Menjadi aktivis sejak mahasiswa mengantarkannya menjadi tokoh reformasi. Pimpinan Muhammadiyah ini berperan besar dalam gerakan reformasi dan runtuhnya rezim Orde Baru.
Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah pada 26 April 1944 ini adalah anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Syuhud Rais dan Sudalmiyah. Amien Rais dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang aktif dalam organisasi Muhammadiyah. Ia pun diberi nama Muhammad Amien Rais dan lebih dikenal dengan panggilan Amien Rais.
Kedua orang tuanya merupakan aktivis Muhammadiyah cabang Surakarta, Jawa Tengah. Bahkan ayahnya berharap Amien Rais menjadi seorang kiai. Kebiasaan berorganisasi orang tuanya pun mengalir dalam darah Amien Rais.
Pendidikan dasar hingga menengah, Amien selesaikan di sekolah Muhammadiyah di kota kelahirannya. Lulus SMA, ia kuliah di Fakultas Sosial Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada waktu bersamaan, ia juga kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN (UIN-sekarang))Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Di masa-masa mahasiswa inilah Amien Rais terlibat aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan.Ia didaulat menjadi ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan ketua Lembaga Dakwah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Yogyakarta.
Di tengah kesibukannnya sebagai aktivis, Amien juga disiplin menuntaskan kuliahnya. Setelah mendapatkan gelar sarjana dari UGM pada tahun 1968 dan UIN 1969, Amien Rais melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.
Memasuki usia 25 tahun, Amien meneruskan pendidikan master Ilmu Politik di University of Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat, dan selesai tahun 1974. Dari universitas yang sama juga memperoleh Certificate on East-European Studies.
Sedangkan gelar Doktoralnya diperoleh dari University of Chicago, Amerika Serikat (1981) dengan mengambil spesialisasi di bidang politik Timur Tengah dan selesai tahun 1984. Ia menyabet gelar doktor pada usia 37 tahun.
Disertasinya yang cukup terkenal, berjudul: The Moslem Brotherhood in Egypt: its Rise, Demise, and resurgence (Organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir: Kelahiran, Keruntuhan dan Kebangkitannya kembali).
Selain itu, ia juga mengikuti program Post-Doctoral Program di George Washington University pada tahun 1986 dan di UCLA pada tahun 1988.
Sekembalinya ke tanah air, ia pun menjadi dosen sekaligus sebagai guru besar Ilmu Politk di UGM. Ia mengajar mata kuliah Teori Politik Internasional, Sejarah dan Diplomasi di Timur Tengah, Teori-teori Sosialisme, hingga memegang mata kuliah Teori Revolusi dan Teori Politik di Program Pascasarjana UGM.
Selain itu, Amien Rais mengelola Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan (PPSK), lembaga kajian dan penelitian yang menyangkut masalah-masalah strategis yang berorientasi pada penguatan pilar-pilar kehidupan masyarakat Indonesia.
Melihat kondisi Indonesia kala itu, ia tidak duduk manis di kampus. Amien pun keluar kampus dan bergabung dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Muhammadiyah, dan beberapa organisasi lain.
Sikap kritis makin terlihat pada masa berakhirnya rezim Orde Baru. Sikap kritisnya membuatnya terpental dari jabatan ketua Dewan Pakar ICMI, organisasi yang dibentuk era Orde Baru.
Tak lagi di ICMI, Amien Rais konsentrasi di Muhammadiyah karena terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Muhammadiyah pada tahun 1995. Amien Rais terus menerus berteriak soal eksploitasi alam Indonesia.
Tak hanya itu, ia juga menggaungkan perlawanan terhadap praktik KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) di tubuh birokarasi pada pemerintah Orde Baru Presiden Soeharto.
Puncaknya, gelombang demo tuntutan reformasi dari berbagai elemen anak bangsa, Amien Rais dan tokoh-tokoh lainnya berhasil menumbangkan pemerintah Orde Baru dengan lengsernya Presiden Soeharto pada tahun 1998.
Dalam suasana Era Eraformasi, pada 1998, Amien Rais mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN) dan sekaligus menjabat sebagai Ketua Umum DPP PAN yang pertama. Pada Pemilu 1999, partainya ikut Pemilu, sayang perolehan suaranya tak siginifikan untuk meloloskan wakil-wakil rakyatnya ke DPR RI. Amien Rais sendiri terpilih menjadi Ketua MPRI 1999-2004.
Meski begitu, sihir reformasi Amien Rais masih terlihat berkuasa. Pada tahun 1999, ia berhasil mengusung Abdurrahman Wahid menjadi Presiden RI ke-4 mengalahkan Megawati Soekarnoputri, partainya PDIP pemenang Pemilu 1999, dalam Sidang MPR RI.
Bahkan kekuatan sihir Amien Rais kembali terjadi. Ia juga berhasil mendorong terjadinya impeachment atau pemakzulan kepada Abdurrahman Wahid hingga lengser dan mengusulkan Wakil Presiden Megawati menjadi Presiden RI ke-5 dalam Sidang Istimewa MPR tahun 2001. Saat itu, Amien Rais dijuluki sang King Maker.
Namun, kekuatan King Maker-nya tak berlaku untuk dirinya. Pada tahun 2004, ia ikut Pilpres sebagai calon presiden berpasangan dengan Siswonono Yudhohusudo tak mendapatkan suara siignifikan. Pilpres secara langsung tersebut dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.
Sejak itu, Amien Rais tak lagi masif ke dunia politik secara terbuka. Ia kembali ke Jogja untuk mengajar. Meski begitu, Amien tetap diberikan amanah di PAN sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai 2010-2015 dan Ketua Dewan Kehormatan Partai 2015-2020. Sesekali Amien Rais muncul tak kala situasi bangsa terancam. Ia pun kembali mengritik layaknya sebagai aktivis. (AC/DN)
KELUARGA
Orang Tua : Syuhud Rais dan Sudalmiyah
Istri : Kusnasriyati Sri Rahayu
Anak : Ahmad Hanafi Rais
Hanum Salsabiela Rais
Ahmad Mumtaz Rais
Tasnim Fauzia
Ahmad Baihaqi
PENDIDIKAN
SD Muhamadiyah I, Surakarta
SMP Muhammadiyah, Surakarta
SMA Muhammadiiyah, Surakarta
Fakultas Sosial Politik Universitas Gajah Mada (1968)
Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga, Yogyakarta, 1969
Magister, Ilmu Politik, University of Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat, 1974
Doktor, Politik Timur Tengah, University of Chicago, Amerika Serikat (1981-1984)
KARIER
Dosen FISIP UGM, Yogyakarta, (1969-1999)
Pengurus Muhammadiyah (1985)
Asisten Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (1991-1995)
Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (1995)
Wakil Ketua Muhammadiyah (1991)
Direktur Pusat Kajian Politik (1988)
Peneliti Senior di BPPT (1991)
Anggota Grup V Dewan Riset Nasional (1995-2000)
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (1995-2000)
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (1998-2005)
Ketua MPR-RI (1999-2004)
Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (2010-2015)
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (2015-2020)
KARYA
Prospek Perdamaian Timur Tengah 1980-an (Litbang Deplu RI)
Perubahan Politik Eropa Timur (Litbang Deplu)
Kepentingan Nasional Indonesia dan Perkembangan Timur Tengah1990-an (Litbang Deplu)
Zionisme: Arti dan Fungsi (Fisipol, UGM)
Melawan Arus: Pemikiran dan Langkah Politik Amien Rais Jakarta: Serambi, 1999
Amien Rais Menjawab Isu-isu Politik Kontroversialnya, Bandung: Mizan, 1999
Amien Rais Sang Demokrat, Jakarta: Gema Insani Press, 1998
Suara Amien Rais, Suar Rakyat, Jakarta: Gema Insani Press, 1998
Membangun Kekuatan di Atas Keberagaman, Yogyakarta: Pustaka SM, 1998
Membangun Politik Adiluhung: Membumikan Tauhid Sosial, MenegakkanAmar Ma’ruf Nahi Munkar, Bandung: Zaman Wacana Mulia, 1998
Tauhid Sosial, Formula Menggempur Kesenjangan, Bandung: Mizan, 1998
Melangkah Karena Dipaksa Sejarah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Mengatasi Krisis dari Serambi Masjid, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Suksesi dan Keajaiban Kekuasaan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997
Refleksi Amien Rais, Dari Persoalan Semut Sampai Gajah, Jakarta, Gema Insani Press, 1997
Visi dan Misi Muhammadiyah, Yogyakarta: Pustaka SM, 1997
Demi Kepentingan Bangsa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996
Tangan Kecil, Jakarta: UM Jakarta Press, 1995
Moralitas Politik Muhammadiyah, Yogyakarta: Penerbit Pena, 1995
Keajaiban Kekuasaan, Yogyakarta: Bentang Budaya-PPSK, 1994
Timur Tengah dan Krisis Teluk, Surabaya: Amarpress, 1990