Yusuf Mansur adalah nama beken dari Jam'an Nurkhatib Mansur. Siapa nyana, sebelum seterkenal sekarang, Yusuf sempat merasakan dinginnya penjara. Di usia 20 tahun, Yusuf dibui dua bulan karena masalah utang akibat dari bisnisnya yang gagal. Dan 20 tahun kemudian, Yusuf sudah berkecukupan dan bahkan ikut program tax amnesty.
"Hari ini saya ikut tax amnesty, ini spirit belajar. Bagaimana selama ini saya belajar hidup halal, hidup toyib, yang baik," kata Yusuf Mansur, usai mendaftar ikut program tax amnesty, Jakarta, Jumat 30 September 2016.
Lahir di Jakarta, 19 Desember 1976, dari pasangan berkecukupan Abdurrahman Mimbar dan Humrifíah, Yusuf dibesarkan dalam lingkungan agama yang kuat. Ia bersekolah di institusi pendidikan agama Islam dari mulai ibtidaiyyah hingga perguruan tinggi. Untuk pendidikan dasar dan cicit ulama besar Betawi KH Muhammad Mansur ini sekolah di Ibtidaiyah dan Tsanawiyah Chairiyah Mansuriyah, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat.
Setelah itu, ia meneruskan ke Madrasah Aliyah Negeri 1, Grogol, Jakarta. Lulus sekolah menengah, ia melanjutkan kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Fakultas Syariah. Namun, ia tidak menyelesaikannnya karena lebih tertarik mengeluti hobinya balapan motor.
Sejak kecil Yusuf terlihat sebagai anak yang pintar dan aktif. Pada usia 9 tahun dia sering tampil pidato di sekolah pada setiap acara menjelang bulan Ramadan. Ia juga menjadi siswa lulusan terbaik di Aliyah pada usia remajanya.
Dalam biografi di laman pribadinya, saat berkuliah, Yusuf mulai tertarik bisnis informatika dengan membuka rental komputer. Dalam perjalanannya, keuntungan tak kunjung datang, yang ada malah buntung. Yusuf Mansur terlibat utang dan berujung masuk penjara pada tahun 1996. Dua tahun kemudian terulang lagi pada 1998 karena terlilit utang.
Setelah keluar dari tahanan, Yusuf bangkit kembali. Ia mulai membuka lembaran baru dalam hidupnya. Ia berjualan es di Terminal Kali Deres, Jakarta Barat. Ia tekuni berjualan es dengan termos, dengan kesabaran dan keikhlasan dalam panas dan hujan. Jualannya mulai berkembang. Ia kemudian berjualan dengan gerobak dan terus berkembang hingga punya pegawai. Dalam usaha barunya tersebut, Yusuf Mansur tak lupa bersedekah meskipun berjualan es.
Saat berjuang melalui berjualan es, ia berkenalan dengan seorang polisi yang memperkenalkannya dengan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Yusuf Mansur pun tertarik dengan terhadap aktivitas LSM tersebut. Saat terlibat di LSM ini, ia membuat buku "Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang."
Buku ini berkisah tentang pengalamannya sewaktu di penjara saat rindu dengan orang tua. Bukunya dicetak dan diedarkan, ternyata laris manis. Alhasil, banyak undangan kepada Yusuf Mansur untuk acara bedah buku. Bahkan ada yang minta menjadi pembicara dan menjadi penceramah di forum-forum pengajian. Buku tesebut memberi pesan pentingnya bersedakah. Anda bersedekah, rezeki pun datang.
Sejak itu, Yusuf Mansur sering diminta menjadi penceramah agama. Materinya tentang mukjizat sedekah. Dalam perjalanannya, YusufMansur diundang tak hanya soal buku tadi atau tentang sedekah, tapi meluas dengan materi yang beragam. Hal ini menjadi tantangan bagi Yusuf Mansur dan bukanlah perkara yang sulit. Memiliki otak yang encer dan berasal dari keluarga ulama mempercepat Yusuf Mansur menguasai materi Islam lainnya.
Ayah empat anak itu tak hanya ceramah lewat retorika, tapi juga lewat audio, visual, dan online. Ia membuat kaset tausiah Kun Fayakun, The Power of Giving dan Keluarga, membuat tayangan Kasih Hati yang menyerukan keutaman sedekah berdasarkan kisah nyata, juga film Kun Fayakun.
Sejak itu, kehidupan ustad Yusuf Mansur makin membaik. Ia mendirikan Yayasan Wisata Hati. Dari sini mulai berkembang beragam program pendidikan dan bisnisnya. Yusuf yang menikah dengan Maemunah itu mendirikan pondok pesantren Daarul Quran, travel, biaya patungan, bisnis network, biro Umrah, sekolah, dan Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA).
KELUARGA
Orang tua : Abdurrahman Mimbar dan Humrifíah
Istri : Maemunah
Anak : 4 anak
PENDIDIKAN
Madrasah Ibtidaiyah
Chairiyah Mansuriyah, Jembatan Lima, Tambora,Jakarta Barat, Lulus 1986
Madrasah Tsanawiyah, Chairiyah Mansuriyah,
Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Lulus 1989
Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta
Barat,Lulus 1992
S1, Fakultas Hukum, Jurusan Syari'ah di IAIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta, tidak selesai
KARIER
Bisnis komputer
Penjual es
Penulis Buku
Penceramah
Pendiri Yayasan Wisata Hati Grup
Pendiri Pondok Pesantren Darul Quran
Pendiri Veretra Sentosa Internasional
KARYA