Menjalani bisnis di Batam, pria asal Padang ini sukses di dunia bisnis dan politik. Mulai dari anggota DPRD, wakil walikota, anggota DPR RI, hingga menjadi menteri.
Asman Abnur lahir di Ranah Minang, tepatnya di Pariaman, 2 Maret 1961 dari pasangan H. Aburuddin Hamzah dan Hj. Nurcahya. Ayahnya merupakan salah satu pedagang emas di Tanjung Pinang dan Batam.
Asman menyelesaikan sekolahnya di SMEA Tanjung Pinang. Setelah itu, Asman Abnur melanjukan pendidikanya ke Universitas Andalas, Padang, mengambil program D3, jurusan Akuntansi. Sedangkan, gelar sarjana ekonominya ia raih pada tahun 1990 di Universitas Ekasakti Padang.
Seperti orang Padang pada umumnya, jiwa berdagang dan berwirausaha pun mengalir ke darah bapak dua anak ini. Asman Abnur sempat melanjutkan bisnis orang tuanya berjualan emas. Dari usaha tersebut, berkembanglah usaha-usaha lainnya seperti beberapa unit SPBU, restoran, Bank Perkreditan Rakyat konvensional dan syariah, pusat kebugaran fitness lapangan futsal, apotek, serta money changer. Bisnisnya pun melebar antara Batam, Jakarta, dan Singapura.
Selain berdagang, ia juga mengajar akuntansi di Sekolah Menegah Kejuruan Terapan Atas (SMKTA) Kartini Batam. Suami dari Dra. Zasjuniarti ini pun pernah menduduki berbagai posisi penting di antaranya Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Batam, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Konseptor dan Ketua Tim Pengkajian Free Trade Zone (FTZ) Batam, dan Ketua BAZIS Batam.
Selain menekuni dunia wirausaha, Asman Abnur pun terjun ke ranah politik. Ia mengawali kariernya di DPRD Batam periode 1999-2004 menduduki Komisi B yang mengurusi perdagangan, pariwisata dan industri. Setahun berjalan, ia dipercaya menjadi Wakil Walikota Batam 2001. Namun, ia mengundurkan diri setelah 2 tahun menjabat karena ingin mewakili rakyat di DPR-RI pada Pemilu 2004.
Asman berhasil menduduki kursi DPR-RI di bawah naungan fraksi PAN pada tahun 2004. Di DPR-RI sendiri, ia mejabat sebagai Wakil Ketua Komisi XI yang mengurus bagian keuangan, perbankan dan lembaga non-perbankan selama 1 periode. Sedangkan dalam struktur partainya sendiri, Asman menjabat sebagai Bendahara Umum PAN (2005-2010).
Pada Pemilu 2009, Asman kembali terpilih menjadi Wakil Ketua Komisi X DPR-RI. Selama menjabat, banyak pula yang telah ia lakukan di antaranya, Asman berhasil merenovasi ruang kelas tingkat SMP seluruh kepulauan Riau dan memberikan Bantuan kepada 500 Siswa Miskin. Di tahun 2013 tercatat sudah 10.000 lebih bantuan untuk siswa miskin dikerahkan.
Pada pemilu tahun 2014, Asman kembali terpilih menjadi anggota DPR-RI dari Dapil Kepri dengan perolehan suara terbanyak sebesar kurang lebih 90.000 suara. Ia pun kembali menduduki kursi Wakil Ketua Komisi IX mengurusi bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan.
Karier Asman di partai pun naik. Ia diberi amanah sebagai wakil ketua umum hasil Munas PAN 2015. Asman juga didaulat menjadi Ketua Tim Pemenangan Pilkada yang serentak dilaksanakan Desember 2015.
Seiring kebijakan PAN berkoalisi dengan pemerintah, PAN mendapatkan jatah kursi menteri. Pada perombakan (Reshuffle) Kabinet Kerja Jilid II pada 27 Juli 2016, Presiden Joko Widodo mencopot 13 menteri. Asman Abnur pun terpilih sebagai Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menggantikan Yuddy Chrisnandi.
KELUARGA
Istri : Dra. Zasjuniarti
Anak : 2 anak
PENDIDIKAN
SMEA, Tanjung Pinang (1979)
D3 Fakultas Ekonomi, Akutansi Universitas Andalas, Padang (1983)
S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Ekasakti, Padang (1990)
S2 Magister Sains (Msi) Universitas Airlangga, Surabaya (2004)
KARIER
Pedagang emas, Batam
Ketua Asosiasi Perdagangan Valuta Asing Batam (1990-1992)
Ketua HIPMI Batam (1995-1998)
Ketua KADIN Batam (1999-2004)
Ketua Tim Pengkajian FTZ Batam (2000-2004)
Ketua BAZIS Batam (2000-2004)
Anggota DPRD Kota Batam (2000-2001)
Wakil Walikota Batam (2001-2003)
Wakil Ketua Komisi XI DPR-RI (2004-2009)
Wakil Ketua Komisi X DPR-RI (2009-2014)
Ketua Panitia Kerja (Panja) BUMN
Ketua Yayasan Masjid Jabal Arafah
Wakil Ketua Komisi XI DPR-RI (2014)
Ketua Tim Pemenangan Pilkada Serentak (2015)
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (2016)