Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, MPA

Sumatera Utara, 28 September 19473
s/d
Sekarang

Pensiunan jenderal TNI ini makin bersinar setelah  tak lagi berseragam baju loreng. Selain bisnisnya berkembang pesat, Luhut Binsar Panjaitan juga diberikan jabatan menteri hingga menjadi orang kepercayaan presiden.

"Sebagai prajurit, loyalitas sudah menjadi darah daging saya. Keputusan Presiden akan saya laksanakan sesuai kemampuan saya. Saya hanyalah bagian kecil dari sistem. Kalau saya bisa mengerjakan banyak hal itu karena kehebatan para staf dan perwira-perwira yang membantu saya selama ini," tulis Luhut dalam akun facebooknya, Rabu, 27 Juli 2016.

Pemberian jabatan itu semua bukanlah cek kosong karena kedekatan semata. Namun, karena memang kapasitas dan integritas Luhut Panjaitan sendiri yang memang layak mendapatkannya. Sebelum mendapatkan ini, Luhut juga sudah membuktikan kinerjanya saat di Kopassus TNI AD.

Pria kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara, 28 September 1947 ini adalah Putra pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida. Kehidupan kedua orang tuanya cukup beruntung. Awalnya, bapaknya seorang sopir bus, namun seiring perjalanan waktu, bapaknya memiliki nasib yang baik dan dapat bekerja di perusahaan serta disekolahkan ke Amerika Serikat.

Sejak kecil, Luhut dididik orang tuanya untuk besikap jujur, belajar, kerja keras, dan kerjakan yang terbaik. Masa sekolah menengahnya, Luhut belajar di SMA Penabur, Bandung. Selama duduk di bangku sekolah, Luhut menjadi salah stu pendiri Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) yang menghimpun pelajar dan mahasiswa menentang Orde Lama dan PKI.

Pada tahun 1967, Luhut masuk Akademi Milter (Akmil)Angkata Darat dan tiga tahun kemudian lulus dengan predikat sebagai lulusan terbaik sehingga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa.

Selepas pendidikan dari Akademi Militer, ia mengawali karier militernya dengan pangkat letnan dua, dengan bertugas di Kopassus. Berbagai jabatang dia raih di Kopassus. Bahkan dia salah seorang yang mendirikan Detasemen Penanggulangan Teror. Pada tahun 1997-1999, Luhut diberi promosi pangkat bintang tiga, saat dipercaya sebagai Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat di Bandung.

Selain memiliki karier cemerlang dalam dunia militer, Luhut juga pernah menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI pada Kabinet Persatuan Indonesia tahun 2000-2001, era Presiden Abdurrahman Wahid.

Tahun 2004, seperti dalam laman situs perusahaannya, Luhut mulai merintis bisnis di bidang energi dan pertambangan yang bernama PT Toba Sejahtera yang kini Toba Sejahtera memiliki anak usaha yang bergerak di sektor minyak, gas, perkebunan, dan kelistrikan.

Sementara karier politiknya, dia bergabung dengan Partai Golkar sebagai wakil Ketua Dewan pertimbangan mendampingi Akbar Tandjung, pimpinan Aburizal Bakrie. Pada Pilpres 2014, dia mengundurkan diri dari Golkar karena mendukung capres Joko Widodo. Sementara Golkar mendukung pasanga Prabowo-Hatta.

Presiden terpilih Joko Widodo akhirnya mengganjaar Luhut Binsar Panjaitan dengan jabatan baru dan sebagai orang yang pertama kali yang menjabatnya, yakni sebagai Kepala Staf Kepresidenan RI untuk periode 2014-2019. Ia menjadi orang penting di lingkaran Istana Presiden.

Namun, belum lama berjalan, 12 Agustus 2015, Presiden Joko Widodo mengangkat dan melantiknya menjadi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) menggantikan Tedjo Edhy Purdjiatno. Setahun kemudian, pada perombakan kabinet berikutnya, ia dilantik menjadi Menko Maritim dan Sumber Daya untuk periode 2016-2019.

KELUARGA      
Istri                                 : Devi Simatupang
Anak                               : 4 Orang


PENDIDIKAN
SMA Penaburan, Bandung
Akademi Militer 1970
 

KARIER

    Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1971).
    Komandan Kompi A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1973).
    Komandan Kompi A Pasukan Kontingen Garuda (KONGA VI) Wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir (Desember 1973 - Oktober 1974).
    Ajudan Pribadi Brigjen TNI Yogi S Memed (Komandan Brigade Selatan, Wilayah Terusan Suez) Kontingen Garuda (KONGA VI), Mesir (Desember 1973 - Oktober 1974).
    Pendiri dan Komandan Pertama Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1981)
    Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat, BAIS ABRI (1983)
    Komandan Sekolah Pusdik Para Lintas Udara Pusshandalinud/Pada Pusat Pendidikan      Pasukan Khusus/Pusdikpassus, Kopassus (1987).
    Komandan Group 3 Sandhi Yudha Kopassus, (1990)
    Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus), (1993)
    Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur
    Wakil Komandan Pusat Persenjataan Infanteri
    Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI-AD (1996-1997)
    Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD) (1997-1999).
    Duta Besar RI Berkuasa Penuh Untuk Singapura (1999 - 2000)
    Menteri Perindustrian Dan Perdagangan RI Pada Kabinet Persatuan Indonesia (2000 -  2001)
    Pengusaha di bidang energi dan pertambangan, PT Toba Sejahtera (2004)
    Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar (2010-2014)
    Kepala Staf Kepresidenan RI (2014-2015)
    Menko Polhukam  2015-2016
    Menko Maritim  2016

Berita Terkait

Luhut Ungkap Prabowo Bakal Gelar Rapat Bahas Dampak Pilpres AS

Bisnis

5 November 2024

Mantan Menteri SBY hingga Ekonom Jadi Anak Buah Luhut di Dewan Ekonomi Nasional, Simak Formasinya!

Bisnis

5 November 2024

Mari Elka Pangestu Dilantik Prabowo Jadi Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional

Bisnis

5 November 2024

Luhut Bagikan Kenangan Masa Lalu, Ungkap Alasan Prabowo Ajak Kabinet Merah Putih ke Lembah Tidar

Politik

27 Oktober 2024

Bukan Kaleng-kaleng, Ini Sepak Terjang 4 Jenderal TNI 'Pembisik' Presiden Prabowo

Nasional

23 Oktober 2024
Share :