Bermain sebagai penyerang di kompetisi sepak bola Indonesia, pria kelahiran Uruguay yang sudah menjadi WNI ini langsung menjadi bintang lapangan. Gelar pencetak gol terbanyak diraihnya.
Karier Cristian Gonzales alias El Loco (si gila) sebagai striker di dunia pesepakbolaan Indonesia cukup diacungi jempol. Selama sepak terjangnya di tanah air, dari tahun 2003-2010, Cristian Gonzales telah 4 kali menyabet gelar pecetak gol terbanyak Liga Indonesia. Bahkan hanya dalam rentang waktu 3 tahun tinggal di Indonesia, Gonzales sudah menjadi pemain bola termahal dengan bayaran Rp1.2 Miliar.
Pria dengan nama lengkap Cristian Gerard Alfaro Gonzales ini lahir di Montevideo, Uruguay, 30 Agustus 1975 dari pasangan Eduardo Alfaro dan Meriam Gonzales. Ia adalah anak ketiga dari enam bersaudara. Ayahnya seorang militer dan ibunya seorang suster. Keluarga mereka penganut agama Katolik yang taat.
Perkenalan Cristian Gonzales dengan dunia sepak bola, dimulai saat ia berusia 6 tahun. Semula ayahnya ingin Gonzales menjadi tentara, namun Cristian tetap memilih bola karena kegilaannya terhadap olaharga sepak ini.
Di tanah kelahirannya, pada usia 13 tahun, Gonzales masuk akademi sepak bola Penarol Uruguay selama 4 tahun. Di tengah menekuni sepak bola ini, pada tahun 1994, Gonzales bertemu dengan Perempuan asal Indonesia, Eva Nurida Siregar, di Chile. Saat itu Eva tengah kursus Salsa di Sekolah Vinadelmar. Selang setahun, menginjak usia 20 tahun, Gonzales resmi menikahi Eva. Mereka menikah usia muda.
Sebelum hijrah ke Indonesia, Gonzales bermain di beberapa klub. Setelah dari klub Pebarol Uruguay, ia bergabung pada tahun 1994 di Sud America, kemudian bergabung dengan Huracan de Carientes Argentina (1997), dan Deportivo Maldonado (2000-2002). Di klub ini, Gonzales ditempatkan sebagai gelandang serang, tak banyak gol yang diciptakannya.
Pada tahun 2002, Cristian menerima sebuah tawaran dari agen sepak bola untuk bermain di Indonesia. Kebetulan istrinya orang Indnesia, ia pun tak menyia-nyiakan dan menerima tawaran tersebut dengan merumput di Indonesia. Ia bergabung dengan klub PSM Makassar, Sulawesi Selatan, pada tahun 2003. Pada tahun ini, Gonzales telah memeluk agama Islam dan memiliki nama muslim Mustafa Habibi.
Bersama PSM Makassar, menginjak usia 27 tahun, Cristian Gonzales berhasil membawa klubnya ke posisi runner up Liga Indonesia dengan total 27 gol. Namun, kiprah Gonzales ini harus berakhir dengan skorsing selama satu musim dan denda sebesar 20 juta lantaran memukul salah satu petugas Persita Tangerang.
Setelah masa skorsing berakhir, ayah 4 anak ini pun berlabuh ke klub Persik Kediri, Jawa Timur. Ia pun tak tanggung-tanggung menunjukan aksinya hingga pada tahun 2006 Persik Kediri berhasil menjuarai Liga Indonesia. Tak hanya itu, ia juga menyabet pemain Pencetak Gol Terbanyak pada ligga tersebut.
Selang setahun, Gonzales berhasil menggiring Persik Kediri melaju di Asian Champion League dan berhasil menyumbangkan 3 gol meski sayangnya mereka gagal masuk putaran final.
Lagi-lagi karier gemilangnya harus terantuk masalah. Peraturan rasionalisasi pada klub tersebut membuat Gonzales harus keluar setelah 3 tahun berlaga.
Tak sulit bagi Cristian untuk mencari klub baru. Ia pun direkrut Persib Bandung pada 2009 dengan status pemain pinjaman dari Persik Kediri setelah mendapat remisi dari Ketua PSSI, Nurdin Halid. Di Persib ia memperoleh gaji 60 juta per bulan.
Ia memulai debutnya di Persib Badung sebagai starter pada pertandingan Liga Super Indonesia kala Persib menjamu Persipura yang berakhir seri. Pada Liga Super Indonesia, Gonzales tercatat telah mencetak 14 gol dalam 16 pertandingan. Ia pun dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak nomor dua setelah Boaz Solossa dengan 28 gol.
Setelah kontraknya dengan Persik Kediri habis, pria yang dijuluki El Loco (si gila) ini pun dikukuhkan sebagai pemain tetap Persib untuk musim 2009-2010. Ia juga memperoleh status Warga Negara Indonesia (WNI) pada 1 November 2010. Dengan status barunya ini, Gonzales masuk skuat Timnas Indonesia. Pada Piala Suzuki AFF 2010, Gonzales berhasil mencetak 2 gol saat berhadapan dengan Timnas Timor Leste.
Selang setahun, tak lagi sama Persib, Gonzales menanda tangani kontrak dengan Persisam Putra Samarinda selama 1 tahun dengan gaji yang fantastis.
Setelah kontraknya habis dengan Persisam, Gonzales pun bergabung dengan Arema Cronus dengan nilai kontrak berkisar Rp1,2 Miliar. Ia resmi membela klub asal Malang, Jawa Timur ini pada tahun 2012. Ia mengawali karier di Arema dengan hattrick kala melawan Persidafon Dafonsoro yang berakhir 5-2.
Kariernya di Arema membanggakan meski umurnya saat bergabung memasuki usia 35 tahun. Umur yang riskan. Tak ada masalah bagi Cristian, justru kekuatan fisiknya tetap terjaga walaupun terlihat gempal. Selain fisik yang prima, Cristian terkenal kemampuannya dalam menendang, penempatan posisi, dan sundulan dalam mencetak gol.
Bersama Arema, ia telah memberikan beberapa gelar di berbagai ajang turnamen; di anataranya juara Piala Gubernur Jatim 2013, SCM Cup 2015, Piala Menpora 2013, Inter Island CUP 2014, dan Piala Bhayangkara 2016. Satu lagi cita-citanya, ia ingin mengantarkan Klub Singo Edan ini menjadi juara Liga Indonesia. (AC/DN)
KELUARGA
Orang Tua : Eduardo Alfaro dan Meriam Gonzales.
Istri : Eva Nurida Siregar
Anak : Fernando, Florencia, Amanda Gonzales, dan Michael
KARIER
Klub Penarol Uruguay (1988-1991)
Sud Amerika (1994-1995)
Timnas Uruguay U-20 (1994-1996)
Huracan de Carientes Argentina (1997)
Deportivo Maldonado (2000-2002)
PSM Makassar (2003)
Persik Kediri (2005-2008)
Persib Bandung (2009-2011)
Timnas Indonesia (2010)
Persisam Putra Samarinda (2011-2012)
Arema Cronus (2012-Sekarang)
PRESTASI
Klub
Juara 1, Liga Indonesia 2006-2007
Juara 1, Piala Gubernur Jatim 2013
Juara 2, Trofeo Persija 2012, 2015
Juara 1, SCM Cup 2015
Juara 1, Piala Menpora 2013
Juara 1, Inter Island CUP 2014
Juara 2, Bali Island Cup 2015, 2016
Juara 1, Piala Bhayangkara 2016
Juara 2, Torabika Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016