Status pengamat politik telah melambungkan namanya ke pentas nasional. Ia pun masuk partai dan berhasil menjadi Walikota Bogor
Pria kelahiran Paledang, Bogor 17 Desember 1972 ini adalah anak dari pasangan Toni Sugiarto dan Melinda Susilarini. Bapaknya seorang purnawirawan polisi dan tokoh Bogor sementara ibunya finalis duta pariwisata Bogor.
Bima Arya menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Kota Bogor. Baru setelah itu, Bima hijrah ke Bandung untuk kuliah di Universitas Parahyangan (Unpar) dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Politik.
Selama masa perkuliahan, Bima menggenjot berbagai kegiatan di organisasi kemahasiswaan. Anak sulung dari tiga bersaudara ini dipercaya sebagai Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Unpar periode 1992–1993.
Bima Arya dikenal sebagai seseorang yang
‘gila’ berorganisasi.
Selain itu, tak jarang ia ditunjuk untuk memimpin berbagai organisasi kepanitiaan dengan puncaknya pada 1995, Bima didapuk sebagai ketua umum Panitia Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (PNMHII) ke VII di Gedung Asia Afrika Bandung.
Selepas dari Unpar, Bima melanjutkan studinya di Development Studies, Monash University, Melbourne. Setelah menempuh 2 tahun pendidikan, Bima kembali ke tanah air pada 1998. Ia pun mengabdikan dirinya sebagai dosen Hubungan Internasional di almamaternya.
Pada tahun yang sama juga, pria yang pernah jadi Ketua II Senat Mahasiswa FISIP dan Badan Pekerja Sekretariat Forum Mahasiswa HI Indonesia ini menapakan kakinya di ranah politik. Ia menjadi salah satu deklalator berdirinya Partai Amanat Nasional. Bima dipercaya sebagai Sekretaris DPD PAN Kota Bandung periode 1998 – 2000.
Pada tahun 2001, Bima pun hijrah ke ibukota. Ia menjadi dosen sekaligus Asisten Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan di Universitas Paramadina. Selang setahun, Bima mendapat beasiswa untuk melanjutkan program Doktor Ilmu Politik di Australian National University Canberra, Australia.
Pada tahun 2002, Bima menikah dengan Yane Ardian, putri dari almarhum Ardi Rahman (Tan Ki Hoan), seorang dari pengusaha angkot. Mereka resmi menjadi pasangan suami istri pada 28 Desember 2002.
Saat menempuh kuliah, pria yang pernah memimpin Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia ini juga berprofesi sebagai peneliti di Research School for Pasific and Asian Studies, Canberra. Setelah meraih gelar Doktornya pada 2006, Bima pun kembali ke tanah air.
Sepulangnya ke Indonesia, ia mengamalkan ilmunya secara intensif. Untuk mengokohkan keilmuannya, ia mendirikan lembaga konsultan politik bernama Charta politika Indonesia. Analisisnya tajam dan mendalam mengantarkan dirinya menjadi pengamat politik yang sering muncul di layar kaca. Komentarnya selalu didukung dengan data dan survei. Di sinilah keunggulan Bima Arya sebagai pengamat politik.
Setelah menikmati sebagai selebritas pengamat politik, ia tertantang dengan politik praktis. Bima Arya kembali masuk pengurus pusat DPP PAN periode 2010-2015. Ia pun berhenti sebagai pengamat politik dan mengundurkan diri dari lembaga Charta Politika Indonesia.
Tiga tahun kemudian, Bima Arya bersama Usmar Hariman maju pada Pilkada Bogor. Pasangan ini menang dengan memperoleh 32.835 suara atau 33,14 persen mengalahkan beberapa kandidat lainnya. Alhasil, Bima Arya-Usmar Hariman memimpin Bogor untuk periode 2014 – 2019. (AC/DN)
KELUARGA
Orang Tua : Toni Sugiarto dan Melinda Susilarini
Istri : Yane Ardian
Anak : Kinaura Maisha
Kenatra Mahesha
PENDIDIKAN
SDN Polisi 4 Bogor (1985)
SMPN 1 Bogor (1988)
SMAN 1 Bogor (1991)
Sarjana Hubungan Internasional FISIP Unpar (1996)
Master of Arts, Studi Pembangunan, Monash University Melbourne Australia (1998)
Doktor Ilmu Politik, Australian National University Canberra Australia (2006)
KARIER
Dosen Fisip Universitas Parahyangan (1998-2001)
Dosen Universitas Paramadina (2001)
Asisten Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Paramadina (2001 – 2002)
Peneliti di Research School for Pasific and Asian Studies, Canberra (2004-2006)
Direktur Eksekutif Lead Intitute Paramadina (2006-2010)
Konsultan di Partnership for Governance Reform, UNDP (2007-2008)
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia (2008 – 2010)
Pembawa acara Dialog Aktual TVRI 2009 Pembawa Acara Obrolan Politik Jak TV (2008)
Narasumber tetap Parodi Politik Democrazy Metro TV (2008 – 2009)
Konseptor dan Juri “The Next Leaders” Metro TV (2008)
Pemimpin Redaksi Majalah Rakyat Merdeka (2009 – 2010)
Dosen Pasca Sarjana Universitas Paramadina (2010)
Komisaris Charta Politika Indonesia (2010)
Konseptor dan juri “Bogor Next Generation” Megaswara TV, Bogor (2012)
Host acara talk show “Curhat Sama Kang Bima”, Lesmana 100,1 FM Bogor (2012)
Walikota Bogor (2014 - 2019)
ORGANISASI
Wakil Ketua HIMAHI FISIP Unpar (1992 – 1993)
Ketua Senat Fisip Unpar (1993 – 1994)
Departemen Pemuda Paguyuban Bogoriensis (1993 – 1995)
Direktur Eksekutif Solidaritas Masyarakat Anti Narkotika (SMART) (1998 – 2000)
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Bandung (1998 – 2000)
Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia (2002-2004)
Ketua Umum Ikatan Alumni Smansa Bogor (2010-2015)
Ketua PP Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) (2009-2012)
Ketua Dewan Pembina Gen A (2010-2015)
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (2010 – 2015)
Ketua Umum Paguyuban Bogor (2011 – 2016)
Ketua Umum DPP Matara (Matahari Nusantara) (2013 – 2018)