Jangan Tertipu Penampilannya, Wanita Mungil Ini Petarung MMA
Sabtu, 5 Maret 2016 - 16:37 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Satria Permana
VIVA.co.id - Tubuhnya tidak terlalu tinggi, wajahnya jauh dari kesan keras. Namun wanita bernama Santi Apriani Safitri, itu ternyata merupakan penggila seni beladiri. Bahkan tiga seni pertarungan digelutinya yaitu Taekwondo, Silat, dan Jiu-jitsu.
Terobosan yang dibuat PT Merah Putih Berkibar, untuk menggelar One Pride MMA, yang menjadi turnamen seni beladiri campuran pertama di Indonesia, langsung menarik perhatiannya. Wanita berusia 24 tahun, itu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan menjadi petarung profesional.
Perjalanan sejauh 570 kilometer rela ditempuhnya, untuk meninggalkan Solo menuju Jakarta, tempat digelarnya audisi kedua One Pride MMA pada Sabtu, 5 Maret 2016 di Sports Mall, Kelapa Gading.
Selama ini beladiri memang baru menjadi hobi baginya. Tapi jangan tertipu dengan istilah hobi, lantaran dia sudah mengoleksi 16 medali emas, termasuk dalam tingkat kejuaraan nasional, dan belum bisa membuatnya merasa puas.
"Didukung sama orang tua juga. Makanya, saya rela datang dari Solo ke Jakarta, untuk ikut audisi ini. Kebetulan, memang saya hobi olahraga beladiri. Saya sudah belajar beladiri sejak masih di sekolah dasar," kata Santi kepada VIVA.co.id di sela-sela audisi.
Mengaku belum puas, dengan belasan medali emas koleksinya, Santi menjawab singkat untuk menjelaskan perasaannya: "Itu dunia amatir." Hadirnya One Pride MMA, membuat Santi sadar mengenai hal yang selama ini dirindukannya.
"Sekarang ada One Pride MMA, yang bisa membawa saya ke pentas profesional. Pelatih saya juga sangat mendukung, dan bersedia melatih saya untuk menjadi petarung MMA," kata Santi, yang mengaku biasa dipanggil Echa, oleh kerabat dan keluarganya.
Presiden Direktur PT Merah Putih Berkibar, Fransino Tirta, mengatakan pihaknya memang sedang mencari petarung-petarung wanita dari Indonesia. Selama ini animonya, dia sebut masih sangat sedikit. "Memang sedang dicari, andai ada pasti menarik," ujar Fransino. (ren)
Baca Juga :
Terobosan yang dibuat PT Merah Putih Berkibar, untuk menggelar One Pride MMA, yang menjadi turnamen seni beladiri campuran pertama di Indonesia, langsung menarik perhatiannya. Wanita berusia 24 tahun, itu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan menjadi petarung profesional.
Perjalanan sejauh 570 kilometer rela ditempuhnya, untuk meninggalkan Solo menuju Jakarta, tempat digelarnya audisi kedua One Pride MMA pada Sabtu, 5 Maret 2016 di Sports Mall, Kelapa Gading.
Selama ini beladiri memang baru menjadi hobi baginya. Tapi jangan tertipu dengan istilah hobi, lantaran dia sudah mengoleksi 16 medali emas, termasuk dalam tingkat kejuaraan nasional, dan belum bisa membuatnya merasa puas.
"Didukung sama orang tua juga. Makanya, saya rela datang dari Solo ke Jakarta, untuk ikut audisi ini. Kebetulan, memang saya hobi olahraga beladiri. Saya sudah belajar beladiri sejak masih di sekolah dasar," kata Santi kepada VIVA.co.id di sela-sela audisi.
Mengaku belum puas, dengan belasan medali emas koleksinya, Santi menjawab singkat untuk menjelaskan perasaannya: "Itu dunia amatir." Hadirnya One Pride MMA, membuat Santi sadar mengenai hal yang selama ini dirindukannya.
"Sekarang ada One Pride MMA, yang bisa membawa saya ke pentas profesional. Pelatih saya juga sangat mendukung, dan bersedia melatih saya untuk menjadi petarung MMA," kata Santi, yang mengaku biasa dipanggil Echa, oleh kerabat dan keluarganya.
Presiden Direktur PT Merah Putih Berkibar, Fransino Tirta, mengatakan pihaknya memang sedang mencari petarung-petarung wanita dari Indonesia. Selama ini animonya, dia sebut masih sangat sedikit. "Memang sedang dicari, andai ada pasti menarik," ujar Fransino. (ren)