Percepatan Implementasi Program NLE, Bea Cukai Terus Jalin Sinergi

Bea Cukai kolaborasi dengan NLE.
Sumber :

VIVA – Sebagai upaya pemerintah dalam menciptakan ekosistem logistik yang semakin efisien di Indonesia, implementasi program National Logistic Ecosystem (NLE) yang tertuang dalam Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2020, semakin digalakkan, termasuk di dua pelabuhan, yaitu Tanjung Emas dan Belawan.

Dalam percepatan implementasi program NLE di dua pelabuhan tersebut, Bea Cukai menunjukkan pentingnya kolaborasi antarinstansi. 

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Hatta Wardhana, pada Senin (31/10) mengatakan NLE adalah ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang.

Program ini berorientasi pada kerja sama antarinstansi pemerintah dan swasta, melalui pertukaran data, simplifikasi proses, penghapusan repetisi dan duplikasi, serta didukung oleh sistem teknologi informasi yang mencakup seluruh proses logistik terkait dan menghubungkan sistem-sistem logoistik yang telah ada. 

“Dengan berkolaborasi bersama instansi lainnya, diharapkan implementasi program NLE akan semakin cepat dan berjalan dengan lancar. Hal ini juga merupakan perwujudan tugas Bea Cukai sebagai salah satu unit eselon I yang ditugaskan untuk melaksanakan inisiatif strategis dalam program penataan ekosistem logistik, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor 112/KMK.04/2021 tentang Program Penataan Ekosistem Logistik Nasional Kementerian Keuangan Tahun 2021-2024," ujarnya.

Disebutkan Hatta, kolaborasi antarinstansi ditunjukkan dengan baik dalam implementasi program NLE di Pelabuhan Tanjung Emas, yang sudah mencapai 98% per 17 Oktober 2022.

“Capaian baik ini didukung oleh adanya sinergi dan kolaborasi dari pemangku kepentingan. Contohnya, dalam pelaksanaan Evaluasi Implementasi Ssm Quarantine Customs dan Ssm Sarana Pengangkut pada tanggal 21 Oktober 2022 lalu, Bea Cukai Tanjung Emas bekerja sama dengan Tim Stranas PK dan kementerian/lembaga lainnya di Pelabuhan Tanjung Emas dalam mengevaluasi sistem yang sudah berjalan, demi memitigasi adanya kendala yang dapat terjadi ke depannya," katanya.

Ia menjelaskan bahwa selama ini, Bea Cukai Tanjung Emas telah bersinergi dengan kementerian/ lembaga lainnya di Pelabuhan Tanjung Emas demi menyukseskan program Ssm Quarantine Customs dan SSm Pengangkut di Pelabuhan Tanjung Emas.

Keberhasilan implementasi pembangunan Penataan Nasional Logistik Ekosistem (NLE) dapat menciptakan transparansi proses bisnis dan pemangkasan birokrasi guna menciptakan kelancaran arus logistik di Pelabuhan Tanjung Emas. 

“Bea cukai Tanjung Emas, menurut Hatta berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan di berbagai lini melalui evaluasi dan inovasi untuk percepatan progam STRANAS PK dalam rangka mewujudkan NLE Tanjung Emas dapat diimplementasikan dengan baik sehingga pelayanan dapat lebih efektif dan efisien,” kata Hatta.

Pentingnya kolaborasi dalam percepatan implementasi program NLE juga ditunjukkan oleh Bea Cukai Belawan. Hingga saat ini, program NLE yang telah diimplementasikan dengan baik di Pelabuhan Belawan ialah Single Submission (SSM) Pengangkut, SSm QC, Autogate System, DO Online, dan SP2 Online.

“Kolaborasi dengan seluruh asosiasi, pelaku usaha, dan instansi pemerintah yang terintegrasi, diharapkan mampu menyukseskan penataan ekosistem logistik di Pelabuhan Belawan. Tak hanya berkolaborasi dengan pihak-pihak tersebut, Bea Cukai Belawan juga telah berkoordinasi dengan jajaran Sekretariat Kabinet RI yang pada tanggal 13 Oktober 2022 lalu sempat melaksanakan kunjungan kerja ke Pelabuhan Belawan untuk mengetahui lebih lanjut sistem dan fasilitas yang tersedia di Pelabuhan Belawan, sekaligus mendorong percepatan implementasi National Logistics Ecosystem (NLE),” ujar Hatta.

Ia berharapa kolaborasi antarinstansi dalam implementasi program NLE akan menyukseskan penataan ekosistem logistik nasional di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia.