Di tengah menikmati popularitas keartisannya, Nurul Arifin terjun ke dunia politik. Ia bergabung dengan Partai Golkar dan mencicipi panasnya panggung Senayan.
Nurul Qomaril Arifin atau lebih sering disapa Nurul Arifin ini merupakan seorang aktris senior sekaligus aktivis dan politikus tanah air. Namanya mulai dikenal masyarakat setelah membintangi film Pacar Ketinggalan Kereta. Namun, seiring berjalannya waktu, wanita berambut pendek ini memilih terjun ke dunia politik.
Nurul lahir di Bandung pada 18 Juli 1966 dari pasangan M. Yusuf Arifin dan Anne Marie. Ia mengawali kariernya sebagai aktris saat usianya 18 tahun dengan memerankan film Hati yang Perawan.
Setelah itu, ia semakin sering membintangi berbagai film, di antaranya yaitu Madu dan Racun (1985), Naga Bonar (1986), Lupus (1987), hingga Pacar Ketinggalan Kereta (1988). Nurul bahkan dinobatkan sebagai artis terlaris 1989.
Nurul juga berhasil masuk beberapa nominasi yaitu nominasi Piala Citra sebagai aktris terbaik 1988 dalam film Istana Kecantikan, nominasi Piala Citra sebagai pemeran pembantu 1989 dalam film Pacar Ketinggalan Kereta, nominasi Piala Citra sebagai aktris terbaik 1990 dalam film Dua dari Tiga Laki-Laki, dan nominasi Piala Citra sebagai aktris terbaik 1992 dalam film Catatan Si Emon.
Lebih dari 30 judul film telah dibintangi olehnya. Namun, di tahun 1990-an Nurul tergerak untuk menjadi seorang aktivis sosial. Suami dari Mayong Suryolaksano ini terlibat sebagai sukarelawan korban AIDS, narkoba, dan kekerasan terhadap perempuan.
Tidak disangka, sepak terjangnya sebagai aktivis justru membuat Nurul memperoleh berbagai penghargaan beberapa di antaranya yaitu Artis Peduli AIDS dari Yayasan Pelita Ilmu, penghargaan nasional Wira Kencana dari BKKBN Pusat pada 2004, serta penghargaan bertaraf internasional dari World Forum-Swiss, sebagai Young Global Leaders yang diserahkan pada Januari 2015.
Tak hanya itu, Nurul juga menerima beasiswa dua kali dari Ford Foundation untuk mengikuti studi gender dan seksualitas pada tahun 1999 dan 2000 di FISIP Universitas Indonesia.
Sukses sebagai seorang aktivis, Nurul pun kembali tergerak untuk terjun ke dunia politik. Menurutnya, belum banyak wanita yang terwakili di parlemen sehingga kepentingan perempuan kurang terwakili dalam kebijakan-kebijakan yang diciptakan parlemen.
Berkat penghargaan sebagai salah satu wanita berkualitas sebagai kandidat anggota legislative versi LSM Centro, banyak tawaran masuk partai politik datang menghampirinya. Nurul pun memilih bergabung dengan Partai Golkar. Ibu dua anak ini berhasil terpilih sebagai anggota Komisi II DPR RI selama dua periode 2004-2009 dan 2009-2014.
Sayangnya, Nurul gagal pada pemilihan anggota DPR RI yang ketiga kalinya pada Pemilu 2014. Meski begitu, ia menduduki Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar. Lalu, pada Pilkada 2018 Nurul maju sebagai calon walikota Bandung. Ia didampingi Chairul Hidayat yang berasal dari Partai Demokrat. (AC/DN)
(Photo:Instagram/NurulArifin)
KELUARGA
Orang Tua : M.Yusuf Arifin dan Anne Marie
Suami : Mayong Suryolaksano
Anak : Maura Magnalia Madyaratri
Melkior Mirari Manusaktri
PENDIDIKAN
S1, Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia (2004)
S2, Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia (2007)
KARIER
Dosen Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta (2004)
Pengurus Asosiasi Ilmuwan Politik Indonesia Pusat (2005)
Anggota DPR RI Fraksi DPP Golkar (2004-2014)
Filmografi
IQ 200 (1984)
Hati yang Perawan (1984)
Madu dan Racun (1985)
Naga Bonar (1986)
Kelabang Seribu (1986)
Lupus (1987)
Harga Diri (1987)
Saskia (1987)
Warkop: Mana Bisa Tahan (1987)
Dua Dari Tiga Laki-Laki (1988)
Kipas-kipas Cari Angin (1988)
Pacar Ketinggalan Kereta (1988)
Hidup Semakin Panas (1988)
Warkop: Malu Malu Mau (1988)
Jangan Bilang Siapa-Siapa (1988)
Ketika Cinta Telah Berlalu (1988)
Kanan Kiri OK I (1988)
Kanan Kiri OK II (1988)
Curi-Curi Kesempatan (1988)
Demi Cinta Belahlah Dadaku (1989)
Catatan Si Emon (1989)
Kemesraan (1989)
Si Kabayan Saba Kota, bersama Didi Petet (1989)
Pelangi di Nusa Laut (1990)
Pagar Ayu (1990)
(1991)
Surat untuk Bidadari (1991)
Istana Kecantikan (1991)
Ayahku, Bangsaku (1991)
Warkop: Sudah Pasti Tahan (1991)
Gelora Cinta (1991)
Gema Kampus '66 (1991)
Jangan Ada Dusta (1991)
Dari Pintu ke Pintu (1991)
Gampang-Gampang Susah (1991)
Bahwa Cinta Itu Ada (2010)
Sinetron
Reaksi
Ada Ada Saja
Aku, Perempuan dan Lelaki Itu
Abad 21
Kupu75 Kupu Ungu
Tidak Semua Laki-Laki
Sajadah Panjang
Jangan Ada Dusta
PENGHARGAAN
Putri Logo Jabar 1982
Ratu Disko Jabar 1983
Putri Fotogenik Jabar 1983
Remaja Berbusana Terbaik 1984
Nominasi Citra sebagai aktris terbaik 1988 dalam film 'Istana Kecantikan'
Artis terlaris 1989
Nominasi Citra sebagai pemeran pembantu 1989 dalam film 'Pacar Ketinggalan Kereta'
Nominasi Citra sebagai aktris terbaik 1990 dalam film 'Dua dari Tiga Laki-Laki'
Nominasi Citra sebagai aktris terbaik 1992 dalam film 'Catatan Si Emon'
Aktris Terpuji Festival Film Bandung 1990 dalam film 'Kipas-kipas cari Angin'
Menerima beasiswa dua kali dari Ford Foundation untuk mengikuti studi gender dan seksualitas tahun 1999 dan 2000 di FISIP Universitas Indonesia
Menerima penghargaan dari Yayasan Pelita Ilmu sebagai "Artis perduli AIDS 1999"
Peraih Penghargaan Buletin Sinetron sebagai Artis Peduli AIDS
Penerima RS M.H. Thamrin Award sebagai Artis Peduli AIDS
Terpilih sebagai Fun Fearless Female 2002 (versi majalah Cosmopolitan)
Terpilih sebagai wakil Indonesia oleh Ford Foundation dalam Asia-Pacific Festival Conference of Women in The Art di Filipina dengan tema Chang74ing she images women re-ma(in)ing the world
Terpilih sebagai salah satu perempuan berkualitas untuk kandidat anggota Legislatif versi LSM Cetro
Penerima penghargaan utama dari Badan Narkotika Nasional Indonesia sebagai Artis Peduli Narkoba