Elza Syarief

advokat
Jakarta, 24 Juli 19573
s/d
Sekarang

Ingin menjadi ibu rumah tangga dan dokter, Elza Syarief justru menjadi pengacara wanita terkenal bak selebritis.
 
Wanita kelahiran Jakarta, 24 Juli 1957 ini adalah anak sulung dari tiga bersaudara dari pasangan Drs. Syarief dan Hj. Betty. Ayahnya adalah pejabat bank pemerintah. Saat ayahnya pergi dinas ke luar kota dan ibunya ikut mendampinginya, maka Elza sebagai anak tertua yang mendapat tugas menjaga adik-adiknya.
 
Tempat tinggal Elza sering kali berpindah-pindah mengikuti tugas sang ayah. Bahkan saat masih di sekolah dasar, ia harus 4 kali pindah sekolah. Elza juga dikenal sebagai sosok yang berempati. Ia suka memberi makanan kepada orang yang membutuhkannya.
 
Sepulang sekolah ia pernah memberikan bekalnya kepada pengemis karena iba. Dilihat makanan yang diberikan itu kurang, maka Elza pun mengajak mereka ke rumahnya untuk mengambil makanan. Ketika ia harus pindah ke Ambon mengikuti tugas sang ayah, banyak pengemis berbondong-bondong ke rumahnya. Mereka merasa kehilangan Elza.
 
Di samping kesibukan sekolahnya, Elza menghabiskan waktunya dengan menempa diri seperti belajar, membaca, membuat kue, salon, hingga menjahit. Elza sempat membuka jasa catering dan salon. Hal itulah yang makin menguatkan dirinya untuk menjadi ibu rumah tangga. Bahkan keinginannya menjadi dokter pun dipendam dalam-dalam.
 
Sebagai anak penurut kepada orang tua, ia mematuhi apa yang diperintah orang tuanya. Termasuk saat ia dijodohkan padahal usianya masih muda. Suaminya bekerja di Kejaksaan Agung RI.
 
Dari pernikahan tersebut, Elza telah dikaruniai 2 orang anak. Namun, rumah tangga mereka kandas di jalan. Suaminya meminta izin menikah lagi, Elza memilih mundur. Mereka pun berpisah baik-baik.
 
Setelah itu, barulah Elza menapaki dunia perkuliahan di Universitas Jayabaya dengan fokus studi hukum. Di sisi lain, ia juga berbisnis catering dan kost-kost-an di dekat rumahnya, daerah Pulo Mas, Jakarta. Inilah mimpi Elza sesungguhnya ingin menjadi ibu rumah tangga. Ia memilih mengurus anak-anaknya dengan usaha sendiri ketimbang mendapat bantuan dari orang tuanya.
 
Namun, cita-citanya menjadi ibu rumah tangga tampaknya mulai goyah juga. Seiring kuliahnya di Fakultas Hukum memaksa Elza terjun ke dunia pengacara. Sebagai pengacara, kasus pertama yang ditangani Elza adalah PHK massal satpam di Telkom.
 
Ia berhasil menyelesaikan kasus Telkom dan cukup memuaskan baik di pihak satpam maupun Telkom. Ia senang bisa membantu kliennya. Keberhasilannya tersebut semakin mengkukuhkan langkah Elza untuk terjun ke dunia pengacara.
 
Elza pun bergabung dengan Ikatan Warga Satya yang merupakan kumpulan dari mantan CPM dan POM AD. Tak lama kemudian, ia bergabung dengan Kantor Pengacara Palmer Situmorang dan Kantor Pengacara kondang OC Kaligis. Elza mengaku banyak belajar saat bekerja di Kantor Pengacara OC Kaligis.
 
Selepas bekerja di Kantor Pengacara OC Kaligis, barulah Elza membangun kantor hukumnya sendiri pada 1991 bernama Elza Syarief Law Office. Ia pun menempa dirinya dengan mengikuti ujian pengacara pada 1989, Advokat 1992, corporate lawyer pada 1998, dan pasar modal di tahun 1999.
 
Di tengah membangun kariernya, Elza menemukan tambatan hati yaitu seorang perwira TNI-AL, H. Yuswaji, SIP, MBA. Sang suami sangat mendukung profesinya sehingga banyak kemajuan yang berhasil diraihnya. 
 
Nama Elza mulai diperhitungkan saat ia bersentuhan dengan keluarga Cendana, keluarga Presiden RI ke-2 Soeharto yang tinggal di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta. Pembawaanya yang tenang, tidak meledak-ledak, dan simpati mendorong kepercayaan keluarga Cendana.
 
Kiprahnya bersama keluarga Cendana diawali dengan menangani kasus tanah perusahaan milik Bambang Trihatmodjo, anak ketiga Presiden Soeharto. 
Keberhasilan Elza menangani kasus tersebut telah melambungkan kredibilitasnya sebagai pengacara.
 
Pada 1996,Tommy Soeharto pun mempercayakan Elza sebagai corporate lawyer yang menangani beberapa perusahaan miliknya, di antaranya PT Mandalapratama Permai, PT Timor Putra Nasional, PT Timor Industri Komponen, PT Mandala Citra Umbulan, Yayasan Bakti Putra Bangsa, dan Humpuss Group. 
 
Nama Elza baru benar-benar berkibar setelah ia diminta secara probadi oleh Tommy Soeharto menjadi salah satu kuasa hukumnya pada 2000. Saat itu, Tommy sedang terbelit hukum atas tuduhan terlibat kasus tukar guling PT Goro Bathara Sakti-Bulog, Elza mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA). Sejak itu, Elza sering mendampingi Tommy dan sering masuk media telivisi untuk wawancara.
 
Selain menangani kasus anak presiden dan perusahaan besar, Elza juga sering kali menangani kasus para selebritis tanah air, di antaranya kasus percerian Kristina, Maia Estianty, dan Tamara Blezynski. Namanya pun makin tersohor bak artis-artis Indonesia. (AC/DN)

KELUARGA
Orang Tua            : Drs. Syarief & Hj. Betty
Suami                   : H. Yuswaji, SIP, MBA
Anak                     : Berlianti. Lia Alizia, Mia Vinita. Intan, dan Fikri Ghanie
 
PENDIDIKAN
Sarjana Hukum Jayabaya University, Jakarta (1987)
Magister Hukum Universitas Padjajaran, Bandung (2003)
Program Doktorat Universitas Padjajaran, Bandung (2009)
 
KARIER
Asisten Pengacara di Ikatan Warga Satya (kumpulan mantan CPM & POMAD) (1986-1987)
Pengacara di Palmer Situmorang & Associate (1988)
Direktur Pidana di O.C. Kaligis & Associate (1988-1991)
Pendiri dan Pemilik Elza Syarief Law Office (1991-Sekarang)
Sekretaris Dewan Ikatan Penasehat Hukum Indonesia (IPHI) DKI Jaya (1992-1998)
Wakil Sekretaris Jenderal Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI) (1998-2003)
Direktur Advokasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (1999-2004)



Berita Terkait

Dituding Gelapkan Dana Rp55 Miliar, Farhat Abbas: Saya Kebetulan...

Gosip

8 November 2024

Mario Teguh Bantah Terlibat Kasus Robot Trading Net89

Nasional

10 November 2022

Giliran Mario Teguh Diperiksa Atas Kasus Robot Trading Net89

Nasional

10 November 2022

Elza Syarief Beberkan Rencana Bentuk LBH DPN Indonesia

Nasional

26 Februari 2021

Seteru Kasus Cepu, Nikita Mirzani Minta Elza Syarief Dijemput Paksa

Gosip

25 November 2020
Share :