Hegemoni Raja Lintasan Balap 2019: Hamilton dan Marquez

Pembalap Tim Repsol Honda, Marc Marquez
Sumber :
  • Instagram/@motogp

VIVA – 2019 menjadi tahun gemilang buat Lewis Hamilton dan Marc Marquez. Kedua pembalap tersebut kembali sukses melanjutkan hegemoninya, merebut gelar di dua event bergengsi.

Hamilton menggenapi trofi juara F1 keenam. Catatan serupa juga diukir oleh Marquez.

Lewis Hamilton

Menjadi juara di 2019, Hamilton tampil luar biasa. Dia bisa dikatakan sangat mendominasi balapan sepanjang musim ini tanpa ada gangguan berarti.

Yang meletup semangat Hamilton untuk memulai balapan di musim kemarin adalah kontrak baru dari Mercedes. Terikat kerja sama sampai 2020, dia langsung mengumbar janji mempertahankan gelar yang direbut di dua musim sebelumnya.

Pada seri perdana di Australia, Hamilton gagal unjuk gigi. Dia harus mengakui keunggulan rekan setimnya, Valtteri Bottas. Baru pada seri berikutnya di Bahrain, pembalap 34 tahun tersebut naik podium puncak.

Bottas pun kemudian menjadi seteru kuat Hamilton sepanjang musim. Cuma memang dia terlalu tangguh bagi seluruh lawan. Pada akhirnya pembalap asal Inggris itu menyegel gelar ketika balapan masih tersisa dua seri, yakni saat GP Brasil.

Hamilton menyelesaikan balapan dengan merebut 11 kemenangan, menyamai pencapaiannya pada 2014 dan 2018 lalu. Dia juga mampu naik ke podium 17 kali serta mencatat lima pole positions.

Total poin yang dikoleksi Hamilton saat menutup balapan adalah 413 poin, merupakan pencapaian tertinggi yang pernah dia buat sepanjang karier. Dia pun berhasil menjaga gap dengan Bottas sebagai pesaing terdekat dengan 87 poin.

"Saya menikmati kolaborasi dengan tim luar biasa ini. Ke depan saya akan mempersiapkan diri dan berharap bisa menjalani musim terbaik," kata Hamilton.

Ke depan, Hamilton berpeluang besar menyamai pencapaian apik legenda F1, Michael Schumacher, merebut tujuh gelar juara dunia.

Marc Marquez

***

Musim 2019 terasa lebih pendek bagi Marquez. Sebab, dia sudah mengunci gelar ketika musim masih tersisa empat seri lagi, yaitu saat balapan di Thailand.

Meski demikian, Marquez tetap harus bersusah payah buat merebut gelar tersebut. Tengok saja, sepanjang musim, banyak sekali rintangan yang harus dilalui.

Membuka musim, Marquez mengukir catatan minor. Dia gagal meraih juara di seri MotoGP Qatar. Baby Alien tertinggal dari pembalap Ducati, Andrea Dovizioso

Namun pada seri kedua di Argentina, Marquez gantian unjuk gigi. Sepanjang balapan, dia melaju tanpa hambatan dan mengakhirinya dengan naik ke podium puncak.

Pada seri MotoGP Amerika Serikat, Marquez harus kembali menelan pil pahit. Dia malah gagal finis karena terjatuh dan tidak bisa melanjutkan balapan.

Baru setelah itu Marquez bangkit dan tidak terbendung. Total 12 kemenangan dikoleksi dari 19 seri. Dia mengumpulkan 420 poin, unggul jauh dari sang rival utama Andrea Dovizioso yang mengumpulkan 269 poin.

Pencapaiannya itu mematahkan rekor sebelumnya milik Jorge Lorenzo, yakni 383 poin selama musim MotoGP 2010, serta menjadi pembalap pertama sepanjang sejarah yang mampu meraih lebih dari 400 poin.

"Ini adalah musim terbaik dalam karier saya, dan saya tidak tahu apakah ini akan menjadi musim terbaik sepanjang karier saya. Tetapi jelas jumlah dan statistik berbicara," kata Marquez.

"Kami menunjukkan potensi kami tahun ini dan itu adalah musim yang sempurna, karena cukup sulit untuk dikembangkan," lanjutnya.

Bagi Marquez juara dunia MotoGP 2019 menjadi juara dunia ke-8 yang diraihnya dari kelas 125cc, Moto2 hingga MotoGP. Untuk MotoGP ini menjadi gelar juara dunia keenamnya.

Hebatnya lagi, ini jadi juara dunia keempat secara beruntunnya. Sejak debutnya di MotoGP 2013, pembalap berusia 20 tahun ini hanya gagal juara dunia pada 2015.