Lebih dari 44.000 Pegawai SoftBank di Tes Corona, Hasil yang Positif Justru Mengejutkan!
- wartaekonomi
Konglomerat teknologi Jepang SoftBank baru saja melakukan tes antibodi (Covid-19) secara sukarela pada lebih dari 44.000 karyawan, keluarga karyawan, klien, dan profesional medis luar seperti dokter dan dokter gigi. Perusahaan itu mengatakan itu adalah tes terbesar oleh perusahaan Jepang.
Untuk memerangi kemungkinan gelombang kasus lain, pendiri dan CEO SoftBank Masayoshi Son mengatakan berbagai tes diperlukan untuk memastikan keselamatan karyawan dan masyarakat, sehingga dapat menemukan strategi secepat mungkin.
Kisah Pria 23 Tahun Tolak Tawaran Pendiri SoftBank hingga Jadi Miliarder Jepang
Selain itu, Son juga mengingatkan bahwa vaksin untuk virus itu mungkin tidak dapat diproduksi secara massal sampai pertengahan tahun depan.
Pada hari Selasa kemarin, SoftBank telah melakukan tes sebanyak 44.066 orang. Adapun yang positif sebanyak 191 orang. Di antara staf SoftBank, hanya 0,04% karyawan yang bekerja di toko ritel operator seluler SoftBank dinyatakan positif, jumlah yang membuat Son agak kaget.
Hal ini lantaran, tingkat tes positif di antara orang-orang pekerja di kantor dan pusat panggilan perusahaan Jepang sedikit lebih tinggi, masing-masing sekitar 0,2% dan 0,4%.
SoftBank diketahui menggunakan kit uji Innovita dan Orient Gene, yang dikembangkan di China. Son mengatakan dia memutuskan untuk menggunakan tes antibodi karena itu dapat dilakukan dengan aman, luas dan cepat. Tetapi beberapa ahli mengingatkan bahwa masih terlalu banyak yang tidak diketahui tentang keakuratan tes antibodi yang tersedia, dan tentang sifat virus itu sendiri.
Pandemi virus corona sendiri telah memukul bisnis Son selama berbulan-bulan. Runtuhnya perjalanan dan pembatasan kuncian di seluruh dunia merupakan bencana besar bagi banyak startup yang ia dukung melalui Vision Fund sebenar USD 100 miliar.
Dana tersebut menderita kerugian operasional hampir USD 18 miliar pada tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret, menyeret SoftBank ke kerugian tahunan terburuk yang pernah ada.
Pandemik itu juga memukul ekonomi Jepang dengan keras, karena negara itu terkunci untuk mencegah penyebaran penyakit. Pemerintah Jepang telah meluncurkan paket stimulus senilai sekitar 234 triliun yen (USD 2,2 triliun) jumlah yang setara dengan hampir 40% dari output tahunan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.