Pos Indonesia Salurkan Bansos Sembako dan PKH untuk 23.733 KPM di 6 Wilayah Yogyakarta
- Pos Indonesia
VIVA – PT Pos Indonesia (Persero) kembali menyalurkan Bansos Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial. Bansos Sembako dan PKH kali ini menjadi penyaluran untuk triwulan ke-2 di tahun 2023. Seperti yang juga dilakukan Pos Indonesia di daerah lain, portret penyaluran kedua bansos dari Kemensos ini juga disalurkan untuk masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Penyaluran bantuan dilakukan di Kantorpos Cabang Yogyakarta. Executive General Manager (EGM) KCU Yogyakarta, Sujatmiko, memastikan alokasi bansos dan PKH yang diberikan pemerintah, yakni sebanyak 23.733 keluarga penerima manfaat (KPM) di enam wilayah DIY.
"Ini terbagi dari Kota Yogyakarta sebanyak 2.754 KPM, Sleman sebanyak 3.263 KPM, dan sebagian Kabupaten Bantul ada 2.876 KPM. Selebihnya, kami juga menyalurkan di wilayah KC-KC (Kantor Cabang) Yogyakarta seperti Wates sebanyak 3 ribu KPM, Bantul sebanyak 5 ribu KPM, dan Wonosari Yogyakarta ada 6 ribu KPM," ujar Sujatmiko.
Dalam penyaluran Bansos Sembako dan PKH hingga diterima utuh oleh KPM, Pos Indonesia menggunakan tiga metode, yaitu pencairan di Kantorpos Cabang Pembantu, penyaluran di komunitas, dan pengantaran langsung ke tempat tinggal KPM (door to door).
Namun, untuk metode door to door diterapkan jika ada KPM yang belum atau pun berhalangan untuk mengambil bansos langsung di Kantorpos.
Persiapan Kantorpos dalam penyalurkan Bansos PKH dan Sembako, menurut Sujatmiko, petugas Kantorpos langsung bergerak begitu mendapat penugasan dan menerima daftar Keluarga Penerima Manfaat (KPM) By name by address (BNBA) dan kemudian mencetak daftar nominatif (danom). Seperti pada penyaluran bansos sebelumnya, pihak Kantorpos akan berkoordinasi dengan pemimpin wilayah di kawasan KCU Yogyakarta, yaitu di Kota Jogja, Kabupaten Sleman dan sebagian Bantul untuk menginformasikan ada penyaluran Bansos di wilayah KCU Yogyakarta. Setelah sebelumnya menyiapkan jadwal pembayarannya, yang juga disampaikan ke pemimpin wilayah dan atau kabupaten yang menjadi daerah penyaluran. Sujatmiko mengatakan langkah penyaluran bansos berikutnya adalah melakukan koordinasi dengan komunitas-komunitas di bawah kelurahan atau desa untuk menyampaikan informasi, agar para KPM bisa datang sesuai jadwal dan tempat yang ditentukan.
"Jadi KPM yang bedrest, sakit, atau yang tidak bisa mengambil di tempat akan kami tentukan. Kemudian, kita melakukan kunjungan langsung untuk menyalurkan bantuan tersebut," kata Sujatmiko.
Saat bansos dibagikan ada beberapa mekanisme yang harus dilakukan KPM. Mereka akan diminta untuk menunjukkan KTP dan surat pemberitahuan (SP) yang dibagikan kelurahan. Kemudian, akan ada pencocokan data, baik wajah dan NIK. Jika cocok, KPM akan diminta untuk melakukan pengambilan foto. Kemudian, diakhiri dengan proses pembayaran.
Sujatmiko juga mengungkapkan rasa syukurnya karena penyaluran bansos sembako dan PKH di Yogyakarta berjalan lebih baik. Bahkan, menurutnya, penyaluran bansos tahun ini lebih mudah ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
"Tahun ini lebih mudah ketimbang tahun lalu. Karena sudah longgar. Kalau tahun lalu, protokol kesehatan harus dijaga. Kalau sekarang, walaupun kita tetap menjaga protokol kesehatan, tapi tidak seketat dulu," lanjut Sujatmiko.
Sementara itu, Juru Bayar Pos Indonesia KCU Yogyakarta, Yonas mengungkapkan pengalamannya selama membagikan bansos KPM. Ia mengaku bisa menyalurkan bansos ke beberapa KPM dalam sehari dan mengambil rute atau rumah KPM yang terdekat terlebih dulu.
"Kira-kira sekitar 5-8 KPM yang kita kunjungi," kata Yonas.
Yonas pun tak menampik adanya kendala ketika membagikan bansos. Namun, hal itu tak menurunkan semangat untuk menjalankan tugasnya.
"Dari rumah ke rumah itu kan ada yang rumahnya di pinggir kali atau dekat makam, dan mencari rada (susah). Tetapi itu semua amanah, kita tetap harus ke rumahnya dan membagikan bansos tepat sasaran," kata Yonas.
Sebagai juru bayar, Yonas melakukan proses perekaman dan pendokumentasian dari biometrik dengan face recognition, dan melakukan foto tempat tinggal KPM sekaligus melakukan geotagging. Saat ini perekaman biometrik yang nantinya diunggah ke dashboard Pos Indonesia, sudah disematkan fitur artificial intelligence (AI) yang artinya ketika melakukan foto KPM, harus benar-benar dalam pose yang benar.
Yonas merasa senang sekaligus bangga bisa menjadi juru bayar Kantorpos dan menyalurkan Bansos PKH dan Sembako ini ke para KPM.
“Melihat penerima Bansos yang terlihat gembira dan bahagia jadi hilang rasa capek. Senang bisa ikut jadi bagian dari penyaluran Bansos ini. Bangga juga bisa ikut membuat orang bahagia,” kata Yonas.
Salah satu KPM asal Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta, Rifki Ardhiyanto, mengungkapkan rasa syukurnya karena telah mendapat bansos ini. Ia mengaku sangat merasakan manfaat bansos ini, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
"Sangat membantu kami yang menerima. Karena untuk kebutuhan sehari-hari kita juga cukup kesulitan," ujar Rifki.
Rifki mengaku bansos yang diterimanya senilai Rp600 ribu ini akan digunakan untuk membeli sembako seperti beras. "Nanti akan saya gunakan untuk membeli sembako juga, beli beras dan lain-lainnya," lanjutnya.
Rasa syukur juga diungkapkan KPM lainnya, Sugimin. Baginya, bansos yang diterimanya sangat bermanfaat untuk membantu kondisi ekonomi keluarganya.
"Program ini bagus untuk membantu, menopang ekonomi dari Pak Sugimin," ujar perwakilan Sugimin, Daru.
Selain memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sugimin bisa menggunakan uang bansos untuk membeli obat untuk kesehatannya. Menurut Daru, Sugimin telah mengalami lumpuh karena mengalami kecelakaan.
"Bisa juga membeli keperluan lain seperti obat untuk Pak Sugimin," tutur Daru.