu meninggal dunia pada Jumat malam, 15 Februari 2019.
Pembalap kelahiran 4 Oktober 1995 ini memang cukup diperhitungkan di balapan Tanah Air. Zaky mulai mengasah kemampuan balapnya sejak duduk di bangku sekolah SMP kelas I, sebagai pembalap privateer alias tanpa klub.
Seperti dilansir Info Bondowoso dan berbagai sumber lainnya, Zaky merintis kariernya benar-benar dari bawah. Dia rela mengumpulkan uang recehan yang disumbang teman-temannya hingga jual barang yang dimilikinya demi bisa meneruskan karier membalap.
Ketertarikan Zaky pada balapan motor muncul ketika bapaknya mengajaknya menonton kejuaraan Yamaha Cup Race di Bondowoso, Jawa Timur. Ketika itu Zaky masih berusia 10 tahun.
”Saat itu umur saya 10 tahun, kemudian Bapak menawarkan Zaky berani tidak jadi pembalap? Saya jawab saja, berani Pak! Tapi, kemudian bapak malah agak ragu-ragu. Saya enggak nyerah, saya tanya-tanya terus sampai bapak akhirnya mengizinkan saya membalap," ujar putra dari pasangan Agus Subiyanto dan Tri Weni Legiastuti itu.
Pada satu kesempatan Agus membuat motor untuk road race anaknya, dan sebagai uji coba pertama Zaky adalah Kejurda di Sitobondo. Hasilnya, Zaky meraih posisi buncit karena masih belum paham akan motor balap.
”Saya tahu penggunaan kopling tiga hari sebelum road race. Memasuki start dari urutan ketiga, terus turun hingga di rombongan belakang,” kenang Zaky kala itu.
Namun, hal tersebut tak membuat Zaky menyerah begitu saja dan akhirnya tampil baik sebagai pendatang baru. Zaky pun dipinang tim Yamaha Yamalube Tri Jaya Racing asal Bandung.
”Awalnya saya banyak ditawarin tim-tim lain, ujar lulusan terbaik Yamaha Racing Academy (YRA) ini. Tapi, pada satu kesempatan saya bertemu dengan Pak Rudi (Manager Tri Jaya) dan kemudian ada kesepakatan bersama untuk bergabung di Tri Jaya hingga kini,” katanya saat itu.
Pembalap yang sempat didaulat sebagai Duta Safety Riding itu pun terus menanjak kariernya. Hingga turun di Asia Road Racing Championship (ARRC) 2015 kelas Asia Production 250 cc (AP250).
Beragam prestasi yang diraihnya mulai dari event nasional hingga internasional tak membuatnya sombong. Zaky menjadikan kenangan merintisnya di dunia balap sebagai acuan untuk tetap rendah hati.
Kini, Zaky telah menghembuskan nafas terakhirnya usai ditikam pisau di bagian dada kirinya ketika menyeting motor di salah satu jalan di Bondowoso, Jawa Timur. Pelaku bernama Faesal Karim (34 tahun) telah diamankan Polres Bondowoso. (mus)