Sukses jualan batik Pekalongan mengantarkannya ke pentas nasional. Ia didapuk untuk memimpin Partai Amanat Nasional hingga ditunjuk Presiden Jokowi menjadi ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional.
Kesuksesannya diraih dengan kerja keras. Banyak tantangan yang dihadapinya dan bisa diselesaikan dengan baik.Jualan batik Pekalongan adalah langkah awal ia menuju bisnis lainnya. Mulai properti hinga media. Sukses sebagai pengusaha ia tak lupa membantu pihak yang memerlukannya.
Soetrisno Bachir, lebih akrab disapa Soetrisno atau SB, lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 10 April 1957. Ia berasal dari keluarga pedagang. Keluarganya sendiri anggota Muhammadiyah, tetapi ia memiliki garis keturunan NU dari pihak ayahnya.
Soetrisno banyak menghabiskan waktunya di Pekalongan. Mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Sebelumnya, ia pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta, tapi tidak selesai. Ia menuntaskan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan (Unika), Jawa Tengah.
Saat kuliah, pada 1976, ia pun mencoba mempraktikkan ilmu ekonominya. Ia berjualan batik, produk khas Pekalongan. Ia sudah mulai usaha pada usia 19 tahun. Usaha batiknya ia jalani selama empat tahun.
Setelah itu, pada 1981, ia bersama sang kakak, Kamaluddin Bachir, membangun usaha baru di bidang properti. Ia mendirikan Ika Muda Group yang bergerak dalam bidang properti. Dengan grup itu pula dia merintis usaha di bidang surat kabar.
Soetrisno kemudian mengembangkan bisnis lainnya di berbagai bidang; eksport-import, biro perjalanan, perkebunan, tambak udang, cold storage and processing, industri rotan, dan hatchery.
Sukses di dunia bisnis, ia coba terjun ke dunia politik. Awalnya, hanya sebagai donatur seperti sebelum-sebelumnya menjadi pemberi dana pada setiap kegiatan sosial dan keagamaan.
Dalam politik, ia banyak membantu kegiatan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia selalu hadir di samping untuk membantu finansial kegiatan dan kampanye pemilu 1999. Setelah kepemimpinan Amien Rais berakhir pada 2005, ia diminta menjadi ketua umum PAN.
Sebagai seorang pengusaha, SB awalnya tidak terlalu menunjukkan minat yang besar ketika diminta ikut bersaing dalam kongres PAN menggantikan Amien. Tapi, dia selalu ingat pesan ibunya yang menatakan agar selalu membantu Pak Amien.
Selain pesan ibunya, ia juga ingin mengabdikan perjuangannya untuk Indonesia. Soetrisno pun akhirnya terpilih dalam kongres sebagai Ketua umum PAN periode 2005-2010. Ia menegaskan partai modern memerlukan kerja nyata yang sistematis yang mampu memahami secara detail kebutuhan masyarakat Indonesia.
Setelah tak jadi ketua Umum PAN, ia kembali aktif di dunia sosial dan bisnisnya. Namun, lima tahun kemudian, ia diminta lagi aktif di PAN. Pada 2 Maret 2015 di Kongres IV PAN di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, ia terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Majelis Pertimbangan (MPP) PAN. Sementara ketua umum barunya Zulkifli Hasan menggantikan Hatta Rajasa.
Beberapa bulan menjabat ketua MPP PAN, pada tahun 2016, ia kemudian diminta Presiden Joko Widodo menjadi Ketua ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN). Ia ditunjuk menjadi ketua KEIN karena pengalamannya di dunia usaha agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. (*)
KELUARGA
Istri : Anita Rosana Dewi
Anak : Meisa Prasati
Layaliya Nadia Putri
Marisara Putri
Muhammad Izzam
PENDIDIKAN
Sekolah Dasar, Pekalongan, 1969
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Pekalongan, 1972
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Pekalongan, 1975
S1, Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta, (tidak tamat)
S1, Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan (Unika), Pekalongan
KARIER
Pengusaha Batik 1976-1980
Vice President Direktor Ika Muda Grup
Presiden Direktur Grup Sabira
Ketua Umum DPP PAN 2005-2010
Ketua Majelis Pertimbangan PAN 2015
Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) 2016-2019