Kecintaanya pada dunia penelitian dan investigasi, khususnya pada bidang keselamatan transportasi, Soerjanto Tjahjono menjadi orang nomor satu di KNKT.
Mengawali karier bersama PT Garuda Indonesia, Soerjanto Tjahjono memiliki pengalaman panjang di bidang teknik penerbangan. Hampir puluhan tahun ia begelut di perusahaan transportasi dan aktif di organisai keselamatan berkendara.
Pria kelahiran Jakarta, 23 Mei 1960 ini adalah lulusan dari Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Mesin dan Aeronautika. Setahun setelah lulus, Soerjanto bergabung dengan PT Garuda Indonesia sebagai System Programmer. Karena keseriusannya, hampir setiap tahun ia memperoleh promosi jabatan.
Ia sempat didapuk sebagai Kepala Rekayasa Struktur Airbuss A-300 di PT Garuda Indonesia pada tahun 1990, Soerjanto kemudian dipercaya sebagai Kepala Tim Persiapan Reliability Control Program 3 tahun setelahnya.
Salah satu posisi strategis yang diembannya yaitu sebagai General Manager Teknik dan Pemeliharaan Keselamatan Penerbangan periode 2001-2005.
Berkat kegemaran dan penelitiannya soal kesalamtan transportasi, Soetjanto bergabung dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada tahun 1998. Kehadiran lembaga KNKT ini didasari atas rendahnya tingkat keselamatan masyarakat dalam dalam menggunakan transportasi darat, laut, hingga udara.
Selain berkarier di PT Garuda Indonesia, alumnus Delft University ini juga didapuk sebagai Direktur Pemeliharaan PT Eagle Air, CEO PT. Global Maintenance Facility, CEO PT. Kabindo, dan Ketua Keamanan Operasi dan Teknik INACA.
Berka jam terbang dan pengalamannya di belakang meja sebagai profesional maupun di lapangan sebagai investigator keselamatan transportasi, Soerjanto lolos seleki dan terpilih sebagai Ketua KNKT.
Tepat berusia 55 tahun, Soerjanto dilantik oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pada 25 Agustus 2015. Ia menggantikan posisi Tatang Kurniadi yang telah menjabat sejak 2007.
Sejak itu, nama Soerjanto menjadi sumber media bertanya bila terjadi kecelakan transportasi darat, laut, maupun udara. Dia bersama timnya berusaha menyibak tabir penyebab terjadinya musibah, apalagi bila terjadi pada pesawat yang menelan banyak korban. (AC/DN) (Photo/Antara)
PENDIDIKAN
Sarjana, Teknik Mesin dan Aeronautika, Institut Teknologi Bandung (1986)
Doktor, Delft University of Technology, Belanda (1998)
KARIER
System Programmer di PT Garuda Indonesia (1988)
Teknisi Airframe dan Pembangkit Listrik Pesawat di PT Garuda Indonesia (1988-1989)
Staf Rekayasa Struktur di PT Garuda Indonesia (1989-1990)
Kepala Rekayasa Struktur Airbuss A-300 di PT Garuda Indonesia (1990-1991)
Anggota Investigasi Kecelakaan Pesawat di PT Garuda Indonesia (1990-1994)
Anggota Tim Pemulihan pesawat untuk Fokker F-28, DC-9, Airbus A-300 dan Boeing B 737-300 (1990-1994)
Anggota Aging Working Group di McDonnell Douglas untuk DC-10 dan DC-9 (1990-2000)
Kepala Tim Rekayasa Struktur Pesawat Tubuh Ramping di PT Garuda Indonesia (1991-1994)
Anggota Tim Perbaikan F-28 di Fokker Aircraft Services, Woensdrecht, Belanda (1991)
Instruktur dalam Program Pengendalian Korosi (1991-1994)
Anggota Persiapan sertifikasi FAA untuk FAR 145 dari Fasilitas Pemeliharaan Garuda untuk Pusat Perbaikan (1992-1993)
Instruktur Perbaikan Komposit (1992-1994)
Instruktur Kelaikan Udara (1993-1994)
Anggota Program Pencegahan dan Pengendalian Korosi Pesawat Boeing (CPCP) (1993-1994)
Kepala Tim Persiapan Reliability Control Program (1993)
Kepala Tim Persiapan Berat dan Keseimbangan Pesawat AOC 121 (1993-1994)
Kepala Departemen Teknik Struktur Pesawat di PT Garuda Indonesia (1994)
Anggota Maintenance Review Board di McDonnell Douglas untuk MD-11 (1996-1998)
Anggota Indonesia-Belanda dalam Bidang Riset dan Teknologi (1998-2003)
Anggota Komite Nasional Keselamatan Transportasi (1998)
Kepala Tim Penelitian tentang Hovercraft untuk aplikasi Militer dan Sipil Angkatan Laut Indonesia (1998-2004)
Kepala Pusat Penelitian Pemeliharaan Indonesia, Suryadarma University (2000-Sekarang)
Kepala Tim persiapan Pedoman Rencana Tanggap Darurat Garuda (2000-2001)
General Manager Teknik dan Pemeliharaan Keselamatan Penerbangan di PT Garuda Indonesia (2001-2005)
Investigator Penanggung jawab Kecelakaan kereta api Empu Jaya dan Cirebon Ekspres dan Kecelakaan Empu Jaya dan Gaya Baru Malam (2001-2002)
Kepala penelitian di Pemberhentian Kereta Api Otomatis dari PT Mandala Mitra Persada (2002-2004)
Kepala Proyek Hovercraft untuk Angkatan Laut Indonesia di PT Hoverindo (2004-2006)
Kepala Proyek Hovercraft PT Sumber Daya Primatama (2004-2006)
Direktur Pemeliharaan PT Eagle Air (2007-2008)
CEO PT. Global Maintenance Facility (2008)
Deputi Departemen Pemeliharaan PT Indonesia Air Transport (2008-2012)
CEO PT. Kabindo (2010)
Ketua Tim Riset Turbin Angin dengan Litbang Angkatan Laut Indonesia dan Universitas Diponegoro (2011)
Ketua Keamanan Operasi dan Teknik INACA (2011)
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (2015-Sekarang)