Valentino Rossi, Antara Rekor Agostini dan Pensiun di Usia 33
- twitter.com/YamahaMotoGP
VIVA – Mendengar nama Valentino Rossi tentu Anda terbayang akan kehebatannya di atas lintasan balap motor. Sederet rekor telah ditorehkannya dalam perjalanan kariernya hingga kini usianya mencapai 40 tahun.
Sembilan gelar juara dunia yang dihasilkan dari 115 kemenangan di berbagai kelas termasuk MotoGP menjadi bukti sahih kedigdayaannya selama ini. Rekor kemenangannya itu bahkan hanya berjarak tujuh dari yang dimiliki Giacomo Agostini.
Tentu, perjalanan pembalap asal Italia itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Kontroversi pun seakan menjadi teman dari pembalap berjuluk The Doctor.
Dimulai ketika dia memutuskan pindah dari Honda ke Yamaha pada 2004. Padahal, pada musim 2000-2002, Rossi merupakan anak emas dari pabrikan berlambang sayap itu.
Kala itu, banyak yang mempertanyakan keputusannya untuk pindah di tengah dominasi Honda. Terlebih, tren Yamaha sedang menurun di waktu tersebut.
"Saya meninggalkan Honda yang merupakan motor terbaik ke Yamaha yang berada di momen sulit. Itu adalah hal yang gila," kata Rossi dikutip Tuttomotoriweb.
"Terkadang, saya berpikir apakah saya bisa memenangkan balapan dengan jumlah yang sama jika saya tetap bersama Honda. Saya mungkin sudah melewati rekor Giacomo Agostini," ungkapnya.
Kendati demikian, Rossi tak menyesal dengan keputusannya tersebut. Menurutnya, kemenangan bersama Yamaha terasa lebih indah. Terbukti, hingga saat ini dia masih setia bersama pabrikan berlambang Garpu Tala meski sempat hijrah ke Ducati pada 2011.
"Jumlah kemenangan saya mungkin lebih sedikit bersama Yamaha, tapi terasa lebih indah. Pada 2007 banyak yang bilang saya sudah habis tapi saya mengalahkan Jorge Lorenzo dan Casey Stoner yang disebut Valentino Rossi baru," ujar The Doctor.
"Kemenangan paling indah yang berada di posisi pertama adalah Welkom pada 2004. Pada hari itulah telah lahir dongeng Valentino Rossi," tutur dia.
***
Pernah Terpikir Pensiun
Kini, Rossi baru saja menorehkan rekor baru dengan mengklaim balapan ke-400 di sepanjang kariernya. Ini bukan pencapaian mudah lantaran bisa saja tak terwujud andai Yamaha tak menerimanya kembali pada musim 2013.
"Saya berlutut untuk bisa kembali ke Yamaha. Ada seseorang yang tak menginginkan saya mengingat bagaimana cara kami berpisah. Jujur, saya yakin jika mereka tak mengizinkan saya kembali menunggangi M1, saya mungkin akan pensiun di usia 33," jelasnya.