Pertahankan Kinerja Ekspor, Bea Cukai Hadiri Sosialisasi Ekspor di Yogyakarta dan Jawa Timur

Bea Cukai hadiri sosialisasi ekspor di Yogyakarta
Sumber :
  • Bea Cukai

VIVA – Pemerintah melalaui Bea Cukai terus mendurung pelaku usaha untuk terus melakukan ekspor. Langkah ini dilakukan untuk mempertahankan surplus neraca perdagangan dan meningkatkan devisa negara. Kali ini, usaha untuk terus mendorong ekspor dilakukan oleh Bea Cukai Yogyakarta dan Bea Cukai Juanda.

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Hatta Wardhana, mengatakan bahwa dalam mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk ekspor, Bea Cukai Yogyakarta menjadi narasumber dalam kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Ekspor Komoditas Pertanian dan Turunannya, pada Sabtu (19/11). “Kegiatan ini diselengarakan oleh Tim Pengabdian Masyarakat, Program Studi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan berlangsung di Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul. Tujuannya, untuk meningkatkan kompetensi para pelaku UMKM di wilayah Bantul agar bisa ekspor,” imbuhnya.

Hatta menambahkan bahwa Bea Cukai sangat terbuka dalam pendampingan UMKM untuk ekspor. Pelaku UMKM dapat menghubungi Kantor Bea Cukai yang mengawasi dan melayani di daerahnya untuk melakukan asistensi. Dengan demikian dapat terjadi peningkatan kinerja ekspor untuk menunjang perekonomian daerah.

Sementara itu, di Sidoarjo, Bea Cukai Juanda menghadiri kegiatan soft launching bertajuk “Layanan Ekspor Sarang Burung Walet Melalui SSm Ekspor Dalam Rangka Join Proses Bisnis” yang diselenggarakan oleh Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak Kementerian/Lembaga di Aula Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, pada Kamis (24/11). Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Karantina Pertanian, Lembaga National Single Window (LNSW), dan Direktorat Jenderal Anggaran, yang diselenggarakan secara hybrid atau gabungan luring dan daring.

Single Submission (SSm) Ekspor merupakan sistem penyampaian data dan informasi pengajuan dokumen ekspor secara tunggal melalui superset data. Tujuan dibangunnya sistem tersebut adalah untuk mempercepat waktu layanan yang sebelumnya diajukan terpisah, memberikan kemudahan bagi pelaku usaha untuk mendapatkan layanan dari kementerian/lembaga berwenang,meminimalisasi duplikasi dalam proses pengajuan dokumen ekspor, serta sinkronisasi dan integrasi data karantina dengan dokumen ekspor.

Hatta berharap melalui kegiatan soft launching kerja sama proses bisnis dapat membuka langkah awal untuk memudahkan pengguna jasa dalam proses kekarantinaan, khususnya para eksportir sarang burung walet. Kerja sama proses bisnis ini sekaligus memastikan kebenaran data yang diajukan oleh pengguna jasa. “Semoga kehadiran Bea Cukai dapat memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha, khususnya di bidang ekspor, demi meningkatkan daya saing produk lokal di kancah global sehingga dapat meningkatkan perekonomian negara,” tutupnya.