Ilham Oetama Marsis

akademisi
Jakarta, 9 Juli 19493
s/d
Sekarang

Dunia kedokteran membawa Ilham Oetama Marsis ke panggung nasional. Ia memimpin organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
 
Pria kelahiran Jakarta, 9 Juli 1949 itu besar di ibu kota. Lulus SMA, ia memilih untuk menjadi dokter karena sering melihat pamannya melayani pasiennya dengan tulus.
 
Untuk mengejar mimpinya, ia masuk Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia (FK-UI) dan lulus saat usianya 25 tahun. 
 
Lulus kuliah, ia ikut wajib militer. Ia bergabung dengan tim elite Marinir Angkatan Laut. Seluruh wilayah Indonesia ia kunjungi. Bahkan, ia sempat ikut operasi di Timor Timur (kini bernama Timor Leste dan telah lepas dari Indonesia). 
 
Setelah berhasil menguasai Timor Timur, pada 1976, ia kembali ke Surabaya dan bertugas di Rumah Sakit Dr. Ramlan. Tak lama di sana, ia pulang ke Jakarta mengabdi di RS KKO Marinir, Cilandak.
 
Meski sudah mengikuti pendidikan militer di Amerika Serikat pada 1979, ia lebih memilih keluar dari tentara dan fokus di kedokteran. Ia pun meneruskan pendidikan spesialisasi kebidanan dan kandungan di FK-UI. 
 
Marsis berhasil menggondol gelar spesialis SpOG pada 1982. Spesialis ini diambil karena pengaruh saat ikut wajib militer. Saat itu, ia banyak membantu ibu-ibu melahirkan dan operasi sesar. 
 
Pria yang akrab disapa Prof IDM atau Prof Marsis ini sangat aktif di organisasi kedokteran. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Perhimpunan Dokter Umum Indonesia dan Ketua Badan Pengembangan dan Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan di PB IDI.
 
Kariernya di organisasi makin meroket, ia berhasil menjadi Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia untuk periode 2015-2018. 
 
Selain aktif di organisasi, Marsis juga mengajar di Universitas Kristen Indonesia (UKI). Tadinya, ia akan mengajar di almamaternya UI. Namun, karena alasan internal, ia diminta di UKI dan sekaligus menyandang Guru Besar di kampus itu. 
 
Ia juga menjalani profesinya sebagai seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Jakarta. Pulang malam, kadang ia menyempatkan menulis artikel di rumah.
 
Sikapnya pun terbilang berani. Guru Besar Fakultas Kedokteran UKI ini pernah menolak dilibatkan dalam eksekusi hukuman kebiri yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016 karena melanggar Kode Etik Kedokteran.
 
Nama Ilham Oetama sempat ramai dibicarakan terkait masalah mengenai pemberian sanksi terhadap Kepala Rumah Sakit Umum Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Mayjen Dokter Terawan Agus Putranto. karena dianggap telah melanggar Pasal 4 dan 6 Kode Etik Kedokteran Indonesia. Meski akhirnya sanksi tersebut ditunda.
 
Kini, ia juga atas nama PB IDI sedang berjuang agar kebijakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dapat memberikan fasilitas layanan yang layak kepada pasien. Bukan sebaliknya mengurangi beberapa item pelayanan hanya karena alasan BPJS defisit anggaran.(AC/DN)
 
PENDIDIKAN
Dokter Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia (1975) 
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Universitas Indonesia (1982)
 
KARIER
Dokter di RSIA Bunda Jakarta
Ketua Badan Pengembangan dan Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (2006-2009)
Ketua Ultrasonografi Indonesia 
Ketua Dewan Penasihat Perhimpunan Dokter Umum Indonesia
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (2015-2018) 
 
PENGHARGAAN
Satya Lencana Karya 
Satya Lencana Seroja dan Wira Bhakti


Berita Terkait

Menkes Ingin Datangkan Dokter Asing ke Indonesia, IDI Buka Suara

Fit

9 Juli 2024

Atasi Kekurangan Dokter Spesialis, IDI Gandeng Pemda dan Putra Daerah: Siap Gebrak Pelosok Negeri!

Fit

24 Februari 2024

Respons IDI Soal Buka 300 Fakultas Kedokteran

Fit

5 Februari 2024

IDI dan Universitas Syiah Kuala Berikan Beasiswa Pendidikan untuk Mahasiswa Palestina

Edukasi

28 Desember 2023

IDI Siagakan Tenaga Kesehatan Dokter untuk Penanganan Korban Bencana Erupsi Gunung Marapi

Fit

7 Desember 2023
Share :