Mengikuti festival lagu keroncong, mengantarkan Yuni Shara terjun ke dunia tarik suara profesional. Ia pun sukses membawa lagu-lagu pop dan soundtrack serial silat mandarin.
Yuni Shara memasuki masa keemasan sebagai penyanyi papan atas pada medio 1990-an. Pemilik suara merdu ini sudah menunjukkan bakat tarik suaranya sejak kecil. Ia sering mengikuti lomba menyanyi kala menduduki bangku SD di Malang, Jawa Timur. Setelah lulus, Yuni hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya.
Kesempatan datang tahun 1987, saat Yuni masih SMA, dengan mengikuti Festival Bintang Radio & Televisi yang mengikut sertakan remaja yang berusia 15 tahun. Yuni meraih juara dua berkat lagu keroncong hasil didikan ayahnya.
Dua tahun kemudian Yuni mengikuti lagi festival yang sama dan meraih juara pertama. Yuni pun mendapat tawaran rekaman bersama penyanyi lain yang tergabung dalam Billboard All Stars.
Album pertama Yuni dirilis tahun 1990 berjudul “Kasmaran”. Album ini membuat Yuni lumayan dikenal meski albumnya tidak meledak. Selang setahun, Yuni mengikuti North Sea Jazz Festival di Belanda sebagai backing vokal Bhaskara Band bersama Irma June.
Di tahun itu juga, pemilik nama lahir Wahyu Setyaning Budi ini merilis album kedua “Hilang Permataku”. Album daur ulang pertama tersebut meledak di pasaran.
Pada tahun 1992, putri dari pasangan Trenggono dan Rachma Widianingsih ini mencoba lagi mengeluarkan album ketiga bertajuk “Salah Tingkah”. Sayang sekali album ini terbilang gagal di pasaran. Padahal lagu baru yang dibawakannya diciptakan oleh Katon Bagaskara.
Kemudian Yuni muncul lagi dengan album “Aku Percaya” (1993) dan “Surat Undangan” (1994) yang merupakan daur ulang. Album-album tersebut mengulang sukses album daur ulang pertamanya.
Karier pemilik tubuh mungil ini memuncak setelah merilis album “Mengapa Tiada Maaf” pada tahun 1995. Album tersebut laris 1,5 juta kopi dan mendapat empat platinum dari BASF. Pada tahun yang sama, Yuni mengeluarkan album soundtrack serial silat “Return of The Condor Heroes” dan kembali memperoleh tiga buah platinum dari BASF. Jadi, selama tahun 1995 Yuni meraih tujuh platinum dari BASF.
Awal tahun millennium, Yuni meluncurkan album “Ost. Meteor Garden’ yang menyanyikan lagu-lagu drama asal Taiwan ini dalam versi Indonesia. Salah satunya yaitu “Ni Yao Te Ai”. Album ini rilis bertepatan dengan demam drama “Meteor Garden” beserta boyband F4 yang ikut berperan dalam drama tersebut.
Selang beberapa tahun, Album “35” yang dirilis bersamaan dengan sebuah buku tentang dirinya, “35 Cangkir Kopi Yuni Shara” pada ulang tahun Yuni yang ke-35, tanggal 3 Juni 2007. Buku itu ditulis oleh Tamara Geraldine yang berkolaborasi dengan Darwis Triadi.
Di antara sembilan lagu yang diusung Yuni, hanya terdapat satu lagu baru, yang berjudul "Sepi". Lagu tersebut diciptakan musisi Melly Goeslaw.
Ia juga bersama dengan Rieka Roeslan, Nina Tamam, Andien, dan Iga Mawarni membentuk kelompok vokal beranggotakan lima orang dengan nama 5 Wanita.
Pada tahun 2011, Yuni bersama sang adik, Krisdayanti dan Iis Dahlia membentuk grup yang tanpa nama dan merilis single recycle “Nurlela”. Lagu ini dulu dipopulerkan oleh Rumpies. Selang 2 tahun, Yuni kembali meluncurkan album baru bertajuk “Tuhan Jagalah Dia” dengan single berjudul sama.
Di samping itu, kehidupan pribadi Yuni beberapa kali mengalami ujian. Ia menikah dengan Raymond Manthey pada 1993 dan hanya bertahan sekitar empat bulan.
Alumni jurusan Keuangan & Perbankan Universitas Borobudur Jakarta angkatan 1991 ini kemudian menikah dengan pengusaha Henry Siahaan, duda beranak dua, yang juga mantan suami artis dan penyanyi Nur Afni Octavia.
Pernikahan mereka seakan mendapatkan cobaan sejak awal. Selain berselisih usia 15 tahun, mereka juga mempunyai keyakinan yang berbeda. Hal itu pula yang membuat pernikahan mereka tidak berpayung hukum selama 5 tahun.
Keduanya menikah di bawah tangan sejak tahun 1997 dan baru pada 7 Agustus 2002 pernikahan mereka disahkan di Perth, Australia. Empat hari kemudian pasangan ini mendaftarkan pernikahannya di Indonesia.
Setelah bertahun-tahun berusaha untuk memiliki keturunan sendiri, Yuni-Henry akhirnya memutuskan untuk mengadopsi seorang anak laki-laki bernama Cavin Obrient Salomo Siahaan.
Penantian pasangan ini selama 7 tahun akhirnya terkabul pada tanggal 1 November 2006, Yuni melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Cello Obient Siahaan.
Badai rumah tangga kembali datang. Baru sekejap kebahagiaan bersama sang buah hati dikecap, Februari 2007 Henry malah harus mendekam di bui lantaran terkait dugaan korupsi.
Pada tanggal 21 Mei 2008, Yuni memasukkan gugatan cerai terhadap Henry. Pada 17 Juni, Yuni resmi bercerai dari Henry.
Yuni menyandang status janda untuk yang kedua kali. Berbagai gosip pria spesial menerpa dirinya kala menjalani kesendiriannya. Namun, kesendiriannya ini tak membuat Yuni Shara bersedih hati. Ia menjalaninya dengan gembira bersama anak-anaknya dan sesekali bernyanyi. (LP/AK/DN)
KELUARGA
Orang Tua : Trenggono dan Rachma Widianingsih
Suami : Raymond Manthey (bercerai)
Henry Siahaan (bercerai)
Anak : Cavin Obrient Salomo Siahaan
Cello Obient Siahaan
KARIER
Album
Kasmaran (1990)
Hilang Permataku (1991)
Salah Tingkah (1992)
Aku Percaya (1993)
Surat Undangan (1994)
Mengapa Tiada Maaf (1995)
Soundtrack Return Of The Condor Heroes (1995)
Sebelum Kau Pergi (1996)
Desember Kelabu (1997)
Pelangi (1998)
Janji Sepasang Merpati (2000)
Soundtrack Meteor Garden (2001)
Isi Hati (2002)
Belaian Sayang (2004)
35 (2007)
Jalan Yang Terbaik (2009)
Tuhan Jagakan Dia (2014)
Single
Kidung (Bersama 3 Bidadari) (1999)
Lilin-Lilin Kecil (1999)
50 Tahun Lagi (feat. Raffi Ahmad) (2010)
Aku Cinta Padamu (2010)
Cinta Ini (feat. Raffi Ahmad) (2011)
Aku Jadi Bingung (feat. Iwa K) (2011)
Nurlela (feat. Krisdayanti, Iis Dahlia) (2011)
Akhirnya (Single Religi)
Tuhan Jagakan Dia (2014)
Filmografi
Rumah Tanpa Jendela (2011)
Iklan
Kuku Bima Kopi Ginseng (bersama Raffi Ahmad)