Tak mudah untuk menjadi juara. Banyak proses yang harus dilalui dengan kerja keras. Ia mulai dengan bermain di tiga sektor, yaitu tunggal, ganda, dan campuran. Kegigihan dan kedisiplinan mengantarkannya menjadi legenda bulutangkis Indonesia dengan menjuarai berbagai turnamen tingkat dunia.
Susi Susanti dikenal sebagai pemain bulutangkis putri yang dikenal memiliki sikap tenang saat bertanding. Bahkan ia pun mampu mengendalikan emosi saat bertanding meskipun telah tertinggal jauh dari lawannya. Tak ada kata menyerah baginya.
Tentu, sikap mental dan sikap Susy tak lepas dari kualitas teknis permainannya. Ia memiliki kelebihan yang sempurna dari sisi pukulan komplit, fisik kuat, dan kecepatan. Itu semua ia bangun sejak kecil. Ia memang menyukai olahraga bulutangkis sejak Sekolah Dasar (SD).
Orangtua Susy sangat mendukung dirinya menjadi atlet. Kemudia ia pindah dari Tasikmalaya ke Jakarta ketika masih duduk di bangku 2 SMP dan berpikir untuk serius di dunia bulutangkis. Ia pun masuk sekolah altet dan tinggal di Asrama.
Tinggal di asrama, ia harus disiplin. Ia memiliki jadwal latihan yang sangat padat. Enam hari dalam seminggu, Senin - Sabtu dari jam 7 sampai jam 11 pagi, lalu dsambung lagi jam 3 sore sampai jam 7 malam.
Karier juniornya, memasuki usia 14 tahun, ia sabet Juara World Championship Junior pada 1985. Ia raih dalam pertandingan tunggal, ganda putri, dan campuran. Pada 1987, ia kembali menjuarainya pada nomor tunggal dan ganda putri. Fantastis, ia raih 5 kali juara junior tingkat dunia.
Sementara karier profesional dewasanya, ia mulai meraih juara Indonesa Terbuka pada tahun 1989 saat berusia 18 tahun. Di ajang turnamen Indonesia Terbuka Susi 6 kali juara.
Sejak itu, prestasi demi prestasi ia raihnya. Sebelumnya, pada 1987,
Susi berhasil turut serta menyumbangkan gelar Piala Sudirman pada tim Indonesia untuk pertama kalinya. Susi mulai dengan merajai kompetisi bulu tangkis wanita saat itu, dengan menjuarai All England sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1990, 1991, 1993, dan 1994. Ia juga menjadi Juara Dunia di tahun 1993.
Namun, namanya menjadi kebanggaan rakyat Indonesia terjadi pada tahun 1992, ia berhasil menjadi juara tunggal putri cabang bulu tangkis di Olimpiade Barcelona, Spanyol. Selasa 4 Agustus 1992, rakyat Indonesia larut dalam kebahagiaaan. Di hari itu, Susi Susanti berhasil menorehkan nama Indonesia di panggung internasional dengan merebut medali emas di ajang Olimpiade Barcelona.
Dalam laga puncak, Susi berhasil mengalahkan pebulutangkis tunggal putri Korea Selatan, Bang Soo-hyun, 5-11, 11-5 dan 11-3. Usai laga itu, Susi pun menghadirkan kebanggaan dari arena olahraga sejagat raya. Ia menjadi peraih emas pertama bagi Indonesia di ajang olimpiade.
Yang bikin hebat lagi, Alan Budikusuma yang saat itu berstatus pacar juga berhasil menjadi juara di tunggal putra. Setelah itu media asing menjuluki mereka sebagai "Pengantin Olimpiade", dimana julukan itu akhirnya menjadi kenyataan pada 9 Februari 1997.
Di Olimpiade berikutnya tahun 1996 di Atlanta, Amerika Serikat, ia kembali berhasil meraih medali walaupun medali perunggu. Saat itu juga Susi berhasil merebut Piala Uber tahun 1994 dan 1996 bersama tim Uber Indonesia. Banyak gelar yang seri Grand Prix yang berhasil ia raih sepanjang kariernya.
Memasuki tahun 1997, saat mulai regenerasi pemain muda, Susi mulai mengundurkan diri dari dunia bulutangkis. Pada tahun yang sama, ia pun melaksanakan pernikahannya dengan Alan Budi Kusuma di Jakarta.
Selama membangun rumah tangga, Susi tak lepas dengan dunia bulutangkis. Ia mendirikan gedung bulutangkis dengan nama Olympic Badminton Hall di Kelapa Gading, Jakarta. Mereka berdua juga membuat raket dengan merek Astec (Alan-Susi Technology). Selain itu, Susi juga disibukkan menjadi komentator pertandingan bulutangkis di stasiun televisi.
KELUARGA
Suami : Alan Budikusuma
Anak : Laurencia Averina
Albertus Edward
Sebastianus Frederick
PENGHARGAAN
Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama 1992
The Badminton Hall of Fame 2004
PRESTASI
Tunggal Putri
Juara World Championship Junior 5 kali 1985
Juara SEA Games 1987, 1989, 1991, 1995, 1997 (beregu)
Juara Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, dan 1997
Juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994
Juara Australia Open 1990
Juara China Taipei Open 1991, 1994 dan 1996
Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992
Medali Perunggu Asian Games 1990, dan 1994
Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996
Juara World Championship 1993
Juara World Cup 1989, 1990, 1993, 1994, 1996, 1997
Juara World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994, dan 1996
Juara Malaysia Open 1992,1993, 1994, 1995, dan 1997
Juara Japan Open 1991 1992, 1994, dan 1995
Juara Korea Open 1995
Juara Dutch Open 1993, 1994
Juara German Open 1992, 1993 1994
Juara Denmark Open 1991 dan 1992
Juara Thailand Open 1991, 1992, 1993, dan 1994
Juara Swedish Open 1991 1992
Juara Vietnam Open 1997