Apakah Sekolah Masih Penting? Apakah Generasi Muda Harus Memiliki Cita-Cita?
- Istimewa
VIVA – MudaBerdaya bersama SMAN 34 Jakarta mengadakan kegiatan Bernalar Berdaya yang merupakan program roadshow mengenai narasi akal pemikiran, nalar dan logika pertama di Indonesia. Kali ini Bernalar Berdaya tampil dengan edisi spesial yang mengundang beberapa content creator anak muda seperti Cania Citta, Esther Lubis, Bro Gamal, dan Jebung. Keempat narator tersebut menantang murid-murid SMAN 34 Jakarta untuk bisa berpikir kritis selama acara berlangsung.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Dwi, Kepala Sekolah SMAN 34 Jakarta, yang mengungkapkan harapannya agar acara tersebut dapat memotivasi siswa untuk menjadi pemuda yang berdaya dengan nalar dan logika yang kuat.
Esther Lubis, seorang content creator TikTok dan alumnus lulusan hukum dari Universitas Gadjah Mada, memulai sesi dengan presentasi yang berjudul 'Cita Cita dan Masa Depan'. Di depan audiens yang terdiri dari 100 lebih pelajar SMA, Esther menyoroti pentingnya periode SMA sebagai fondasi untuk merencanakan dan merealisasikan impian masa depan.
”Jika kalian tidak mengejar mimpi-mimpi tersebut, maka kita akan berakhir membantu orang lain mencapai mimpi mereka," ujar Esther, memotivasi para siswa untuk mengambil kendali atas masa depan mereka sendiri.
Cania Citta, yang dikenal sebagai tokoh pendidikan masa kini, melanjutkan sesi interaktif dengan menantang siswa untuk mempertimbangkan relevansi pendidikan saat ini. "Apa pentingnya sekolah di hari ini?" tanya Cania, tentu pertanyaan ini memicu diskusi dan debat di antara para peserta. Sesi dari Cania Citta sukses membuat para pelajar untuk berpikir secara kritis mengenai tujuan mereka bersekolah.
Bro Gamal, seorang Youtube yang cukup populer di anak muda, membahas realitas dalam mengejar cita-cita terutama dalam memilih pendidikan serta karir. Menurut beliau, cita-cita seseorang yang tidak pernah berubah adalah keinginan menjadi kaya. Sedangkan cita-cita lainnya akan berubah-ubah. Bro Gamal juga berbagi pengalaman bagaimana terkadang dalam menentukan cita-cita, ekspektasi awal akan berbeda dengan hasil akhir.
Sesi keempat diisi oleh Jebung, yang terkenal dengan podcastnya 'Cape Mikir with Jebung'. Jebung bercerita mengenai perjalanan pribadinya yang penuh tantangan selama masa SMA, yang pada akhirnya menemukan sebuah ‘ruang aman’ melalui lingkaran persahabatannya. Jebung menekankan pentingnya memiliki sebuah ruang dimana individu dapat 'speak up' dan mengekspresikan perasaan tanpa takut. Setiap orang berhak dan perlu memiliki ruang aman yang mendukung pertumbuhan emosional dan kesejahteraan mental mereka.
Penutup acara, Sesi Ruang Dialektika, dimulai oleh Stevie Thomas, founder dari MudaBerdaya, yang berdiskusi dengan Bro Gamal dan Jebung tentang berbagai isu penting yang dihadapi anak muda saat ini, termasuk cita-cita dan masa depan, konsistensi dalam mencapai tujuan, pembangunan support system yang efektif, hingga permasalahan yang sering terjadi di anak muda seperti adiksi atau kecanduan yang tidak produktif. Sesi penutup ini disambut dengan antusias oleh para peserta dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan dan selama ini menjadi keresahan mereka.
Acara Bernalar Berdaya Edisi Spesial ini sukses diselenggarakan dengan melibatkan lebih dari 100 peserta. MudaBerdaya berharap program ini dapat menjadi sebuah gerakan yang mampu mengasah kemampuan berpikir kritis dan kesiapan mental dalam menghadapi tantangan dan keresahan anak muda Indonesia.
Tentang Bernalar Berdaya
Bernalar Berdaya adalah sebuah program perjalanan narasi akal pemikiran, nalar, dan logika yang diadakan oleh MudaBerdaya setiap bulannya di sekolah-sekolah. Dengan menghadirkan pembicara yang relevan dan memiliki kapabilitas di bidangnya masing-masing, acara ini menampilkan narasi gagasan yang dapat membuka pola pikir serta wawasan untuk anak muda agar dapat bersikap kritis serta memiliki nalar yang sehat untuk menciptakan anak muda Indonesia yang berdaya sejak muda.