Meski Cedera, Pelari Estafet Jepang Merangkak dan Tak Menyerah
- abc
Seorang pelari Jepang, Rei Iida, mengalami cedera saat ikut dalam lomba lari estafet jarak jauh. Tapi wanita 19 tahun ini tak menyerah. Dia merampungkan sisa etape sepanjang 200 meter lebih dengan cara merangkak.
Iida akhirnya berhasil mencapai rekan pelari satu tim di etape berikutnya.
Iida sebenarnya sudah mendekati akhir etape sepanjang 3,5km dari lomba lari estafet jarak jauh Iwatani Sangyo di Fukuoka. Sial baginya, dia terjatuh dan tulang kakinya patah.
Namun Iida menolak menyerah.
Wanita yang berstatus mahasiswa ini bertekad menyelesaikan tugasnya di etape yang jadi tanggung jawabnya.
Caranya, dengan merangkak meski lututnya kemudian harus berlumuran darah akibat gesekan dengan aspal jalanan.
Rekan setim Iida pun tak kuasa menahan tangis saat melihat apa yang dilakukan Iida. Rekan Iida itu mengusap air matanya sesaat sebelum menerima estafet dari Iida.
Dibutuhkan sekitar lima menit bagi Iida untuk mencapai rekan timnya yang menunggu di etape berikut.
Cuplikan lomba lari ini sudah disiarkan di televisi Jepang pada Oktober lalu, namun rekaman video itu sekarang viral setelah diposting ke Twitter pekan ini.
Dari puluhan juta yang menonton video tersebut, umumnya memberikan pujian atas "keberanian" dan "semangat pantang menyerah" yang ditunjukkan Iida.
Namun, ada pula yang menyebut panitia seharusnya menghentikan pelari yang sudah mengalami cedera.
"Saya kesulitan untuk memutuskan apakah harus menghentikannya," ujar pimpinan juri lomba lari tersebut seperti dikuitp The Telegraph.
Manajer tim Iida sendiri dilaporkan langsung menarik timnya dari perlombaan setelah menerima kabar cedera yang dialami Iida.
Menurut dokter, perlu sekitar tiga sampai empat bulan untuk menyembuhkan cedera yang dialami Iida.
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.