Dialah Polwan pertama yang jadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejak lembaga ini berdiri Era Reformasi 1998, baru kali ini pada tahun 2015 diisi oleh seorang perempuan. Bukan sekadar mewakili perempuan, ia juga mewakili perwakilan kepolisian di KPK.
Tak mudah bagi Basaria Panjaitan untuk masuk ke KPK. Ia harus bersaing dengan ratusan pelamar lainnya. Puncaknya, ia lolos seleksi uji kelayakan di DPR RI. Tugas-tugas di KPK bukan hal baru bagi Basaria. Ia sudah malang melintang dalam penangkapan tindak kejahatan. Ia lama berkarier di reserse kepolisian.
Sadar mewakili kepolisian, ia berjanji akan bersikap netral bila terjadi benturan antara KPK dan kepolisian. "Kalau setiap penegak hukum bekerja sesuai peran dan fungsinya, maka keributan tidak akan terjadi," jelas Basaria di DPR RI, Jakarta (15/12/2015).
Basaria Panjaitan lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, 20 Desember 1957. Ia lahir dari keluarga besar. Ia anak bungsu dari 8 bersaudara. Masa sekolahnya ia habiskan di Kota Medan, Sumatera Utara.
Basaria menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD Nasrani di Medan dan lulus tahun 1970, ia meneruskan SMP di kota yang sama di SMP Putri Cahaya. Setelah lulus pendidikan SMP-nya pada tahun 1976, ia meneruskan ke SMA Negeri 3 di Medan.
Setelah lama mengenyam ilmu di Kota Medan, diawal perkuliahanya ia memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan berkuliah di Universitas Jayabaya dengan Jurusan Akutansi, setelah lulus Basaria tertarik untuk mengambil jurusan Hukum Pidana di Sekolah Tinggi IBLAM, ternyata kelulusannya menjadi sarjana Hukum Pidana ini membuat ia tertarik menjadi seorang polisi wanita (Polwan). Ia meneruskan jenjang pendidikannya di Universitas Indonesia mendalami Hukum Ekonomi.
Ketika Polri mengumumkan penerimaan Polwan dari sarjana, pada saat itulah Basaria mendaftar Sekolah Calon Perwira (Sepa). Setelah itu, Basaria langsung ditugaskan di reserse narkoba Polda Bali, dan di sanalah awal mula karier kepolisiannya dimulai. Basaria juga pernah menjabat sebagai Kasatnarkoba di Polda NTT dan menjadi direktur reserse kriminal Polda Kepulauan Riau pada tahun 2007.
Pada saat menjadi Direskrim Polda Kepri, Basaria sukses membongkar jaringan penyelundupan mobil mewah yang melibatkan aparat di Batam. Sukses di Batam, ia ditarik ke Mabes Polri untuk menjadi penyidik utama Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim.
Selama bertugas di kepolisian, namanya sempat masuk dalam daftar 100 wanita yang paling berpengaruh di Indonesia. Ia termasuk sosok atasan yang sangat lembut saat berkomunikasi dengan bawahannya, tidak segan-segan banyak bawahanya yang menghubunginya dan berkeluh kesah dalam menjalankan berbagai tugas.
Namun, ia juga tidak akan pandang bulu saat situasi pekerjaannya mengharuskannya untuk tegas. Di tengah kesibukannya berdinas, ia merupakan sosok yang prihatin kepada keluarganya sendiri, ia kerap meminta tolong kepada sanak saudaranya untuk membantunya menjaga rumah saat ia sedang berdinas.
Karier Polwan ini terus mengalir. Ia dicalonkan oleh Mabes Polri menjadi salah satu calom pimpinan (capim) Komisi Pemberantsan Korupsi (KPK). Basaria Panjaitan pun ikut tahapan seleksi. Ia lolos dari seleksi uji kelayakan DPR RI.
Banyak media menyorot kepada Basaria Pandjaitan, karena satu-satunya perempuan yang menjadi capim KPK. Pada 21 Desember 2015, Presiden Joko Widodo melantiknya bersama empat komisioner KPK lainnya untuk periode 2015-2019.
PENDIDIKAN
SD Nasrani di Medan (lulus 1970)
SMP PutriCahaya di Medan (lulus 1973)
SMAN III di Medan (lulus 1976)
S. Muda: UniversitasJayabaya, Akuntansi, di Jakarta (lulus 1982)
S1: STIH IBLAM, HukumPidana, di Jakarta (lulus 2003)
S2: UI, HukumEkonomi, di Depok (lulus 2007)
KARIER
Paur Subdisbuk Disku Mabes Polri (1984)
Panit Sat. Idik Baya Ditserse Mabes Polri (1990)
Kasat Narkoba Polda NTT (1997)
Kabag Narkoba Polda Jabar (2000)
Direskrim Polda Kepri (2007)
Penyidik Utama Dit V/Tipiter Bareskrim Polri (2008)
Kapus Provos Div Propam Polri (2009)
Karo BekumSDelog Polri
Widyaiswara Madya Sespim Polri (2010)
Komisioner KPK 2015-2019